11

49 1 0
                                    


  Taehyung mengegam surat itu dengan perasaan yang sulit dijelaskan disatu sisi ia bahagia karna pada akhirnya ia bisa hidup bahagia bersama tiffany tanpa kengkangansedangan disisi lain ia harus melepas ayra dan anak dikandungannya.

—————————————
"Makanlah tae aku sudah siapkan makanan kesukaanmu" ujar ayra sambil mengambilkan lauk kesukaan taehyung.

Seperti yang dikatakan tae mereka pindah ke rumah appa tae sejak kemarin siang.

"Ra..." panggil tae lirih hatinya sakit melihat ayra yang sok kuat dan seperti tutup mata atas kejadian kemarin sore.

"Kenapa kau butuh sesuatu katakan aku akan amb—"

Glepp

Tae memeluk ayra erat entah kenapa tae lebih suka ayra menangis,memukulnya bahkan memarahinya daripada seperti ini.

"Maafkan aku ra" ujar tae menengelamkan kepalanya di pundak ayra.

"Kau tak salah tae aku tau kau tak mencintaiku sejak awal kau hanya ingin bertangung jawab layaknya seorang pria sesunguhny" ucap ayra melepas pelukannya dan menghapus air mata tae.

Ayra tak akan menyia-nyiakan air matanya.

"Ak...aku" gagap tae sambil menyerahkan sebuah kertas.

"Eh apa ini apa karna kau sudah jadi CEO jadi malam-malam begini kau akan mengerjakaannya?"

"Sudahlah tae kau butuh istirahat cepat tidurlah aku akan menyusul nanti" lanjut ayra berlalu ke dapur.

Tae hanya menurut ia membawa lagi kertas gugatan itu ke kamarnya dan menyimpanya di laci.

Ayra tau itu surat cerai ia paham betul akan ia mengikuti tae sejak keluar dari apart tiffany.

"Eoh kenapa hatiku sakit sekali?" Tanya ayra pada dirinya sendiri lalu tersenyum dan tertawa sesaat.

Menertawkan hidupnya atas permainan takdir yang sulit diubah.

——————————————
Pagi harinya ayra sudah membersihkan diri bersiap pergi tanpa membawa apapun lagipula diakan memang tak memiliki apapuj dirumah ini.

"Aku akan menandatanganinya jika anakku sudah lahir  trima kasih selama 7 bulan ini kau sudi menampungku dan menjadi sosok suami yang baik" ujar ayra saat tae tengah memakai jasnya bersiap bekerja.

Tae menunduk merasa menjadi pria brengsek mengugat istrinya disaat seperti ini.

"Aku akan pergi"

"Apa kau tak menunggu anak kita lahir?" Cegah tae.

"Semakin lama aku disini aku tak yakin hatiku masih bisa sekuat ini" ujar ayra dengan senyumnya.

"Kau tak perlu kawatir dengan anakku kita akan baik-baik saja walau tanpamu" lanjut ayra melihat tae memperhatikan perutnya.

"Kenapa kau selalu mengatakan itu 'anakmu' itu membuat hatiku sakit" ujar tae sedikit kesal dengan kata-kata ayra yang secara langsung tak mengangap dirinya ayah dari janin itu.

"Apa kau fikir hatikku tak sakit?" Tanya ayra membuat tae bungkam.

Saat ayra membuka pintu kamar untuk pergi selamanya dari rumah megah milik calon mantan suaminya itu kakinya begitu berat ia akhirnya membalikkan badanya melihat tae tengah menatapnya sayu.

Tatapan kasihan ayra benci itu.

"Tae bolehkah aku memelukmu mungkin untuk terakhirkalinya?" Tanya ayra.

Entah kenapa ayra merindukan pelukan hangat milik taehyung.

Taehyung tak menjawab tapi malah mendekat dan memeluk ayra erat sambil mencium pucuk kepala ayra lama.

Setelah melepas pelukannya tae menangkupkan kedua tangannya di kedua pipi ayra lalu mecium bibir ayra brutal.

Selang beberapa menit tae melepas ciumannya dan mengelapnya.

"Ak...aku minta maaf ra ...ini pilihan yang sulit " ujar tae menundukkan kepalanya.

"Sudahlah tak usah membahasnya" ucap ayra lalu menegakkan tae agar tak menunduk lahi yang ayra lihat mata tae memerah menahan tangis.

Ayrapun membenarkan dasi tae yang sedikit berantakan,berjinjit sedikit dan mengecup pucuk kepala tae kedua matanya pipinya dan bibirnya sekikas.

Setelah itu ayra menatap lekat mata elang milik suaminya itu lalu tersenyum miris ia meraih tangan besar tae meciunya lalu keluar dan berpamitan dengan mertuanya juga jin hyung yang memang sudah tau semuanya dari semalam.

"Kuharap kau mendapatkan suami yang baik kelak dan ingat jaga cucuku baik-baik nee, bagaimanapun kau sudah kuanggap putriku maafkan tae dia memang keterlaluan" ujar kim hyugso mertuanya semalam.

————————————————

Bohong jika tae tak sedih setelah dua langkah kepergian ayra tae menutup pintu kamarnya keras menguncinya.

Tae membanting apapun yang ada disekitarnya kesal ia tak tau apa mungkin ia mencintai ayra.

"Arghhhhhhh!!!!!!!" Triak tae frustasi sambik meghantamkan tanganya di dinding.

Sedangkan diruang makan jin dan appa jin mendengar triakkan itu hanya bisa menghelan nafas.

"Sepertinya dia akan gila" ujar jin santai sambil memakan sarapanya.

"Memang dia sudah gila!" Ucap tuan kim sedikit kesal.

————————————————

"Heh mingir apa kau mau mati!!!" Triak seorang pengemudi melihat ayra yang menyebrang disaat lampu sudah berwarna hijau.

"Maaf" ujar ayra sambil membungkuk hormat.

Saat ayra mundur agar bisa memberi jalan pada si pengemudi tapi disaat langkah ke 3 badanya melayang karna terhantam sesuatu yang keras membuatnya kehilangan kesadaranya.

Yang ia rasa hanya perutnya yang sangat-sangat sakit.

※※

RegretUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum