PAST : Twelve.

887 192 16
                                    

Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya.

Si bocah Bang kini tak lagi bisa disebut bocah karena nyatanya dia sudah beranjak remaja. Chan kini duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah pertama dan sedang disibukkan dengan persiapan-persiapan ujian akhir untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Jadwalnya teramat padat. Chan bahkan beberapa kali harus merelakan waktu liburnya hilang hanya untuk pergi ke akademi agar mendapat pelajaran tambahan.

Meski begitu, Chan selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah keabuan milik Yeeun setiap hari. Anak perempuan yang sekarang lebih pantas disebut gadis itu sudah banyak berubah.

Selain tumbuh menjadi gadis yang cantik, Yeeun pun tumbuh dengan kepribadian yang jauh lebih baik. Sekarang ini dia jauh lebih terbuka, ramah, dan mau membantu sesama, sangat berbanding terbalik dengan masa kecilnya yang bahkan enggan menatap orang lain.

Selain itu, Sangyeon dan teman-temannya pun tak pernah lagi ragu untuk berkunjung ke rumah Yeeun dan mengajaknya keluar. Hubungan mereka tak lagi canggung. Mereka bahkan sudah beberapa kali menghabiskan waktu bersama di pantai. Hannah--adik perempuan Chan--juga sering turut serta. Di sana mereka hanya akan bersenang-senang sampai senja menjelang sebelum makan dan akhirnya pulang dengan membawa kenangan indah yang takkan pernah dilupakan.

Namun berbeda dari biasanya, Minggu lalu Chan tidak turut serta bersama mereka. Hari itu Chan lebih memilih mengerjakan tugas kelompok di perpustakaan kota. Hal tersebut tentu saja membuat Yeeun kesal hingga akhirnya merajuk selama empat hari lamanya.

Bukannya Yeeun tak mau mengerti, hanya saja yang mengajak mereka untuk pergi hari itu adalah Chan dan Chan baru memberi kabar bahwa ia tidak bisa ikut beberapa saat sebelum mereka berangkat.

Maka hari ini, setelah Sangyeon memberitahu, Chan langsung berlarian ke rumah Yeeun begitu turun dari bus.

Chan yang masih menggunakan seragam sekolah lengkap dengan tasnya menghela napas lega begitu menemukan Yeeun yang terduduk di ayunan yang ada di halaman rumahnya.

Gadis yang sedang menikmati hangatnya sinar matahari sore itu tampak damai memejamkan mata. Chan terlebih dahulu menyiapkan mochi ice cream yang sempat dibelinya di minimarket sebelum kembali merajut langkah dekati Yeeun di ayunannya.

"Annyeong, Yeeun-ah!"

Chan menyapa usai mengambil tempat kosong tepat di samping Yeeun yang sempat membuka mata untuk meliriknya. Gadis itu benar-benar hanya meliriknya sesaat sebelum kembali memejamkan mata. Tak sedikit pun memiliki niat untuk membalas sapaan Chan seperti hari-hari biasanya. Ingat, dia sedang merajuk dan enggan bicara pada pemuda di sampingnya.

"Jadi kamu beneran ngambek, ya?" Chan berujar pelan. Yeeun di sampingnya masih sangat abai. "Maafin aku dong, aku beneran enggak maksud buat ingkar. Aku janji lain kali aku enggak akan gitu lagi. Aku ..."

Di tempatnya, Yeeun masih diam. Masih tak memiliki niat untuk menanggapi semua penjelasan Chan yang panjang lebar. Dia bahkan sama sekali tidak berusaha menghentikan semua penjelasan Chan seperti yang dia lakukan saat kecil dulu. Dia akan membiarkan Chan terus bicara hingga lelah. Dan nanti juga akan berhenti dengan sendirinya.

"Yeeun-ah..." Chan yang hampir frustasi karena Yeeun tak jua menanggapi untuk kesekian kalinya memanggil nama si gadis.

"Park Yeeun ... Yeeun-ie ..." Chan tak mau menyerah begitu saja. Jari telunjuknya kini bergerak menutuli pipi Yeeun. Namun sepertinya gadis itu tak terganggu sama sekali. Dia masih terus diam tanpa menanggapi. Tak kehilangan akal, Chan kemudian membawa mochi ice cream yang sedari tadi ada di tangan ke pipi gadis itu.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang