PAST : Twenty Seven.

382 96 8
                                    

Hela napas lega terdengar tepat setelah Chan menutup laptopnya.

Direnggangkannya otot-otot tubuh yang terasa begitu kaku setelah seharian bekerja keras. Iya, seharian. Sejak pagi sampai jam dinding menunjukkan pukul dua dini hari Chan baru menyelesaikan pekerjaannya.

Jika bukan karena materi presentasi yang harus ditampilkan besok, mungkin saat ini Chan sedang tidur di penginapan keluarga Changbin yang ada di dekat pantai bersama Yeeun dan kedua adiknya setelah bersenang-senang sendirian.

Sayang seribu sayang, Chan harus berakhir di ruang kerja yang dulu adalah kamar masa kecilnya.

Beberapa saat usai meregangkan otot-otot tubuhnya, pandangan Chan bertemu dengan satu figura yang terpajang apik di sudut terbaik meja kerjanya. Senyum Chan seketika mengembang saat memandangi potret dirinya dan Yeeun yang diambil menggunakan kamera Yugyeom di ayunan.

Chan benar-benar tak menyangka jika waktu telah berlalu begitu cepat.

Rasanya baru kemarin foto itu diambil. Namun nyatanya pengambilan foto itu terjadi belasan tahun lalu. Anak perempuan yang tersenyum dalam pelukan Chan kala itu kini sudah tumbuh dewasa, begitu juga dirinya, begitu juga dengan teman-temannya.

Ah … Chan jadi rindu dengan gadisnya.

“Chris?”

Chan terperenjat mendapati seseorang memanggil namanya. Dengan cepat ia menoleh ke arah pintu dimana sang ayah yang memanggilnya berdiri.

“Astaga, Papa membuat Chris kaget.”

Tuan Bang tertawa pelan sebelum memutuskan masuk ke dalam ruangan, “Sorry. Tadi Papa kira kamu ketiduran di sini lagi.”

“Enggak, kok. Pekerjaan Chris baru saja selesai.”

“Kamu mau langsung tidur?”

Chan berpikir sejenak sebelum menggeleng, “Belum mengantuk, sih. Memangnya kenapa, Pa?”

“Sebenarnya ada hal yang ingin Papa bicarakan denganmu.”

"Soal apa?"

“Soal kakekmu dan . . .” Tuan Bang mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang ada. Pandangannya saat itu tak tertuju pada Chan yang menunggu lanjutan kalimatnya dengan penasaran, “Dan?”

“Dan perusahaan beliau.”

"Perusahaan Kakek kembali dalam masalah?"

Tuan Bang beri gelengan kepala, “Sebenarnya berkat bantuanmu waktu itu kondisi perusahaan kakek sudah jauh lebih baik. Hanya tinggal melakukan pembenahan sedikit sampai kondisi perusahaan kembali stabil seperti sebelumnya.”

“Lalu?”

“Chris, kamu tahu ‘kan saat perusahaan berada dalam masalah kemarin kondisi kakekmu langsung menurun?”

Tanpa ragu Chan beri anggukan kepala. Beberapa minggu lalu hampir seluruh keluarga Bang dibuat panik dengan berita Kakek yang tiba-tiba pingsan dan masuk rumah sakit. Nyonya Bang dan Hannah bahkan langsung terbang ke Australia untuk menjenguknya. Dan betapa terkejutnya mereka saat mengetahui bahwa perusahaan berada di ambang krisis karena satu dan lain hal.

Mendengar hal itu, Tuan Bang dengan segera menghubungi semua keluarga di Australia untuk memastikan apa yang terjadi, Chan yang kebetulan ada di ruangan yang sama pun turut membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Chan bahkan memiliki andil yang cukup besar saat itu, dibantu dengan sang paman yang memang berada di Australia.

“Kakekmu memutuskan untuk segera pensiun dan menyerahkan perusahaannya kepada ahli waris. Beliau pikir beliau sudah tidak sanggup memimpin di sana dan ini adalah waktu yang tepat untuk menyerahkan semuanya kepada ahli waris.” lanjut Tuan Bang.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionWhere stories live. Discover now