30. Should it be over?

396 34 9
                                    

Di pinggir sungai Han, junmyeon sedang menikmati desiran angin malam yang terasa sejuk.

Ia mencari udara segar di daerah sungai tersebut untuk mendinginkan pikirannya yang panas seusai percakapan dengan sunghoon tadi sore, ditambah ekspresi gembira dan penuh harapan dari para teman seperjuangannya, ada yang menangis karena usahanya bertahun-tahun menjadi trainee tidak sia-sia, salah satunya adalah kai.

Kai memeluk junmyeon sambil menangis tersedu-sedu. Junmyeon tahu betul alasannya karena Kai pernah bercerita padanya tentang perjuangan ayahnya untuk mendukung impian dirinya sampai jatuh sakit. Sejak saat itu, Kai berambisi untuk menjadi idol yang sukses dan menjadi kebanggaan keluarganya.

Itu baru cerita dari teman satu timnya belum member yang lain yang juga berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda bahkan beberapa trainee seperti Luhan, Tao dan Kris harus jauh merantau dan berjuang ekstra untuk mewujudkan impian mereka.

"Hyung... Kita akan berdiri di panggung yang sama. Aku tidak sabar untuk menantikan itu terjadi. Ayo kita berjuang bersama. Tinggal beberapa langkah lagi."

Ucapan sehun dan kai terngiang2 dalam pikirkannya ketika ia berniat untuk mundur dan menyerah dengan impiannya.

Kepala junmyeon mulai sakit dan terasa semakin berat, belum lagi hatinya sangat sedih dan mau hancur rasanya.

Ia tidak tahu mengapa seberat ini rasanya. ia berulang kali mengacak-acak rambutnya sesekali menjambak rambutnya persis seperti orang frustasi. Air matanya juga tak terbendung lagi, ia menangis sejadi-jadinya.

"Junmyeon-ah." suara itu yang memanggil namanya terdengar tidak asing baginya.

Junmyeon membatu ketika suara itu makin terdengar sangat dekat. Lalu ia perlahan menoleh menuju sumber suara itu. Pemilik suara itu adalah gadis kesayangannya, bae joohyun, yang hanya berjarak beberapa langkah dekat dengannya.

"Junmyeon-ah, apa yang terjadi?! mengapa kau menangis?" tanya joohyun dengan khawatir.

Junmyeon tak membalas ia hanya menatap joohyun dengan tatapan yang penuh kesedihan. Joohyun menjadi iba dan matanya mulai berkaca-kaca, ia menyeka air mata yang ada pada pipi junmyeon.

"Ceritakanlah padaku apa yang terjadi."

Junmyeon tak sanggup lagi memandang gadis itu, ia menunduk lalu tangannya bergerak untuk menggenggam tangan joohyun yang masih mengusap pipinya yang basah karena air mata.

"maafkan aku joohyun. Aku membuat kesalahan yang bisa mempertaruhkan impian kita dan juga teman-teman kita."

"Kesalahan apa? aku tak mengerti."

Junmyeon menarik nafasnya dalam-dalam, "Kita ... tidak bisa ... bersama lagi."

Joohyun tersentak dan menarik tangannya dari genggaman junmyeon. Ada tatapan kecewa di kedua bola matanya. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh junmyeon. Ia menggelengkan kepalanya merasa tak percaya bahwa janji yang pernah mereka sepakati untuk tidak menyerah dengan apapun situasinya terasa hanya isapan jempol belaka.

"Kau mengingkari janjimu junmyeon. Apa kau tidak tahu bahwa aku juga berjuang untuk bisa bersamamu dan mempertaruhkan impianku." Ucapnya pelan sarat dengan kekecewaan yang mendalam.

"Bukan begitu. Joohyun-ah, aku juga tidak ingin seperti ini. Tapi ini demi kebaikan kita semua. Tolong mengertilah"

"tadi kau berkata bahwa bersama denganku adalah sebuah kesalahan. Haa...sungguh aku kecewa padamu, junmyeon."

"Tidak seperti itu joohyun. Sungguh. Maksudku harusnya aku sadar diri dan tidak membuat perasaan kita bertumbuh seperti ini.
Tapi sekarang aku sadar bahwa aku tidak bisa mengorbankan impian orang yang kucintai dan juga teman-teman seperjuanganku."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

my introvert girlWhere stories live. Discover now