Bab 8. Pluviophile

83.2K 9.2K 2.2K
                                    

Tarik napas dulu.. keluarin pelan-pelan.

Udah siap bacanya?

Kalau udah. Harus siap buat senyum sepanjang bacaan dan..

dilarang nangis.

Btw kalian suka hujan nggak?

Kalau suka berarti kita sama.

Tapi, kalau disuruh pilih, kalian pilih senja atau hujan?

Oke cukup.

Sekarang, selamat membaca:)

________________________________________

Bab 8. Pluviophile

Sederas-derasnya hujan, pasti akan ada titik redanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sederas-derasnya hujan, pasti akan ada titik redanya. Jadi, nggak perlu khawatir. Nggak perlu takut. Yang patah akan pulih. Yang hilang akan ada ganti. Yang pergi, semoga cepat kembali.

***

"SEMUA ada dalam kendali gue. Kalau lo macem-macem, skandal orangtua lo akan gue bongkar," ancam Samuel. Lyodra hanya diam saja. Memandang kosong ke arah layar yang menampilkan foto-foto vulgar mamanya. Air matanya tidak berhenti mengalir, meskipun ia menahannya mati-matian.

Sebenarnya ia sudah tahu hal ini. Sudah bukan hal yang begitu mengagetkan. Karena, alasan ia pergi dan pindah ke Medan adalah permasalahan ini. Papanya memboyong keluarganya pindah agar mamanya berhenti bekerja dan jauh dari selingkuhannya. Tapi, nyatanya gagal, belum setahun tinggal di Medan, mamanya kabur dari rumah dan sekarang tidak diketahui dimana keberadaannya. Papanya juga sudah tidak begitu peduli akan hal itu. Fokusnya sudah pada anak-anaknya saja.

Tapi, yang membuat Lyodra kaget adalah selingkuhan mamanya yang ternyata ayah Samuel. Dan.. skandal lain soal papanya yang ternyata juga sama. Entah siapa yang memulai, yang jelas kedua orang tuanya sama saja. Sama-sama selingkuh.

"Gue bukan tipikal orang pemaaf yang bisa lupa dan mengampuni kesalahan orang-orang yang pernah jahat gue. Mustahil buat gue nggak balas dendam ketika orang tersebut udah membuat kesalahan fatal yang ngehancurin hidup gue," kata Samuel lagi. Lelaki itu sudah berdiri di hadapannya lalu bersedekap.

Jadi, sekarang ia terjebak di apartement besar Samuel. Lelaki itu menyeretnya paksa meskipun ia memberontak sekuat tenaga tadi. Ponselnya jatuh dan mati. Tidak ada yang bisa dimintai tolong.

Ia sudah tidak memikirkan apapun kecuali Mirabeth. Mirabeth pasti sedang mencarinya.

"Nyokap lo itu adalah orang yang paling nggak tahu diri. Beberapa tahun yang lalu, dia nyari pekerjaan sana sini sampai akhirnya nyokap gue, yang merupakan temen sekolahnya dulu datang bawa kabar baik. Dengan murah hatinya, nyokap gue kasih jabatan auditor di salah satu perusahaan kita. Tapi, dengan brengs*knya, nyokap lo yang nggak tahu terimakasih itu godain bokap gue dan mengambil alih perhatian bokap gue. Emang basicnya jal*ng. Jadi, masalah begituan dia gampang," papar Samuel.

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang