PRESENT : Four.

1.1K 233 16
                                    

Lucas masih terisak ketika mata gadis yang tangannya tengah didekap itu bergerak-gerak di balik kelopak yang tertutup.

Tak menyadari bahwa gadis itu sedang bersusah payah membuka matanya. Belum ada sedetik terbuka, mata gadis itu kembali tertutup. Cahaya lampu ruangan yang teramat terang dan terasa menusuk adalah alasannya. Cahaya itu seakan-akan memaksa gadis itu untuk tetap menutup mata.

Namun, gadis itu tak menyerah begitu saja. Suara isakan Lucas yang mengalahkan suara 'pip' dari mesin pendeteksi detak jantung membuatnya kembali bersusah payah membuka mata. Butuh waktu setengah menit bersusah payah sebelum akhirnya gadis itu berhasil.

Cahaya lampu yang awalnya begitu menusuk perlahan memudar, berganti menjadi garis-garis yang membentuk langit-langit serta tembok putih yang ia kenali sebagai ruang rawat inapnya selama ini. Dan begitu matanya bergulir ke samping, ia menemukan si bungsu dari keluarga Bang yang masih terus terisak.

"L-lucas..."

Gadis itu tersenyum ketika menyebut nama si bungsu Bang. Suaranya yang teramat pelan dan tercekat di tenggorokan tak berhasil tertangkap oleh telinga Lucas. Bocah berseragam lengkap itu masih tak menyadari bahwa gadis yang sejak tadi tangannya didekap sudah terbangun dari tidurnya.

Lucas baru menyadarinya ketika salah satu tangan gadis itu bergerak untuk menghapus seluruh air mata yang membasahi wajahnya. Mengetahuinya, Lucas tak bisa menahan diri untuk tidak melompat ke tempat tidur dan memeluk tubuh gadis itu.

"Yeeun-noona!!!"

Yeeun terkekeh sebelum membalas pelukan Lucas. Ditepuk-tepuk punggung Lucas yang bergetar karena sang empunya kembali menangis. Bahkan lebih kencang dari sebelumnya, "Jangan nangis, Lucas-ah. Pria itu tidak boleh cengeng, loh."

"Habis Noona bangunnya lama! Lucas 'kan sudah rindu."

Yeeun kembali terkekeh mendengar ucapan Lucas yang nadanya terdengar menggemaskan. Terlebih ketika si bocah Bang semakin mengeratkan pelukannya, seakan-akan tak ingin kehilangan gadis itu.

"Noona juga rin--uhuk!--du."

Lucas yang menyadari bahwa suara gadis itu masih tercekat di tenggorokan dengan segera melepaskan pelukannya dan turun dari tempat tidur. Ia hampir saja lupa apa yang harus ia lakukan ketika gadis yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri itu sadar.

"Biar Lucas panggil dokter dulu,"

"Tidak--tidak perlu, Noona baik-baik saja."

"Tapi--"

"Tolong ambilkan Noona air hangat saja, ya?"

Pada akhirnya Lucas menganggukkan kepala sebelum berlari ke pojok ruangan untuk menyiapkan air hangat. Ia kembali menaiki tempat tidur sesaat setelahnya dan membantu gadis itu untuk minum.

"Kepanasan tidak?" tanya Lucas.

Yeeun yang sudah setengah duduk di tempat tidurnya berkat bantuan Lucas tersenyum sembari menggeleng. Ia pun menenggak air minumnya hingga menyisakan setengah gelas kemudian kembali diserahkan pada Lucas untuk ditaruh di atas nakas samping tempat tidurnya.

Di sanalah deretan lego-lego tersusun rapih. Mulai dari yang kecil hingga yang besar ada di sana. Diikuti kertas kecil yang bertuliskan nama-nama mereka serta semangat untuk si gadis. Termasuk Chino serta satu potongan lego kuning yang di tiap lingkarannya terdapat emotikon berbentuk senyum.

"Yeeun-noona,"

Gadis itu mengalihkan pandangan ketika Lucas memanggil namanya, "Ya?"

"Lucas pijat kaki dan tangan Noona seperti biasa, ya?"

Stand by Me - Stray Kids FanfictionWhere stories live. Discover now