Bab 20. Kemarahan Nuca

84.8K 8.3K 2.5K
                                    

Bab 20. Kemarahan Nuca

Aku mencintaimu tanpa jeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mencintaimu tanpa jeda. Sampai-sampai aku lupa, 'waktu itu apa.'

***

"RAJA Giannuca, manusia paling dielu-elukan seluruh sekolah, dengan bodohnya bikin laporan ke guru tentang masalah gue dan Lyodra tanpa bukti yang jelas," ucap Samuel dengan nada meremehkan. Ia tersenyum sinis sambil mengimbangi langkah Nuca di sampingnya. "Bahkan lo juga laporin soal gue yang bawa narkoba ke sekolah tanpa bukti. Niat banget lo jadi orang goblok."

Mereka barusaja keluar dari ruang kepala sekolah. Hampir satu jam terjebak disana dengan obrolan panjang dan perdebatan yang cukup alot. Bahkan, beberapa guru sampai turun tangan dan ikut andil dalam kasus laporan Nuca. Selama kedua murid itu berada disana, satu orang guru yang lainnya mendatangi kelas Samuel dan menggeledah tas lelaki itu.

Namun, hasilnya nihil.

Tidak ada narkoba disana.

Jadi, tadi Nuca melaporkan kejadian di rooftop tempo lalu ke pihak sekolah. Entah apa motivasinya, padahal, kejadian itu sudah berlalu lama. Dan bodohnya, tanpa bukti. Benar-benar tanpa bukti sedikitpun. Ia hanya bermodalkan keterangan. Bahkan Lyodra tidak ada di antara mereka sebagai saksi.

Samuel pikir, Nuca adalah manusia pintar, berwibawa, dan logis seperti yang dibicarakan banyak orang tapi ternyata, lelaki itu tidak lebih pintar darinya.

"Lo berharap mereka bisa percaya ke lo? sedangkan di tas gue nggak ada sama sekali bukti dan bisa dipastikan ketika tes nanti, tesnya akan negatif. Karena, kebetulan beberapa hari belakang ini gue nggak konsumsi narkoba. Lagipula, kalaupun positif, gue juga bisa seret Lyodra lo itu dalam kasus ini," kata Samuel. Lagi.

Nuca menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke lelaki di sampingnya itu. "Maksud lo apa?"

Samuel mengedikkan bahunya. "Lyodra bisa melakukan apapun yang gue mau. Dia pasti bela gue. Sekalipun lawannya itu adalah lo," ucap Samuel percaya diri. "Lo tahu, kemungkinannya cuma dua. Lyodra mengaku turut andil dalam kasus narkoba gue, atau.. dia akan menutup kasus kekerasan yang gue lakukan kemarin-kemarin. Lo tahu kenapa?" tanya Samuel seolah sambil tersenyum meremehkan.

"She's mine."

Nuca mengepalkan tangannya. Sejak tadi, Samuel berhasil menyulut amarahnya. Ia bisa saja melawan dan menghabisi Samuel sekarang, tapi, ia tidak mau habis karena terbakar emosinya sendiri. Nuca tidak mau terbawa emosi kembali dan memutuskan suatu hal dengan gegabah dan terburu-buru.

Ia tahu, akhirnya tidak akan pernah baik.

Seperti laporannya ke pihak sekolah misalnya. Ia terlalu terbawa emosi jadi tanpa pikir panjang melaporkan Samuel dengan begitu menggebu-gebu tanpa bukti yang konkrit.

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang