02

193 3 0
                                    

Seorang prempuan tengah termenung menatap mentari yang baru muncul entah apa yang dipikirnya sedangkan si pria sudah mulai kesal dengan kebiasaan prempuan itu.

"Bisa ngak si lo ngelakuin sesuatu selain bengong?!" Tanya tae kesal.

"Ngak" ujar ayra datar.

Tae meghampiri ayra menatap prempuan  itu lembut.

"Lo marah?" Tanya tae lagi.

"Gimana aku ngak marah aku udah seminggu disini  appa pasti kawatir"

Tae megambil kunci motornya dan mengunakan jaker kulitnya.

"Mau kemana?" Tanya ayra saat tae megulurkan tangannya didepannya.

"Nganter lo pulang" ujar tae.

Ayra berdiri mendahului tae tak memperdulikan uluran tangan tae.

Tae melongo dibuatnya baru kali ini dia ditolak,taehyung pun mengikuti ayra yang terlihat sangat bahagia.

Tae mengunci pintu apartemennya.

"Jangan lari-lari ra!" Triak tae mengingat setelah kejadian itu kesehatan ayra sedikit menurun.

Namun tak didengar oleh ayra ia tetap lari sampai di area parkir Ayra meghentikan gerakan kakinya. Taehyung menghampiri ayra.

"Kenapa?" Tanya tae panik karna ayra memegang perutnya.

"Aku mau mutah"

Tae akhirnya memeluk ayra karna keseimbangan ayra mulai memudar dan yang tae rasakan saat ini ayra mutah di jaketnya.

"Ma...af" ujar ayra masih didalam pelukan tae.

"Udah ngak papa" ujar tae.

Tae mengambil hpnya di dalam saku celananya.

Masih memeluk ayra tae meghubungi entah siapa.

"Halo jim gue ada di parkiran lo kesini gue mau pinjem mobil lo" ujar tae.

"......"

Tutt

"Lo tunggu bentar ya temen gue lagi mau kesini"

Dari kejauhan terlihat pria dengan rambut masih acak-acakan dan juga baju yang tak karuan matanya juga hampir tak terlihat.

"Lama bener lo jim!" Ujar tae sambil merampas kunci mobil yang diulurkan oleh pria itu.

Tanpa menjawab omelan tae,teman tae yang tak lain adalah jimin pergi tanpa mengucapkan sepatahkatapun.

"Dia kenapa?" Tanya ayra dengan nada lemas.

"Biasa anak cowok" ujar tae lalu memapah ayra ke dalam mobil.

"Kita kerumah sakit dulu"  ujar tae namun tak mendapat respon dari ayra.

--------------------------

"Kok bisa si hyung?" Tanya tae tak percaya pada dokter didepannya yang tak lain adalah kim soekjin kakak kandungnya.

"Ya bisa lah lo kan nanem benih" ujar jin santai karna ia sudah tau tabiat adiknya yang beda 180° dengannya.

"Gue harus gimana hyung?"

"Lo sebelum ngelakuin itu udah tau resikonnya kan"

"....."

"Lo masih cowok tulen kan?" Tanya jin tegas melihat adiknya menundukkan kepala.

"I..ya hyung"

"Lo udah tau kan apa yang harus lo lakuin tae,jujur hyung kecewa banget apa lagi nanti kalau appa tau tentang ini?" Jelas jin.

"Mian hyung"

Jin hanya tersenyum tipis ia menghampiri taehyung menepuk pundak adiknya pelan dan berlalu keluar ruangan.

Taehyung masih bergelut dengan pikirannya ia sebenarnya belum siap menjadi seorang ayah diusianya yang baru meginjak  19 tahun bahkan ia baru lulus sekolah menengah atas seminggu yang lalau.

Taehyung masih bergelut dengan pikirannya ia sebenarnya belum siap menjadi seorang ayah diusianya yang baru meginjak  19 tahun bahkan ia baru lulus sekolah menengah atas seminggu yang lalau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tae tersadar akan lamunanya saat ayra memangil namanya.

Tae tersenyum menatap ayra yang masih berbaring di depannya.

"Aku kenapa tae?" Tanya ayra dengan suara lirih.

Tae megelus surai hitam milik ayra,tae memberi sebuah amplop yang lagsung dibuka oleh ayra.

Setelah membacanya ayra terisak pelan kertas yang dipegangnya jatuh.

Tae tau pasti ayra sangat terpukul ia menautkan tangannya degan tangan ayra dan tangan satunya membelai rambut panjang hitam milik wanita itu perlahan tae megecup pucuk kepala ayra lembut memberi ketenangan.

"Kita lalu ini sama-sama" ujar tae pelan sambil memeluk ayra.

Ayra memberontak ia memukul dada taehyung berulang-ulang.

"Gue akan nikahin lo hari ini juga" ujar tae mantap membuat ayra membeku dan berhenti memukul dada bidang tae.

※※

RegretWhere stories live. Discover now