Bab 5. Cewek Murahan?

111K 10.2K 1.4K
                                    

Bab 5. Cewek Murahan?

Nggak apa-apa sih murahan tapi laku di pasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nggak apa-apa sih murahan tapi laku di pasaran. Daripada udah sok jual mahal tapi nggak laku-laku. Kan miris.

Kalian pernah dibilang murahan nggak? Jujur!

***

"NAMANYA Tiara," ucap Ziva usai mengikuti arah pandang Lyodra. Ia menyeruput pop ice taronya hingga setengah karena benar - benar haus. Apalagi, siang ini matahari terik sekali. Kantin panas. Kipas angin yang berada di setiap sudut ruangan serta tepat di atasnya nggak ngefek. "Dia anak XII IPA1. Incaran banyak cowok di sekolah. Secara, dia tuh cantik, baik, pinter, kalem, anggun pokoknya. Hampir sempurna. Kak Tiara itu punya suara yang bagus banget. Apalagi kalau dia nyanyi, beh gila satu sekolah bisa gempar. Sayang banget dia jarang nunjukin itu," lanjut Ziva menggebu-gebu.

Lyodra hanya diam mendengarkan. Sedangkan Keisha berdecak sebal mendengarkan ocehan Ziva yang lebay. Mereka sedang berada di kantin sekarang karena istirahat kedua. Tadi, di istirahat pertama mereka belum makan karena sibuk dengan urusan masing-masing. Jika Lyodra menghabiskan waktu untuk daftar jadi anggota club musik dan ngerumpi sebentar ditemani Ziva. Keisha menghabiskan jam istirahat pertama dengan rapat di club dance. Jadilah mereka disini sekarang. Duduk anteng menunggu pesanan makanan datang.

"Dia juga ikut ekskul musik. Udah itu aja. Padahal dia bisa ikut cheersleader atau ikut organisasi OSIS biar makin famous tapi pilihannya bukan itu. Dia katanya sih lebih fokus ke pelajaran gitu. Apalagi, dia kayak yang nggak mau terlalu disorot," papar Ziva panjang lebar. Ia menjeda penjelasannya sebentar karena makanan mereka datang. Ziva tersenyum lebar dan mengucapkan terimakasih dengan ceria mewakili teman-temanya. Usai makanan sudah di hadapan masing-masing, gadis itu kembali berkata sambil mengaduk indomie pesanannya. "Makanya, nanti kita bakal sering ketemu dia pas ekskul. Dia asik sih orangnya, nggak banyak nyerocos dan nggak galak kayak yang lainnya. Ramah dan baik pokoknya. Sama--"

"Makan, Ziv. Keburu mie lo ngembang," potong Keisha. Gadis itu sudah hampir meyelesaikan setengah makannya dan Ziva belum sedikitpun karena kelamaan ngoceh.

Ziva buru-buru mengaduk mienya dan makan. Satu suapan. Dua suapan. Kunyah, minum pop ice taronya. Entah kenapa indomie di kantin lebih enak daripada bikin sendiri. "Sama satu lagi fakta. Biasanya, ini sering nih, jadi dimanapun ada Kak Tiara disitu ada Kak Nuca. Mereka nempeeeel teros. Katanya sih, katanya nih ya mereka itu nggak ada hubungan apa-apa. Semacam friendzone gitu lah. Tapi, ya gitu, kehidupan manusia yang sebenarnya siapa yang tau. Apalagi, Kak Nuca sweet baget gilakkk, lembut dan halus kalau ngomong sama Kak Tiara. Kayak sekarang misalnya, makan bareng di kantin, yah meskipun sama temen masing-masing juga sih. Tapi, so sweet nggak sih, mereka duduk hadap-hadapan gitu." Ziva menoleh ke belakang ke arah gerombolan Tiara, Nuca dan teman-temannya. "Tuh kayak gitu misalnya, ya ampun, Kak Nuca ambilin Kak Tiara tisu aja udah sweet banget."

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang