PRESENT : Eleven.

859 190 12
                                    

TIN! TIN! TIINNN!!!

Sangyeon hanya bisa menghela napas kasar setiap kali Chan mengulurkan tangan untuk menekan klakson secara brutal. Sangyeon sudah beberapa kali berusaha menghentikan dan meminta Chan untuk sabar, tetapi pemuda itu sama sekali tak mau mendengarkan.

"Why not move?! Move fast, shit, MOVE!!!"

"Chan, your language!"

Sangyeon mati-matian mengontrol emosinya untuk menghadapi sikap Chan yang kembali kalut. Sudah setengah jam mobil yang sebenarnya dikendarai oleh Sangyeon tak bergerak di jalanan. Mereka terjebak macet karena menurut berita lalu lintas yang terputar di radio ada sebuah truk pengangkut bahan pangan yang mengalami kecelakaan tunggal dan menutupi hampir seluruh badan jalan.

Mobil hitam mewah itu sama sekali tak bisa bergerak. Mau balik arah pun agaknya mustahil karena antrean mobil di belakang sana sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Mereka tak punya pilihan lain selain menunggu sampai truk pengangkut bahan pangan itu dievakuasi. Namun sepertinya Chan sudah kehilangan kesabaran. Pemuda itu terus menekan klakson seraya melontarkan kalimat penuh umpatan entah pada siapa.

"Tenanglah sebentar, Chan."

"Gimana aku bisa tenang kalo kita sudah setengah jam di sini?! Aku harus secepatnya tiba di Seoul but this shit traffic soㅡ"

"Kamu marah-marah kayak sekarang pun enggak bakal bikin mobil kita jalan, Chan!" Sangyeon kembali hela napas kasar kemudian menyingkirkan tangan Chan yang ada di atas klakson, "dan jaga bahasamu karena ada Hannah di sini."

Chan melirik Hannah melalui spion tengah mobil sebelum mengusap wajahnya gusar, "Sorry. Tapi aku beneran enggak mau terlambat."

Di kursi penumpang belakang, Hannah hanya bisa diam. Setelah tadi sempat bertukar tatap dengan Chan melalui spion, Hannah dapat mengerti apa yang tengah Chan rasakan. Bahkan jika Hannah bertukar posisi dengan sang kakak mungkin Hannah akan melakukan hal yang sama. Atau mungkin lebih nekat dari itu.

Sejujurnya saat ini pun Hannah juga merasa kalut. Jadwal penerbangan mereka sebentar lagi tiba, tetapi sama sekali belum ada tanda-tanda mobil mereka akan bergerak menuju bandara. Jika mereka tertinggal penerbangan satu ini maka mereka harus menunggu penerbangan selanjutnya besok pagi. Dan Hannah tidak mau hal itu sampai terjadi. Hannah ingin mereka tiba malam ini juga.

Melepaskan pandangan dari ponsel yang menampilkan jadwal penerbangan, Hannah menatap keluar jendela mobil untuk mencari jalan pemecahan. Beberapa saat kemudian, Hannah menemukan pemandangan dimana beberapa orang keluar dari mobil dan berlari untuk melewati kemacetan. Hannah pikir berlari seperti itu bukanlah ide yang buruk.

Maka Hannah dengan cepat memajukan tubuhnya ke depan untuk memberitahukan hal tersebut pada Chan.

"Kalian yakin mau berjalan?" Sangyeon bertanya ketika Chan langsung menyetujui ide Hannah tanpa berpikir dua kali.

"Enggak ada cara lain, Oppa. Lagipula kita cuma jalan sampai ngelewatin area macet, kok. Nanti kita bakal langsung cari taksi buat lanjut ke bandara."

"Kalau gitu pastiin enggak ada barang kalian yang ketinggalan. Khususnya dokumen perjalanan." ucap Sangyeon setengah menyindir.

Chan sedikit mencebik sebelum mengemasi barang-barangnya dan segera keluar dari mobil hitam mewah yang kini Chan serahkan sepenuhnya pada Sangyeon. Untungnya barang yang mereka bawa tak banyak, baik Chan maupun Hannah masing-masing hanya membawa satu ransel ukuran sedang hingga tidak akan memberatkan keduanya selama dalam perjalanan.

"Kabarin aku kalau kalian sudah dapat taksi dan sampai bandara." Sangyeon berpesan.

"Iya."

"Kabarin aku juga semua perkembangan Yeeun di sana."

Stand by Me - Stray Kids FanfictionWhere stories live. Discover now