62 - Youniverse

Mulai dari awal
                                    

Plan menghela nafas panjang karena frustasi dengan sahabatnya yang benar-benar payah dalam menyimpulkan.

Manusia memang bisa berbohong lewat kata, dan perbuatan. Tetapi tidak untuk tatapan mata.

"Kamu pernah nggak menatap mata Mean saat kalian sedang beradu argumen atau sedang bicara serius? " tanya Plan.
Mark menghentikan menyendok makanan.

"Yah pasti kita saling melihat satu sama lain lah." kata Mark.

"Lalu pernahkah kamu temui tatapan yang sama seperti aku dari seorang Mean? " tanya Plan kali ini dengan nada sendu.

Ia tidak lagi menyukai Mark seperti dahulu.
Perasaannya sudah penuh dengan Title.
Tetapi, ia tidak lupa dengan caranya menatap Mark dulu.

Mark tertegun.

"Jangan bilang kamu masih menyukaiku? " tebak Mark bingung.

Plan mengalihkan pandangannya.

"Carilah cara untuk memahami orang lain selain dirimu sendiri." Plan berdiri lalu meninggalkan Mark yang kebingungan.

Ia sungguh tidak memahami maksud Plan.

Ia paham alasan Perth sedikit ingin punya waktu sendiri, pastinya Perth kasihan pada Mean.

Tetapi percakapannya dengan Plan barusan sangat menganggunya.

...

Gun Attaphan yang baru pulang bekerja menemukan May terduduk sedih didepan rumahnya.

Atta ikut jongkok dan menatap wajah berantakan tetangganya itu.

"Apa jatuh cinta itu sangat menyakitkan? " tanya May dengan suara mau menangis.
Atta tersenyum, pandangan matanya berubah sendu.

"Sangat menyakitkan, terlebih jika itu rasa cinta yang berulang kali pada orang yang sama." kata Atta dengan perasaan yang jauh lebih sakit dari sekedar ungkapan kata.

"Kamu pernah jatuh cinta pada siapa? " tanya May penasaran.
Atta pasalnya tidak pernah bercerita.
Meski jawaban tadi itu adalah Universal (umum)  tetap saja May berpikir itulah jawab dari isi hati Atta.

"Perth Tanaphon, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali di kehidupan yang berulang. Di kehidupan berapa kalipun, hatiku tetap jatuh padanya." air mata Atta jatuh di pandangan May.

Atta, seorang yang membenci kehidupannya, karena ia terus mengingat kehidupan masa lalunya, berulang kali Reinkarnasi.

Terus berulang, dan hatinya tetap dijatuhkan pada Perth Thanapon.
Rahasia, antara Kehidupan dan Kematian.
Entah dalam sebutan Anugrah atau Kutukan.

...

Mark menemui Saint yang sedang bekerja.

"Ada apa kamu tiba-tiba datang? " sambut Saint pada rivalnya.
"Ada yang ingin aku dengar darimu. " jawab Mark.

"Apa yang ingin kamu tahu? " tanya Saint sepertinya bahagia melihat wajah Mark yang penuh rasa ingin tahu.
"Alasan sebenarnya kamu menyebarkan Rumor Mean menyukaiku. " kata Mark dengan nada yang tajam.
Ia terdengar marah.

Saint malah tertawa mendengarnya.

"Untuk melihat wajah bodohmu seperti sekarang. " ejek Saint.
Mark tidak sedang ingin bermain-main.

Tapi Saint begitu kurang ajar.

Mark tiba-tiba memukul wajah Saint,  mereka terlibat aksi saling memukul satu sama lain.

Mark kalah.

Saint mendorong Mark hingga terjengkang.

"Kamu pikir apa lagi alasanku selain memisahkanmu dari yang seharusnya jadi milikku. " teriak Saint dengan emosional.

Mark menatap Saint yang marah.

"Orang yang pernah menyukaiku lalu kutolak, jujur saja kamu itu masih menyukaiku yah? Jadi menginginkan Perth hanya untuk membalasku? " tanya Mark membuat Saint tertegun.

Saint malah tertawa.

"Kamu benar-benar tidak punya otak, yah hati seseorang itu bisa berubah, bahkan terkadang mereka salah menilai. Tetapi mengingat aku pernah menyukaimu, itu adalah perasaan paling menjijikkan untukku. " kata Saint dengan nada mengejek.
Seolah perasaannya yang pernah menyukai Mark adalah kesalahan.

"Aku menyukai caramu membelaku, hal yang tidak pernah kudapatkan, tetapi setelah aku bertemu anak itu, aku sadar perasaanku padamu hanya sekedar kesalahan. " kata Saint membuat hati Mark terluka.

Bukan karena fakta Saint membencinya.
Tapi karena ia sekarang menyadari alasan Saint merumorkan perasaan Mean yang menyukainya.

Itu adalah bom waktu.

Mean tidak menyukai dirinya, tetapi Mean mencintai Perth.

Suatu fakta yang akan menyakiti dirinya dan Perth.

Mark menangis menyadari kebodohannya selama ini. Saint meninggalkan Mark.

Karena Mark sadar, jika dirinya pasti kalah karena Mean.

...

Kebencian itu seperti bom bunuh diri.
Melukai segalanya bahkan diri sendiri.
Dan kebencian Saint adalah karena ia terlambat menemukan Perth.
Jika saja ia lebih cepat dari Mean atau Mark.

Perth pasti menjadi miliknya.

Sayangnya, satu hal yang luput dari pemikiran Saint.
Bahwa Jatuh Cinta bukan perkara Waktu, tetapi pada Cinta itu sendiri memilih pada siapa.

...

Tbc

Heartbeat (MP - End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang