PAST/PRESENT : Twenty Nine.

323 80 26
                                    

Hi? Udah lama, ya? Semoga masih ada yang mau menikmati cerita ini^^

Oh ya bab kali ini part Past sama Presentnya digabung, untuk membedakan part Past adalah yang diitalic, semoga temen-temen gak bingung ya hehehehe

Jadi, selamat menikmati~!

×××

"Chris."

Pemuda yang namanya dipanggil itu terus bergeming. Tak kunjung beri sahutan atau sekedar tanda bahwa ia mendengar panggilan tersebut. Matanya fokus pada layar monitor serta lembar-lembar dokumen yang menumpuk di mejanya.

"CHRIS!"

Panggilan yang entah sudah keberapa kalinya itu kini meninggi. Yeeun yang merupakan pelaku pemanggilan yang berada di ambang pintu mendengus sebal karena tak jua mendapat sahutan.

"Jangan sampai aku pukul ya, Chris."

Chan tetap bergeming di tempatnya. Membuat gadis dengan sumbu pendek itu menghitung mundur dari tiga sampai satu sebelum tangannya meraih susunan lego yang ada di sekitar sana kemudian melemparkannya ke arah Chan.

BUGH! "Akh!"

Berhasil! Lemparannya telak mengenai pelipis Chan hingga sang pemuda memekik dan--akhirnya--menoleh.

"Aku lagi sibuk." Ucapnya. Nada bicaranya terdengar begitu dingin.

"Tapi kita belum selesai bicara."

"Kita bicarakan itu lagi nanti karena sekarang aku sibuk. Kamu bisa main sama Berry dan Lucas di halaman belakang atau minta Hannah mengantarmu pulang kalau kamu bosan di sini." Tutur Chan yang kembali mengalihkan pandangan ke layar monitor di depannya.

"Aku bilang kita belum selesai bicara."

"Iya, tapi aku sibuk--"

"Aku bukan anak kecil yang bisa kamu bohongi, Chris! Aku tahu kamu daritadi cuma pura-pura sibuk."

Chan menghela napas panjang kemudian memejamkan matanya. Apa yang dikatakan Yeeun memanglah benar. Dia hanya berpura-pura. Dia tidak sibuk. Tidak ada lagi yang bisa dia kerjakan. Semuanya sudah selesai.

Namun, Chan ingin menghindari topik pembicaraan yang Yeeun bahas di ruang tengah beberapa saat lalu sebelum ia berpamitan dengan alasan pekerjaan.

CTAK!

Chan sontak membuka matanya dan menengok ke arah Yeeun yang terlihat berusaha menaiki undakan ruang kerja Chan dengan kursi rodanya.

"Kamu enggak mau bantuin?" satire Yeeun yang membuat Chan mau tak mau bergerak untuk membantu sang tunangan. Sekesal dan seburuk apapun suasana hatinya, Chan tetap tak bisa melihat Yeeun kesusahan dan akan menuruti apapun keinginannya.

"Sakit?"

Chan menghentikan gerakannya saat tiba-tiba Yeeun ajukan tanya dengan salah satu tangannya mengusap pelipis Chan.

"Merah. Aku lemparnya terlalu keras, ya?"

Chan tersenyum kecil. Ia beri gelenggan kepala dan kembali melanjutkan kegiatannya sampai kursi roda Yeeun berhasil masuk ke ruang kerjanya.

"Bohong. Kalau merah pasti sakit. Sakit, 'kan?"

"Tadi sih iya, tapi sudah hilang sakitnya."

Stand by Me - Stray Kids FanfictionWhere stories live. Discover now