0.2

3.4K 485 73
                                    

"Kasian banget sih lo ditolak sama anak semanis dia." ujar Doyoung meratapi momen beberapa saat lalu. Dia nyeruput kopi yang dibelinya tadi dengan pandangan yang tertuju pada Haruto.

Sementara obyek yang dilihat enggak peduli, goyangin minuman hangat di tangannya dengan pandangan menerawang. Wajah imut pelayan kafe yang dilihatnya tadi enggak bisa luput dari benaknya.

**

"Gue mau lo."


"Hah? Maaf aku enggak ada di menu kafe ini kak, hehe. Silahkan pesan yang lain!"


**

Goblok banget kan.

Sumpah Haruto itu greget parah deh sama doi barunya. Dia pertamakalinya ketemu sama orang sepolos itu.


'Jadi makin pengen ngajak pacaran deh, hehe.' batin Haruto gemes.


"Lo jangan mikirin dia aja deh. Ntar susah moveonnya, jugaan dia keliatan bukan tipe cowok yang suka pacaran." nasehat Doyoung dengan wajah sedang berpikir. Haruto mengendikkan bahu, jelas banget enggak mikirin kata - kata Doyoung yang kalau dipikir lagi pasti ada benernya.

"Halah banyak bacot lo bambang. Mending bantu gue mikir teknik ampuh buat ngajakin doi baru gue jalan!" seru Haruto berapi - api. Matanya natap Doyoung dengan pandangan lo-enggak-usah-ngebantah-gue.

Doyoung naikin alisnya, "Bukannya lo hari ini nyeret gue ke kampus biar rujuk sama Yedam?" Haruto spontan noleh.

"Hah? Oh, jadi kalian beneran berantem. Ah elah ada - ada aja. Mending cepetan baikan terus bantuin gue nyari info doi." jawab Haruto dengan nada males tapi semangat di kalimat terakhir.

Doyoung natap Haruto dengan mata menyipit pertanda kalau dia enek sama sahabatnya itu.

"Udahlah serah lo aja."


***

"Woo, lo enggak bisa banget sih bales gombalan orang!" serang Yoonbin yang kesal sekesal - kesalnya nginget kejadian di counter tadi.

Jeongwoo yang lagi ngerapiin uang di kasir loncat saking kagetnya. Suara Yoonbin yang enggak biasanya dipake teriak itu melengking dengan engga indah banget, menulikan telinga istilahnya.

Hyunsuk yang bawa semangkuk blueberry dan satu tray berisi es krim rasa mint ketawa. "Lo udah tau banget lah gimana wataknya si uwoo. Anget - anget tapi engga peka, haha!" timpal Hyunsuk nenangin Yoonbin yang emosi.

Jeongwoo cuma ngeliat dua seniornya yang lagi ngomong satu sama lain itu dengan tatapan aneh. Dia anget? Dikira teh panas kali ya, terus engga peka? Kapan coba Jeongwoo engga pekanya?

"Kapan aku engga peka, kak?" tanya Jeongwoo dengan ekspresi tanpa rasa bersalah. Yoonbin mijit batang hidungnya yang seketika diserang semut sementara Hyunsuk ketawa makin keras sambil megang perut.

Orang terakhir yang juga heran sama keadaan di kafe adalah Minhyun. Cowok itu geleng - geleng heran, "Kalian itu emang gaje. Dirasukin apa sih gue pas nerima kalian..."

Hyunsuk dan Yoonbin spontan nunjukkin ekspresi asem sementara Jeongwoo masih sibuk rapiin uang di kasir tanpa peduli sama keadaan di sekitarnya.

Termasuk Haruto.




***


"Apa? Doi Haruto karyawan kafe?" tanya Junkyu yang baru aja dateng dan langsung nyamper ke kelas mereka. Jadi lima orang cogan kampus -termasuk Junkyu dan Doyoung- punya kelas pertama bareng tiap hari. Mereka juga nempatin dorm bareng berlima.

"Mantap bener dah si Naruto. Gimana mukanya?" tanya Jihoon penasaran. Doyoung berpikir sejenak, "Dia imut, manis, dan ramah. Senyumnya engga bisa dipungkiri sih manis banget, yang liat pasti langsung kepincut deh."

Yedam yang sedari tadi jadi pendengar doang ngedengus. "Giliran yang manis mah dibaikin. Pacar sendirinya engga diurusin. Tai unta emang," sindir Yedam yang ngena banget. Junkyu dan Jihoon nahan tawa sementara Haruto ketawa keras.

Itulah dua tipe orang di dunia saat nanggepin sindiran yang nancep.

Doyoung cemberut terus deketin Yedam yang lagi malingin muka. Ditangkupnya muka Yedam dengan tangan dan mereka tatapan sesaat. Kemudian keduanya senyum lalu ketawa.

"Tara! Baikan deh! Yeay!" sorak Haruto bak cheerleader yang baru dikasi senyuman maut sama salah satu pemain basket yang hot.

Junkyu muter matanya jengkel, "Yaelah. Enggak seru banget sih, berantem kek lamain!" Dia dapet tamplakan keras di lengan dari Jihoon dan tos dari Haruto yang satu kubu.

"Eh by the way, doi lo kerja dimana, To?" tanya Jihoon tiba - tiba.

"Kafe Xihua, napa?" tanya Haruto penasaran. Mungkin aja dewi fortuna bakal berpihak ke dia.

"Temen gue juga kerja di sana kampang!"






"MASA?! DEMI APA LO?! BANTUIN GUE KENALAN FAK!1!1!1!1!1!1!1!1!1!1!"







***



"Uwoo, hengpon kamu daritadi nge-dj terus tuh. Angkat kek, bikin meja ikutan dangdutan nih!" teriak Hyunsuk dari ruang staff dengan nada kesel. Jeongwoo kaget denger namanya kepanggil terus tanpa babibu langsung melesat ke bagian belakang kafe.

"Bukan hengpon tapi handphone, goblok." Yoonbin dengan baiknya mengoreksi saudara Hyunsuk yang udah salah tapi masih pede juga.

"Diem aja lo, gerobak bakso! Mending urusin tuh es krim buat besok!" ucap Hyunsuk sewot yang dihadiahi dengan sentilan di dahi dari oknum Yoonbin.

Jeongwoo ngeliat ponselnya seusai ngelap tangan dengan handuk di dalam lokernya. Matanya membulat sempurna begitu sadar siapa yang nelpon dari tadi. Jarinya mencet satu pesan yang baru aja masuk.

Isi pesan itu bikin Jeongwoo makin panik. Dia segera nyari kontak di buku kontak dan mencet kontak orang yang dicarinya.

"Halo, ma. Papa kenapa?"

***






A/N: hajeongwoo selalu di hati~

Xihua Cafe; HajeongwooWhere stories live. Discover now