PAST : Three.

1.1K 241 3
                                    

"The man cannot break his promise."

Adalah ucapan Tuan Bang yang senantiasa ditanamkan pada anak-anaknya. Maka tak heran jika sudah sedari kecil Chan tidak pernah mengingkari janji-janjinya. Baik itu janji yang ia buat dengan orang lain maupun janji yang ia buat untuk dirinya sendiri.

Itulah kenapa keesokan harinya Chan benar-benar kembali. Sesuai dengan apa yang ia ucapkan pada Yeeun.

Chan kembali dengan langkahnya yang seringan kapas disertai senyum dan lesung pipi yang terpatri. Jangan lupakan treasure box kesayangannya yang berisi berbagai macam lego serta beberapa mainan kecil di dalamnya.

Chan bahkan tak hanya kembali untuk hari itu saja, tetapi ia juga kembali untuk hari-hari selanjutnya. Ia akan selalu kembali untuk menemani si anak perempuan yang entah kenapa selalu sendirian.

Terkadang keduanya terlihat duduk di ayunan yang ada di halaman rumah Yeeun. Di sana Chan akan sibuk menyusun lego-legonya sementara Yeeun hanya diam memandangi langit yang berubah-ubah tiap waktu. Boneka beruang ada di pelukan ketika Yeeun memejamkan mata untuk menikmati hangatnya sinar matahari yang menerpa kulit.

Anak perempuan itu baru membuka mata ketika Chan menunjukkan satu susunan lego yang berhasil dirangkai. Nantinya Chan akan mengoceh tentang susunan lego tersebut mulai dari bentuk, kisah, hingga filosofi yang sebenernya tak begitu Yeeun hiraukan. Karena jujur saja, ia tak peduli. Terlebih ketika Chan memberi nama-nama aneh pada setiap lego yang nantinya berakhir di atas nakas samping tempat tidur Yeeun, entah bagaimana caranya.

Tak jarang pula Chan menghabiskan waktunya di ruang tengah rumah Yeeun. Di sana Chan juga akan menyusun lego, ditemani makanan ringan dan minuman segar buatan Deokmi Ajhumma. Bedanya, di sana Chan tidak pernah menyelesaikan susunan lego-legonya, karena Chan akan lebih fokus memperhatikan Yeeun yang sibuk menggambar dengan krayon-krayon miliknya sendiri.

Chan tak segan-segan mengakui bahwa anak perempuan itu sangat hebat ketika menggambar. Dia sungguh berbakat. Tak pernah sekali pun Chan melihat Yeeun kesulitan ketika menggambar sesuatu. Hasilnya pun selalu memuaskan. Apalagi ketika anak perempuan itu menggambar hamparan langit dan ragam galaksi yang begitu indah.

Chan bahkan selalu bisa dibuat tersenyum dengan melihat gambar-gambar anak perempuan itu. Hanya saja yang Chan tak bisa mengerti adalah ketika Yeeun selalu membuang gambar-gambarnya usai mendapat pujian.

"Kenapa dibuang?"

Pertanyaan Chan yang tidak pernah berubah sejak pertama kali melihat Yeeun membuang sendiri hasil karyanya. Meski sudah sering melihatnya, Chan masih saja terkejut ketika Yeeun serta merta meremas dan melempar kertas gambar tersebut ke tempat sampah.

"Aku enggak suka."

"Kenapa?" Chan bergerak mendekati tempat sampah yang menjadi tempat mendarat kertas gambar Yeeun tadi. Chan mengambil kembali kertas tersebut dan merapikannya dengan begitu telaten. "Padahal gambarnya bagus. Ku suka."

"Itu sebabnya aku enggak suka."

"Eh?"

Sayangnya, meski sudah sering menghabiskan waktu bersama, sikap Yeeun pada Chan tak juga berubah. Chan yang dengan senang hati menganggap Yeeun sebagai temannya tak pernah dianggap sama oleh si anak perempuan. Kehadiran Chan memang tidak pernah begitu saja diterima oleh Yeeun. Ia selalu menolak kehadiran Chan.

Jika bukan karena Chan yang selalu bersikeras untuk menemani Yeeun atau bukan karena Deokmi Ajhumma yang senantiasa membukakan pintu rumah dan menyambut kedatangan Chan, mungkin selamanya Yeeun akan menganggap Chan tak pernah ada.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionWhere stories live. Discover now