23 Who is it?

556 62 3
                                    

Setelah bangun dari mimpi buruknya, dan memeluk gadisnya. Joohyun nampak khawatir padanya karena keringat dingin bercucuran, nafasnya pun masih terengah-engah.

"Apa mimpimu begitu buruk?" Tanya joohyun penasaran.

"Eoh. Aku takut. mimpiku seperti kejadian buruk yang kualami terulang lagi."

Junmyeon memegang kepalanya, pengalaman antara hidup dan matinya kembali muncul.
Joohyun memandangnya khawatir dan ada rasa bersalah dalam hatinya. Ia pun meraih tangan junmyeon dan mengenggamnya dengan erat.

"Maafkan aku." Ucapnya sedih

Junmyeon tersentak sambil mengernyitkan dahi lalu menoleh ke arahnya "kenapa kau meminta maaf?"

"Karena diriku yang membuatmu sekarat waktu itu." Ucap joohyun pelan sambil tertunduk.

Junmyeon meraih dagu joohyun sambil berkata,"lihat aku joohyun-ah"

"Tak pernah sekalipun aku menyesal menolongmu. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk selalu melindungimu dan menjagamu karena kau begitu berharga bagiku."

Mata Joohyun mulai berkaca-kaca menatap junmyeon yang kini menatapnya dengan teduh dan penuh kehangatan. Bibir joohyun mulai bergetar ingin menangis. Dengan segera junmyeon mengecup bibir itu pelan hingga bibir gadis itu tenang dan membalas kecupan hangat yang menenangkan dan menyakinkan dirinya bahwa bersama junmyeon merupakan tempat ternyaman yang pernah ia rasakan.

"Aku juga ingin melindungi dan menjagamu, junmyeon ah." Batin joohyun.

Setelah dengan lembut kedua bibir itu saling bersentuhan, junmyeon menghentikan gerakan bibirnya dan memberi jarak antara wajah mereka, lalu tersenyum dengan lembut sambil menempelkan dahinya ke dahi gadisnya itu.

"we'll be okay." Ucap junmyeon dengan pelan dan matanya yang terpejam.

Dengan tangan kecilnya, joohyun menangkup kedua pipi junmyeon, lalu mengelus tulang pipi itu dengan ibu jarinya, penuh kelembutan.

"Gomawo junmyeon ah."

Junmyeon mengernyitkan dahinya lalu menatap joohyun dengan ekspresi herannya
"Gomawo? Hanya itu saja?" Tanyanya memancing joohyun untuk mengucapkan lebih dari itu.

Joohyun menjauhkan wajahnya "Wae? Kau berharap aku mengatakan apa?" Tanya joohyun dengan bingung dan polos.

Pemandangan menggemaskan ini membuat junmyeon tidak bisa untuk tidak tersenyum. Junmyeon hanya ingin mendengar pernyataan cinta dari gadis itu. Kalimat "Aku mencintaimu kim junmyeon", langsung dari mulut gadis itu. Itu saja yang diharapkannya, namun sepertinya sangat sulit dilontarkan oleh gadis itu. Apa dia malu atau gengsi mengatakannya?. Entahlah junmyeon hanya berspekulasi. Tapi ia tak ingin mempermasalahkan hal itu karena yang terpenting kini gadis itu sudah menjadi kekasihnya. Itu sudah menjadi suatu kebahagiaan hakiki untuk seorang junmyeon.

"Kau tidak ingin berkata itu loh.. itu"

"Apa?"

Junmyeon mulai membesarkan matanya sambil berkedip seperti anak anjing yang memelas, berharap joohyun paham maksudnya. Namun justru joohyun menatap pria itu dengan tatapan aneh dan dingin. Membuat junmyeon menghela nafas berat, tanda kecewa. "Ah dasar tidak peka." Batinnya. Saat ini junmyeon terlihat merajuk dan meratap.

Joohyun pun terkekeh melihat tingkah junmyeon yang menggemaskan saat merajuk.

"Aigooo.. junmyeon-ku menggemaskan sekali ketika merajuk seperti ini." Ucap joohyun mencubit kedua pipi junmyeon yang tampak pasrah.

Cup

Dengan cepat, joohyun mengecup singkat pipi junmyeon lalu tersenyum manis ke arahnya, berhasil membuat jantungnya hampir copot dan tatapannya kosong seperti terhipnotis.

my introvert girlWhere stories live. Discover now