Bab 49. Kambuh

Mulai dari awal
                                    

Ah, seandainya, ia tidak pernah pergi dulu mungkin ceritanya tidak akan seperti sekarang. Baik Nuca ataupun dirinya, tidak akan bertemu dengan orang-orang baru. Yang membuat keduanya saling menjauh, dan semakin jauh.

Sadar terlalu lama menatap Nuca, Lyodra menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berdeham untuk menghilangkan gugup. Gadis itu mengangguk kecil kemudian berkata, "nanti aku.. usahain datang, kak."

"Kenapa gugup banget sih lo?" tanya Nuca. Ia tertawa kecil. Bertahun-tahun kenal gadis itu membuatnya paham kebiasaannya. Saat berbohong, saat takut, saat senang, sedih, ataupun gugup seperti sekarang.

"Eh? nggak," kilah Lyodra langsung salah tingkah. Ia berdeham dan mengalihkan pandangannya agar tidak bersitatap dengan Nuca.

Sebut saja Nuca lancang ketika tangannya terulur hendak mengacak pelan rambut Lyodra, tapi Samuel lebih cepat menepisnya. Ia jelas kaget dan langsung menoleh ke arah Samuel. Tatapan tidak bersahabat dari lelaki itu membuat Nuca sadar ia terlalu berlebihan tadi.

"Ayo, bentar lagi bel," kata Samuel ketus. Ia menyentak pegangan tangannya membuat Lyodra mendongak dan menatapnya. Belum sempat degup jantungnya mereda, Samuel sudah menariknya menjauh dari Nuca.

Mereka melewati koridor yang mulai sepi karena jam pelajaran masih berlangsung. Bukannya mengajaknya kembali ke kelas, Samuel justru membawanya ke arah kantin.

"Kenapa ke kantin?"

"Lapar," jawab Samuel singkat.

Menyadari suatu hal, Lyodra tersenyum. Ia membalas genggaman tangan Samuel dan menyenggol sengaja lelaki itu, "cemburu ya.." goda Lyodra.

"Nggak."

"Dih, gengsian."

"Diem, nggak!"

"Ciyeee ngambek," kata Lyodra terus menjahili Samuel. Ia menyikut pelan bahkan menoel-noel pipi Samuel. Lekaki itu berhenti dan menatap Lyodra garang.

Satu. Lyodra nyengir lebar.

Dua. Ia melepaskan pegangan tangannya.

Tiga. Lari.

Samuel langsung berteriak dan mengejar Lyodra. Mereka saling kejar-kejaran di kantin. Samuel tidak segan-segan naik ke atas kursi dan meja makan untuk menangkap Lyodra. Sedangkan yang di kejar hanya tertawa keras dan cengengesan karena Samuel sudah ngos-ngosan.

Lelaki itu tidak akan sanggup memforsir dirinya untuk lari terus-menerus karena asmanya akan kambuh.

"Awas lo," ancam Samuel.

Lyodra menjulurkan lidahnya kemudian tertawa. Ia segera berlari ke arah stand makanan dan pesan dua air mineral disana. Setelah itu, ia menghampiri Samuel yang sudah duduk di salah-satu kursi kantin.

"Kasihan pacar gue, pasti cape. Nih minum," kata Lyodra sambil membuka tutup botol air kemasan tadi dan menyerahkan pada Samuel.

Samuel merengut dan menerimanya dengan sekali hentakan. Ia meminumnya hingga habis membuat Lyodra geleng-geleng kepala.

Serakah.

Selesai minum, Samuel meletakkan botolnya di meja kemudian menyeringai, "sekarang mau lari kemana lo?!"

Ia tertawa lepas ketika berhasil menangkap Lyodra dan membawanya ke dalam pelukan. Padahal, ia masih belum ganti baju olahraga dan penuh keringat.

"SAMUEL!!!!"

***

"LIAM bangsat!! Anj*ng"

"Youre so fvckhead!! Mati aja lo sialan!!"

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang