PRESENT : Thirty Two.

471 64 16
                                    

Last Chapter

×××

Pip.

Gadisnya masih hidup.

Pip.

Gadisnya masih bernapas.

Pip.

Jantung gadisnya masih berdetak. Chan bahkan bisa merasakan denyut nadi di tangan mungil yang senantiasa ada dalam genggamannya.

Pip.

Gadisnya masih hidup.

Pip.

Meski berulang kali dokter mengatakan jika usahanya hanya akan berakhir sia-sia. Meski berulang kali dokter mengatakan jika harapannya telah tiada.

Pip.

Gadisnya masih hidup.

Pip.

Sebab hanya itulah satu-satunya hal yang ingin Chan percaya.

“Ini sudah lebih dari dua hari, Chan! Sadarlah!”

“Yeeun masih hidup, Sangyeon! Jika aku membiarkan alat-alatnya dilepas aku sama saja dengan membunuhnya. Yeeun masih hidup dan dia akan terus hidup!”

“Chan—”

Hyung, sudah.”

Tepat sebelum tinju kedua mendarat di wajah Chan, Changbin menahan tangan Sangyeon sekuat tenaga. Pemuda yang merupakan sahabat dari Chan itu sudah tak lagi sanggup menahan emosinya.

Sejak tiba di rumah sakit dua hari lalu dan mendengar kondisi terakhir Yeeun, Sangyeon benar-benar tak mengerti dengan jalan pikir Chan.

Pemuda itu tak sedikit pun mau beranjak dari ruangan hanya untuk pastikan tak ada satu pun orang yang melepas alat-alat bantu dari tubuh Yeeun. Chan tak lagi mempercayai siapa pun.

Chan bahkan tak menerima sedikit pun asupan makanan. Chan benar-benar hanya duduk di samping tempat tidur Yeeun sembari menggenggam tangannya dan mengajaknya bicara tanpa peduli jika semua ucapannya hanya berbalas dengan erangan, dengkuran, atau sekedar bunyi ‘Pip’ dari mesin pendeteksi detak jantung.

“Chan … aku tahu gak bodoh. Aku tahu kamu juga menyadarinya. Jadi sudahi semuanya, Chan. Lepaskan Yeeun. Sudah seharusnya dia pergi.”

Chan menggelengkan kepalanya. “Enggak.”

“Kamu pasti lebih tahu dari semua orang. Kamu pasti tahu jika gak ada satu pun yang tersisa dari Yeeun. Kamuㅡ”

“LEE SANGYEON!”

“TUBUH YEEUN SUDAH KOSONG DAN KAMU TAHU ITU!”

“YEEUN MASIH HIDUP!”

Pip.

Gadisnya masih hidup.

Pip.

Chan hanya ingin mempercayai hal itu.

Tak peduli jika tubuh gadisnya benar-benar menyisakan tulang berlapis kulit. Tak peduli jika tubuh gadisnya sudah jauh lebih dingin. Tak peduli jika memar-memar di tubuhnya terlihat semakin mengerikan.

Tak peduli jika tubuh gadisnya telah kosong seperti yang Sangyeon katakan.

Pip.

Gadisnya masih hidup.

Pip.

Sebab gadisnya masih bernapas.

Pip.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionWhere stories live. Discover now