PAST : Sixteen.

765 159 9
                                    

"Chris ppabo..."

Di mata Yeeun dulu, Chan tidak lebih dari anak bodoh yang tiba-tiba mendatanginya dan mengajaknya berkenalan.

Di mata Yeeun dulu, Chan tidak lebih dari anak bodoh yang kembali mendatanginya di hari lain dengan membawa status pertemanan.

Di mata Yeeu  dulu, Chan tidak lebih dari anak bodoh yang terus mendatanginya dan mengajaknya keluar; ke lapangan, ke pantai, dan ke tempat lain yang tidak pernah Yeeun datangi sebelumnya.

"The man cannot break his promise. Itulah yang selama ini orang tua saya ajarkan."

Di mata Yeeun sekarang, Chan tetap tidak lebih dari anak bodoh yang masih terus kembali mendatanginya.

Di mata Yeeun sekarang, Chan tetap tidak lebih dari anak bodoh yang memilih tinggal alih-alih pergi menjauh.

Di mata Yeeun sekarang, Chan tetap tidak lebih dari anak bodoh yang senantiasa membelanya meski tahu bahwa sebenarnya Yeeunlah yang bersalah.

"Yeeun hanya ingin Anda menepati janji yang sudah Anda buat. Dan itu sama sekali bukan kesalahan yang harus mendapat hukuman apalagi tamparan seperti tadi, Tuan Park yang terhormat."

Di mata Yeeun dulu dan sekarang, Chan hanyalah anak bodoh yang sangat percaya bahwa apapun yang terjadi janji tetaplah janji yang harus ditepati.

"But the man can break his promise which is useless."

Berbanding terbalik dengan ayahnya yang terus membuat janji tanpa pernah sekalipun ditepati. Pun beliau akan terus memilih pergi alih-alih tinggal bersama anak kandungnya sendiri.

Hanya Chan yang bersedia untuk terus datang dan memilih tinggal alih-alih pergi.

"Chris ppabo..."

"Apa?" Yeeun mengangkat kepala dan menatap Chan yang sejenak menghentikan kegiatan menyusun legonya saat mendengar namanya dipanggil. "Tadi kamu manggil aku, 'kan?"

"Ck, ge-er," decak Yeeyn pelan sebelum mengembalikan pandangan ke menu makan siang yang sudah lebih dari lima belas menit ada dihadapannya. Menu makan siang itu masih utuh. Tak jua tersentuh. Sedari tadi Yeeun hanya memandanginya tanpa nafsu. Tak sedikit pun memiliki niat untuk sekedar mencicipi masakan Deokmi Ajhumma yang didominasi sayur-mayur itu.

Sejak kejadian pagi tadi, Yeeun memang tidak lagi berselera untuk melakukan sesuatu. Jangankan makan, untuk melanjutkan tangisnya saja Yeeun sudah tidak lagi berselera. Pikirannya terus melayang-layang entah kemana.

Yeeun pun sebenarnya sudah puluhan kali menyuruh Chan pulang. Mulai dari menggunakan nada rendah yang lembut sampai menggunakan nada tinggi yang memekakkan telinga, tetapi bukan Chan namanya jika ia tidak bersikeras untuk tetap menyusun lego di rumah si gadis sesuai rencana awalnya.

Hela napas terdengar sesaat sebelum Yeeun mendorong semua makanannya menjauh dari hadapan. Tanpa aba-aba gadis itu berdiri untuk tinggalkan ruang tengah jika saja Chan tidak dengan cepat meraih pergelangan tangan si gadis guna menahannya.

"Kamu mau kemana?" tanya Chan.

"Ke kamar. Aku mau istirahat. Kalau lego kamu sudah selesai langsung pulang saja.,," jawab Yeeun seraya mencoba membebaskan tangannya dari genggaman Chan.

Namun sekali lagi, bukan Chan namanya jika ia langsung menyerah. "Tapi kamu belum makan, loh."

"Aku enggak lapar."

"Minggu kemarin 'kan dokter sudah bilang kalau kamu enggak boleh lewatin jam makan. Perut kamu harus selalu keisi."

"Tapi aku enggak lapar."

Stand by Me - Stray Kids FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang