8. Aku Dan Aku

92 95 77
                                    

***

"Jika diamku tak mampu membuatnya diam, maka terpaksa fisikku lah yang akan membuatnya diam tanpa berkutik."


___A___

***

"Eh bro! Kok gue kaya kenal ini anak ya?" ujarnya memperlihatkan Video yang ditontonnya.

Ketiganya berhenti tertawa dan mengambil alih ponsel milik Sarga. Sarga berdecak kesal dengan perilaku temannya itu.

"Gila! Ini cewek 'kan? Anjir, sangar amat ya!" heboh Anggit saat melihat video story terputar.

"Beeuh, cantik gini gayanya laki! Salut ghe!" sahut Deden ikut menimpali.

Gesa melihatnya intens dan mengedipkan matanya tak percaya. "Cewek gue anjir! Eh, maksudnya cewek yang gue taksir nih!"

Ketiganya menoleh ke arah Gesa bersamaan, lalu ketiganya tertawa. "Haha, ngarep banget! Lo cinta sama modelan kayak gini?" tanya Deden yang langsung diangguki Gesa.

"Dia beda! Oh ya Ga, itu lo dapet dari mana?" tanya Gesa sembari menunjuk handphone Sarga yang masih dicekal Anggit.

"Itu di story wa nya sepupu gue, dia sekolah di Taruna, kayaknya sih sekelas."

"Tapi dia sangar anjir! Ngebogem 3 cowok sekaligus, yang ghe heranin tuh kenapa gak ada yang misahin? Sesangar-sangarnya dia tetap perempuan kali!" ujar Anggit heran.

Gesa menghela nafasnya. "Calon istri gue! Kasian banget dah, coba kalo ada gue, gak akan gwe biarin sampe kaya gitu!" Lanjutnya bergumam.

"Dia bukannya yang waktu itu di timezone bukan? Berarti udah punya pacar dong? Lo ngapain ngarepin yang gak pasti, Sa?!" Sahut Deden menimpali.

"Kalo dia jodoh gue, yang lain bisa apa? Walaupun dia udah punyanya yang lain, kan masih bisa gue tikung!" jawabnya bangga.

"Gaya lo nikung! Dosa goblok!" Sarga menoyor jidat Gesa pelan.

Gesa menyengir. "Kan lewat sepertiga malam! Ya gak, bang?!" ujarnya tertawa sembari mengangkat kedua alisnya ke arah Bryan.

Bryan menggelengkan kepalanya acuh, dia sudah menganggap Gesa adiknya sendiri, dia juga cukup tau tentang kepribadian lain Gesa.

"Emangnya bangun tidur jam berapa? Gayanya mau nikung sepertiga malam, Badak!" sengit Deden menjambak Gesa.

Gesa meringis namun tak urung membalas. "Ya jam setengah tujuh si, hehe," jawabnya menyengir kuda.

"Boro-boro lo shalat tahajud! Shalat subuh aja kayaknya gak deh!" sergah Sarga.

"Gue shalat lah!"

"Shalat duha itu namanya pinter! Jam tujuh kok baru shalat subuh!" sahut Deden sembari menyemil tahu bulat.

Sebenarnya walau nakal begini Gesa tetap melakukan kewajibannya, mereka hanya bercanda untuk mengisi kekosongan topik.

🔥🔥🔥

Hening dengan suasana mencekam tercipta dalam sebuah ruangan, beberapa anak yang didudukkan secara berjejer di sofa panjang dengan beberapa guru di depannya.

Sudut Rasa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang