Bab 48. Ulang Tahun Keisha

Start from the beginning
                                    

Lyodra lebih banyak menghabiskan waktu di kelas. Kegiatannya hanya main HP, makan, dan ikut pelajaran. Selebihnya tidak ada. Kadang, cuma bengong di tempat duduknya. Sampai-sampai Ziva tidak berani menganggu, karena parno Lyodra kesurupan.

"Beneran loh, Kei. Lo yang traktir nanti pokoknya!"

"Iya. Udah sana ngadep depan, berisik tau nggak," ucap Keisha ketus karena merasa terganggu dengan ocehan Ziva yang tidak ada habisnya.

Ziva tersenyum lebar. Ia kembali menatap Lyodra. "Gimana, Ly. Ikut ya," pintanya sekali lagi.

Lyodra melirik ke arah Keisha yang masih cuek. Ia menghembuskan napas  pelan. "Iya deh," katanya.

Sebenarnya, Lyodra enggan untuk ikut. Ia ingin langsung pulang dan istirahat karena akhir-akhir ini badannya cepat lelah. Tapi, melihat raut wajah Ziva, Lyodra tidak enak hati untuk menolak.

"Yashh!! nanti nebeng mobil gue! khusus hari ini gue bawa mobil, spesial buat ulang tahun Kei--

Pletak

"Adohh bangke!!"

Penghapus papan mendarat sempurna di kepala Ziva. Gadis itu meringis dan mengusap kepala belakangnya berkali-kali. Ia berbalik dan meringis begitu melihat tatapan tajam Bu Erlina.

"Ngomong kasar lagi, saya buang kamu ke Nusa Kambangan!"

Satu kelas menahan tawanya agar tidak pecah. Ada yang menggigit bibirnya, ada yang mencengkram erat lengan teman sebelahnya untuk melampiaskan tawa yang tidak bisa diluapkan tadi. Mereka tidak berani. Bu Erlina itu killer meskipun humornya di atas rata-rata.

Kalau lagi kesal dan muak dengan anak didiknya, guru nyentrik satu itu tidak segan-segan menghukum satu kelas dengan catatan dan tugas seabrek. Hukuman yang sangat menyebalkan bagi seluruh murid. Mereka lebih memilih disuruh keliling lapangan daripada harus mengerjakan tugas-tugas tadi. Kepala mereka bisa panas dan berasap jika diforsir dengan banyak tugas yang banyaknya bisa di luar nalar.

"Mianhae, ibun," kata Ziva dengan puppy eyes yang terlihat menggemaskan. Tapi, tidak di mata Bu Erlina.

"Sekali lagi kamu ngajak temen ngobrol, keluar! ngerti?!" 

Ziva mengangguk. Mengiyakan.

Begitu Bu Erlina kembali fokus pada buku paket di tangannya, Ziva memutar matanya malas. Ia berdecak. Kemudian, ia kembali menoleh ke arah belakang.

"Tuh guru emang rese dan nyebelin," katanya pada Lyodra.

Lyodra hanya tersenyum kecil menanggapi agar Ziva tidak kecewa.

"Jangan berisik, Ziv. Gue lem permanen biar lo nggak bisa ngadep-ngadep belakang mau?!" celetuk Damian - -teman satu bangku Ziva- sambil menarik Ziva agar menghadap depan.

Kemudian keduanya terlibat adu debat, adu jambak, adu sikut, hingga..

"Ziva, Damian, out!!"

"AH ELAH. LO SIH, DAM!!"

akhirnya Ziva benar-benar dibuang ke Nusa Kambangan. Bersama Damian.

***

JAM pelajaran sudah berakhir beberapa detik yang lalu. Seisi kelas langsung disibukkan dengan kegiatan beres-beres. Samuel barusaja menghampiri Lyodra ke bangkunya untuk mengajak gadis itu pulang, ketika Ziva berdiri dan menatap ke arahnya. Dengan tatapan tengil. 

"Hari ini Lyodra dibooking gue dan Keisha," kata gadis itu.

Samuel menaikkan sebelah alisnya. Ia menatap Lyodra yang sedang menutup zipper tasnya. Gadis itu berdiri, "iya, Sam. Gue sama mereka ya."

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now