09 Grateful Pain

667 68 3
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang panjang, akhirnya mereka tiba di busan. Satu per satu mereka turun dan joohyun terlihat sabar menunggu untuk turun paling belakangan karena lukanya membuat gerakannya menjadi lambat dan terbatas. Daripada dipelototi oleh para trainee yang ingin segera keluar dari bus ini.

Junmyeon melepas sweater birunya yang terdapat bercak darah pada lengan kanannya lalu ia menggunakan jaket hitamnya sebagai gantinya. Setelah itu ia mengantri di barisan paling belakang untuk turun dari bus. Dari jarak 2 m ia melihat joohyun masih duduk di bangkunya bersama seulgi. Tak lama kemudian ia berada persis di samping kursi mereka.

"Sini aku bawakan tas kalian. Seulgi, bantulah joohyun berdiri."

Setelah berhasil berdiri dan keluar dari bangkunya, junmyeon masih berada di depannya. Tinggallah mereka bertiga yang masih di dalam bus. Junmyeon menuruni anak tangga bus terlebih dahulu lalu ia menanti gadis itu yang sedang berjuang menahan sakitnya untuk turun tangga. Seulgi menahan tangan kanannya sambil mengikutinya turun. Untunglah ia bisa turun dengan selamat dan disambut dengan senyum bangga pria itu.

Mereka berjalan menuju lobi hotel untuk check in dimana trainer akan membagikan kunci kamar mereka.
Trainee wanita ada di lantai 5 sementara trainee laki-laki di lantai 6.

"Hyung, kita sekamar." Ucap sehun girang sambil menyikut lengan kanan junmyeon yang terluka.

"Aaa..." Junmyeon merintih kesakitan dan akibat senggolan siku sehun yang cukup keras, darah di lengan yang sudah kering tadi mulai bercucuran lagi.

"Oppa, tanganmu berdarah." Ucap seulgi yang melihat tetesan darah keluar dari jaketnya.

Joohyun yang mendengarnya langsung mengarahkan pandangannya ke junmyeon. Terlihat junmyeon menahan perih lukanya. Segera joohyun mendekatinya, tentu tindakannya membuat junmyeon terkejut.

"Kau mau apa?" Ucapnya agak gugup.

"Coba kulihat lukamu." Balas gadis itu dengan tatapannya yang galak.

"Tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil."

Joohyun membuang nafas beratnya lalu ia meraih lengan jaket itu lalu menggulungnya pelan sementara junmyeon nampak pasrah.

"Apanya yang luka kecil? Ini parah, junmyeon. Kau harus mengobatinya." Ucap gadis itu agak marah. Entah mengapa junmyeon senang melihat gadis ini mengomelinya. Ia merasa seperti dimarahi ibunya. Baginya jika seseorang marah padamu artinya ia perhatian dan peduli padamu.

"Ya sudah ayo kita berobat bersama toh kita sama-sama terluka kan." Ucap junmyeon sambil menyengir.

Seulgi dan sehun hanya menyimak percakapan antar mereka. Mereka tidak tahu sejak kapan kedua orang ini dekat bahkan kompak karena sama-sama terluka.

"Aku rasa oppa benar. Joohyun, sebaiknya kau berobat bersama agar lukamu lekas sembuh." Ucap seulgi menyela percakapan di antara mereka.

"Hyung, mianhae. Aku tidak tau lenganmu terluka." Sahut sehun merangkul bahu hyungnya.

"Gwaenchana, sehun. Tapi bawakan tasku ke kamar ya." Balas junmyeon

Sehun pun tidak protes dan langsung membawa tas hyungnya dengan kalem.

"Joohyun-ssi, tidak apa-apa kan aku ke kamar terlebih dulu. Aku harus menelpon ayahku. Kau bersama junmyeon oppa ya." Ujar seulgi dengan rasa sungkannya.

"Gwaenchana seulgi. Aku baik-baik saja. Segeralah telpon ayahmu. Sampai jumpa di kamar."

"Oppa, tolong jaga temanku ya. Aku pamit dulu. Sampai jumpa lagi. Annyeong."

my introvert girlWhere stories live. Discover now