17 Feeling

543 63 10
                                    

Joohyun khawatir dengan kondisi junmyeon yang tengah kesakitan. Kepalanya terasa mau pecah.

"Junmyeon. Bertahanlah." Panggil joohyun berusaha menenangkannya. Ia sebenarnya tak tahu apa yang harus dilakukannya.

"Sakit sekali rasanya." Rintihnya.

Tak tega melihat junmyeon kesakitan, joohyun pun reflek memeluknya. Berharap pelukan ini mampu mengurangi rasa sakit itu. Kedua tangannya melingkari pinggang junmyeon dengan erat. Kepalanya bersandar pada dada junmyeon hingga ia bisa merasakan detak jantung pria itu dan deru nafasnya. Joohyun memejamkan matanya untuk menyalurkan energi yang mungkin bisa meredakan rasa sakitnya, selain itu juga segala perasaan yang ia pendam untuk junmyeon.

Benar saja. Junmyeon yang tadi merintih sekarang terdiam mematung. Rasanya nyaman dan damai sekali. Lalu ia membalas pelukan itu, memejamkan matanya, merasakan hangatnya pelukan yang mampu menghilangkan rasa sakitnya.

"Sudah membaik?" Ucap joohyun yang masih betah dipelukan junmyeon.

"Hmmm.." junmyeon hanya berdeham.

Joohyun melepaskan pelukan itu lalu memandang junmyeon dengan lembut.

"Syukurlah. Kau harus pulang dan beristirahat. Ibumu pasti khawatir."

"Joohyun, bolehkah aku memeluk sekali lagi?" Pinta junmyeon

Joohyun sempat terharu ketika junmyeon memanggil namanya. Rasanya lama sekali ia tidak mendengar suara itu menyebut namanya. Ia pun mengangguk lalu junmyeon memeluknya sekali lagi.

Junmyeon menghela nafasnya sambil tersenyum kecil ia begitu menikmati pelukan itu sampai larut dalamnya. Joohyun pun demikian. Mungkin ini yang namanya rindu tak terucap dengan kata-kata. Kau hanya bisa merasakannya. Joohyun yang merasakannya secara langsung sementara junmyeon secara tidak langsung dan tidak sadar juga turut merasakannya. Meskipun secara logika ia tidak ingat namun perasaannya mungkin tidak lupa.

5 menit sudah mereka saling mendekap satu sama lain dalam diam lalu junmyeon melepaskan pelukan itu perlahan.

"Terima kasih bae joohyun." Ucap junmyeon dengan tatapan yang lembut dan senyumannya.

Joohyun pun terhipnotis melihat tatapan itu. Tatapan yang teduh dan membuat jantungnya berdegup kencang.

Tin tin tin... Klakson mobil supir nyonya Kim menginterupsi kebersamaan mereka.

"Aku harus kembali. Sampai jumpa lagi bae joohyun." Ucap junmyeon sambil berlari menuju mobil yang telah menunggunya.

Sebelum sampai di pintu mobil itu, junmyeon membalikkan badannya, melihat bahwa gadis itu masih di sana tersenyum padanya. Mereka pun saling berbalas senyum dan akhirnya junmyeon masuk ke dalam mobil dan masih melihat gadis itu dari dalam jendela kacanya.

"Apa kau gadis itu?" Tanya junmyeon dalam hati.

***

Junmyeon sedang berbaring di tempat tidurnya sambil mengenggam ponselnya. Matanya memandang langit-langit kamarnya sambil memikirkan gadis itu. Sesekali ia memejamkan matanya berusaha untuk mencoba memulihkan ingatannya terutama akan siapa gadis itu sebenarnya.

Mengapa namamu tidak asing

Namun tetap saja kosong, tak ada clue. Dengan helaan nafas yang berat, junmyeon mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk bersandar pada dinding kasur. Lalu ia membuka ponselnya lalu ke menu kotak inboxnya.

my introvert girlWhere stories live. Discover now