PAST : Seventeen.

627 146 15
                                    

"Lucas larinya jangan kencang-kencang! Nanti jatuh lagi!"

Berulang kali Chan meneriaki kalimat yang sama pada adik bungsunya yang sedang mengejar bola di tengah lapangan. Hannah yang berlari tepat di belakangnya tertawa kegirangan sementara Berry yang sudah lebih dulu tiba di dekat bola menggonggong keras seakan-akan menyuruh keduanya untuk menyusul.

Matahari yang menggantung siang itu tidak terlalu terik. Panasnya tidak sampai membakar kulit. Malah terasa nyaman apalagi cahayanya tidak begitu menyilaukan. Keadaan lapangan saat itu sangat ramai--lebih ramai dari biasanya mengingat sudah memasuki musim liburan. Sama seperti anak-anak lainnya, Hannah dan Lucas pergi ke lapangan untuk mengisi waktu liburan dengan bersenang-senang.

Setelah beberapa hari hanya menghabiskan liburan kelulusannya di rumah, siang itu Chan memutuskan pergi ke lapangan untuk menemani sekaligus mengawasi kedua adiknya.

Chan hanya duduk di pinggir gazebo bersama Yeeun selagi menunggu teman-temannya datang. Hanya sesekali Chan beranjak dari duduknya dan berlarian ke tengah lapangan untuk mengambil bola yang menggelinding terlalu jauh atau ketika si bungsu yang baru berusia empat tahun itu terjatuh.

"Kalau dilihat-lihat Lucas larinya kencang juga," ucap Yeeun begitu Lucas tiba di dekat bola sementara Hannah masih berlari menyusulnya.

"Kencang larinya kencang juga nangisnya kalau jatuh."

Yeeun terkekeh pelan mendengar ujaran Chan, "Tapi berhentinya 'kan cepat."

"Iya sih, tapi nanti jatuh lagi dan nangis lagi."

"Tapi aku berani bertaruh saat besar nanti Lucas jauh lebih hebat dibanding kamu."

Seketika Chan melayangkan tatapan penuh tanya pada Yeeun, "Kenapa begitu?"

"Karena setiap kali Lucas jatuh, Lucas enggak pernah jera. Dia berani bangun lagi buat lari lebih kencang. Dan kalau diingat-ingat Lucas enggak pernah jatuh di tempat yang sama. Dia anak yang pintar."

"Aku juga begitu, kok. Aku malah enggak pernah nangis kalau jatuh."

"Beda, Chris." Yeeun kembali memandangi Lucas dan Hannah yang sudah berlari ke sisi lain lapangan untuk kembali mengejar bola yang sebelumnya kembali mereka tendang, "Kamu itu sudah enam belas tahun sementara Lucas baru empat tahun tapi dia sudah sepintar itu. Bahkan diusia empat tahun saja Lucas sudah mahir berenang."

"Aku juga mahir berenang. Aku malah sudah punya banyak penghargaan."

Yeeun diam-diam menghela napas. Entah kenapa hari ini Chan tidak mau kalah, bahkan dengan adiknya sendiri.

"Kamu baru bisa berenang saat usia tujuh tahun, 'kan?" tanya Yeeun yang langsung mendapat anggukan kepala dari yang ditanya, "Sedangkan Lucas diusianya yang keempat sudah mahir berenang. Ma-hir, bukan baru bisa. Jadi, kamu bisa bayangin enggak semahir apa Lucas nanti diusianya yang ketujuh atau diusianya yang keenam belas kayak kamu sekarang?"

Dilihatnya Chan yang mengerjapkan mata beberapa kali sebelum pandangannya menerawang jauh--membayangkan bagaimana si adik bungsu tumbuh dengan beragam kemahiran yang dimilikinya.

Sebagai seorang kakak, Chan tentu akan sangat bangga jika adik akan tumbuh sehebat yang ada dibayangannya saat ini. Chan akan menjadi kakak paling bahagia karena memiliki adik yang sangat hebat.

"Sangat menganggumkan, bukan?"

Bayangan Chan seketika runtuh saat pertanyaan itu Yeeun ajukan.

"Enggak juga." jawab Chan seraya menggelengkan kepalanya, "Bagaimana pun nantinya aku sudah jauh lebih hebat dibanding Lucas." lanjutnya dengan penuh percaya diri.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionWhere stories live. Discover now