22. Nomer asing

35 28 57
                                    

***
"Bayangan kenangan dari orang yang tak kunjung datang memang menyesakkan."

***


Deden bernafas tak teratur, dia diseret oleh Gesa dan berlari kencang menuju kelas Gemini.

Setelah diberi kabar oleh Anggit, bahwa Airin ada di sekolahnya, Gesa langsung beringsut mengajak Deden untuk ke kelas Gemini.

Banyak pasang mata yang menatapnya aneh, namun Gesa sama sekali tak menghiraukannya.

"Sa! Rasanya g-gue mau mati! Gue l-laper, Anjing! Makan dulu baru ke kelas Ara!" seru Deden menyentak.

"Nanti gue traktir makanan mahal!" jawabnya keras masih dengan berlari, "... eh! Tapi lo 'kan gak bisa makan makanan mahal, nanti cedal lagi! Paling enggak nanti gue kasih mendoan sama seblak di markas, enak 'kan? Enak lah! Sini sungkem dulu, bilang makasih sama raden Gesa terhormat!" Tepat Gesa berhenti bicara, keduanya sampai di depan kelas Gemini.

"Sini sungkem!" Gesa mengulurkan tangannya.

Deden sendiri menatap jengah Gesa, nafasnya masih ngos-ngosan. "Bacot lo!" kesalnya menepis tangan Gesa.

"Gak boleh kasar dong! Nanti mami Dian marah!" goda Gesa.

"Lo ngomong lagi gue pergi!"

"Jangan dong!"

Deden berdecak. "Lo mau ngapain sih? Segala narik-narik gue!"

"Temenin gue nemuin sepupu lo, lah!"

"Motornya aja ninja, ketemu cewek minta temenin! Cuih!" ejek Deden.

Kedua mata Gesa melotot. "Heh lo! Lo gak inget sepupu lo macam apa? Harimau aja kalah galak!"

"Berantem aja jago! Sama cewek modelan Ara takut! Malu gak tuh sama yang dibawah!"

Alisnya menyerngit bingung, lantas dia menatap bawah.

Tak ada apa-apa.

Deden terbahak melihat ekspresi Gesa yang terlihat bingung.

"Malu tuh sama burung lo!" Deden semakin tertawa lebar.

🔥🔥🔥

"Adi-Adi! Lo itu anak baru, Bego! Ngapain ngajak bolos?!"

"Lo gak mau?" tanya Airin yang sudah menaiki gerbang.

Gemini mendongak. "Ya mau! Tapi kalo abang lo--"

"Itu urusan gue, mending lo cepet naik keburu ketauan guru!"

Gemini mengangguk lalu ikut menaiki gerbang.

"Lo kenapa pindah, Di?" tanyanya.

"Nanti gue kasih tau, yang penting cepetan naiknya!"

Airin sudah sampai atas, tidak membutuhkan waktu lama untuk meloncat ke bawah.

Bruk!

"Buru, Gem!"

"Iya bentar! Tungguin!"

Gemini merasa kesulitan untuk melanjutkan memanjatnya, sepatu kirinya tersangkut.

Dibalik gerbang Gemini berteriak. "Di! Sepatu gue nyangkut!"

"Ck! Gimana sih lo? Udahlah lepasin aja, keburu ada guru!"

Sudut Rasa (On Going)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora