PAST : Twenty Four.

585 135 22
                                    

Recommendation : 'Beautiful' by Pentagon (Prod. Jung Ilhoon) or play the multimedia while reading

×××

Dengan mata tertutup selembar kain hitam, Yeeun hanya bisa melingkarkan kedua tangannya ke leher Chan dan membiarkan pemuda Bang itu membawanya ke gazebo yang ada di pinggir lapangan.

Yeeun sebenarnya tak mengerti kenapa kedua matanya harus ditutup padahal ia sudah tahu kemana Chan akan membawanya, tetapi ia tak bisa memprotes ketika Chan mengancamnya dengan tidak memberikan izin agar ia bisa bermain bersama Berry. Maka gadis itu hanya bisa pasrah di gendongan si pemuda Bang.

“Kita sudah sampai?” tanya Yeeun ketika dirasanya langkah Chan yang sudah berhenti.

“Sudah,” jawab Chan.

“Berarti kainnya sudah boleh kubuka?”

“Biar aku yang buka, Noona.” Dari suaranya, Yeeun mengenali bahwa itu adalah Changbin. Yeeun kemudian menganggukkan kepala dan membiarkan pemuda yang lebih muda dua tahun itu melepas kain hitam yang menutupi kedua matanya.

Ketika kain terlepas Yeeun tak dapat langsung membuka kedua matanya akibat cahaya matahari yang siang itu cukup menyilaukan. Butuh waktu kurang lebih setengah menit untuk Yeeun bertoleransi dengan cahaya matahari sebelum menemukan teman-temannya yang berdiri tepat di belakang kursi roda yang ada di tengah-tengah gazebo.

Surprise!!!”

“Ini ....” selama beberapa saat Yeeun kehilangan kata-katanya. Gadis itu hanya bisa menatap kursi roda dan temannya satu persatu dengan tatapan tidak percaya. Hingga kemudian tatapan gadis itu tertuju pada Chan yang masih setia menggendongnya. “… untukku?” tanya Yeeun ragu.

Chan mengangguk sementara Changbin yang masih berdiri di dekatnya menyahut, “Untuk Yeeun-noona kesayangan Changbin, dong!”

Kursi roda itu kemudian didorong oleh Sangyeon dan Chan dengan hati-hati menurunkan Yeeun  dari gendongannya agar berpindah ke kursi roda.

“Kursi roda ini dari kita semua buat kamu,” masih dalam keadaan berjongkok namun dengan posisi berhadap-hadapan Chan menjelaskan, “Kita semua sama-sama beli kursi roda ini supaya kamu bisa lebih bebas beraktivitas tanpa harus nunggu Deokmi Ajhumma atau aku pulang.”

Minggu lalu, sejak insiden dimana Yeeun tiba-tiba terjatuh, dokter mendiagnosis jika saraf-saraf di kedua kaki Yeeun melemah. Kemungkinan besar disebabkan oleh sel-sel kanker yang selama ini mendiami tubuhnya serta efek samping dari kemoterapi yang dijalaninya. Berbagai upaya dilakukan agar Yeeun bisa kembali berjalan, tetapi untuk saat ini Yeeun hanya bisa bergantung pada Chan yang dengan senang hati menggendongnya kesana-kemari.

Sebenarnya sejak dulu Yeeun tak begitu suka berpergian, terlebih setelah kakinya tak lagi bisa dibuat berjalan, keinginannya untuk berjalan seakan hilang. Namun Chan yang setiap harinya datang tak pernah lelah mengajaknya berpergian. Alasannya agar ia tak merasa bosan.

Maka setiap hari pula Chan tak pernah lelah menggendongnya. Entah itu hanya untuk pergi ke ayunan yang berada di halaman, ke rumah keluarga Bang untuk bermain dengan kedua adik dan anjing kesayangan Chan, atau ke gazebo yang ada di pinggir lapangan seperti sekarang.

Yeeun tak pernah berpikiran untuk membeli kursi roda. Selain karena dipikirnya takkan terlalu berguna, Yeeun tak ingin merepotkan Deokmi Ajhumma yang sekarang harus bekerja ekstra untuk membiayai kehidupan sehari-hari mereka. Namun siapa sangka bahwa teman-temannyalah yang akan membelikan kursi roda itu untuknya.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionWhere stories live. Discover now