Pertarungan

150 6 0
                                    

Haii~!
Aku up nih, maaf ya telat :)
Please, jangan sider hargai sedikit dengan vote atau komen.
Sedikit enggak apa-apa aku seneng kok, malah aku makin semangat ngetik.
Next? 5 vote

Happy Reading~!

Author POV

Hembusan angin menerpa wajah seorang gadis yang berdiri sendirian di balkon kamarnya. Perasaannya kini masih sama seperti biasanya. Pikirannya sekarang tertuju pada seorang cowok yang hari ini menabraknya dan tidak meminta maaf kepadanya.

Lo kenapa sih, kadang gue nggak ngerti sama jalan pikir lo. Kadang baik kadang enggak.

Tatapan yang mengarah ke bulan namun tatapan itu kosong, sepertinya si empu tengah memikirkan sesuatu sehingga dirinya tidak menyadari bila beberapa kali ponselnya bergetar.

Drrt drrt drrt!

Shara mengambil ponsel yang ada di atas meja balkon.

“Hallo?” sapa Shara setelah panggilan tersambung.

“Gawat Ra, gawat!” 

“Kenapa sih, Bar?” tanya Shara heran karena nada bicara Bara yang tidak seperti biasanya.

“Shinki mau tawuran sama anak Rajawali!”  

“Dimana?” tanya cewek itu cepat. Jantungnya kali ini berdetak dengan cepat.

“Jalan sepi dekat sekolah.”

Setelah Bara mengatakannya cewek itu dengan buru-buru mengambil jaket lalu berlari pergi menuju tempat yang dikatakan Bara.

BRAK!

Sial. Padahal ingin buru-buru namun dia menabrak seseorang yang membuat dirinya terjatuh ke belakang.

“Kebiasaan banget sih, Ra,” omel Bagas, cowok itu langsung menarik tangan cewek yang sedang menggerutu kesakitan akibat ulahnya sendiri.

“Bang, kok lo jahat banget sih!” teriak Shara dengan wajah merahnya. Bagas yang melihatnya menjadi bingung karena tidak mengetahui apa yang dimaksud oleh adiknya ini.

“Coba jelasin, gue nggak ngerti,” kata Bagas menatap Shara yang sudah seperti cacing kepanasan.

Shara memukul Bagas. “Abang jahat. Kenapa Abang nggak bilang kalau Shinki bakalan tawuran sama anak Rajawali?” teriak Shara yang sudah sangat-sangat marah.

Bagas terlihat seperti anak yang tertangkap basah karena telah mencuri permen. 

“Bang jawab. Kenapa diem?” Shara bertanya lagi namun tetap saja Bagas diam. “Oh … gue tau. Pasti Rio nyuruh supaya lo nggak kasih tau gue soal ini, kan?” lanjut Shara, amarahnya meluap begitu saja.

“Lo salah. Gue ngelakuin ini semua karena lo. Gue nggak mau lo kenapa-napa karena tau tentang tawuran ini.” Bela Bagas pada dirinya sendiri. Shara terlihat menyunggingkan senyumnya. “Terserah!” Buru-buru Shara berlari melewati Bagas sebelum terlambat.

“Biar gue anter.” Bagas mencengkal tangan cewek itu membuatnya berhenti. Dia melihat ke arah Bagas yang terlihat khawatir. “Please,” ucap Bagas karena cewek yang ada di hadapannya itu tidak menjawab. Shara mengangguk kemudian kembali berlari bersama Bagas di belakangnya. 

“Abang punya hutang penjelasan sama Ara,” Shara berucap sambil memasang sabuk pengaman.

***

Tatapan membunuh terlihat jelas pada setiap mata cowok yang sekarang sudah berada di jalan dimana mereka akan berperang.

“Dateng juga lo, gue pikir lo dateng melayat ke tempat sahabat lo!” ejek Rio yang diakhiri dengan tawa iblisnya.

“Diem lo anjing!”

“Gue salah ya? Gue pikir sahabat lo itu udah ma-“

PUGH!

Bogeman mentah mendarat sempurna di rahang kiri Rio mengakibatkan cowok itu terhempas ke aspal yang keras.

Rio mengusap darah segar yang keluar di sudut bibirnya. Sebuah tawa keluar dari bibir cowok itu. Shinki yang melihat hal itu ingin sekali menghajarnya dan terus menghajarnya.

“Tenang dulu bro, baru juga segitu lo udah marah. Apalagi kalau nanti gue, pacar lo,” Rio mengedipkan sebelah matanya dan hal itu sukses mengundang amarah Shinki yang semakin meluap-luap. Kalian mengerti apa yang dimaksud dengan Rio bukan?

“Arghh!” Shinki kembali memukul Rio yang sepertinya tidak berniat melawan sama sekali, teman-temannya pun hanya menyunggingkan senyuman melihat kejadian itu.

“Pukul sepuas yang lo mau, ini belum seberapa,” teriak Rio dengan tawanya.

Mungkin yang melihat kejadian itu akan mengira jika Rio memiliki sembilan nyawa karena sudah berani menantang seorang Shinki. Darah terus menerus keluar dari setiap celah wajah Rio, kali ini wajah cowok itu terlihat mengenaskan. 

“Stop Ki, stop!” Tobi menarik Shinki yang sudah kehilangan kesabarannya akibat perkataan Rio yang menyangkut-pautkan Shara dalam hal ini.

“Apa mau lo?” ujar Shinki yang sudah ditarik mundur oleh Tobi. Terlihat Rio tengan dibantu berdiri oleh teman-temannya.

“Lo nanya apa mau gue?” Rio menyeringai bak iblis. “Gue mau lo mati! Dengan begitu Shara sepenuhnya akan jadi milik gue!” Rio berujar seperti orang gila. Sangat mirip. Atau jangan-jangan dia memang gila?

“Mimpi lo Bangsat!” 

Amarah sedari tadi yang meluap-luap tidak bisa terbendung lagi. Kini cowok itu sudah mengangkat tangan sebagai komando agar menyerang anak Rajawali tanpa ampun.

Peperangan terjadi, pukulan demi pukulan. Suara kesakitan yang terdengar memekik telinga. 

Beberapa anak Rajawali mulai berjatuhan tidak berbeda dengan anak Nusa Bangsa yang juga berjatuhan.

Shinki memukul perut Rio, menendangnya sampai-sampai cowok itu terjatuh kembali mengenai aspal. Namun Rio berusaha untuk bangkit sebelum keinginannya tercapai.

“Keras kepala!” umpat Shinki.

Cowok itu menendang kembali Rio sehingga cowok itu terkapar mengenaskan di aspal.

***

Shara terus saja berdoa dalam hati semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan Shinki. “Bang lebih cepet!” seru Shara, dirinya sudah tidak tahan dengan jalanan yang macet.

“Aish. Bang, Ara lari aja ya, udah deket juga.” Putus cewek yang kini sudah lelah sedari tadi menunggu.

“Eh-“ Tanpa menunggu jawaban Bagas, dia keluar dari mobil kemudian berlari segera ke arah lalanan sepi yang berada tidak jauh dari tempatnya sekarang berlari.

Semoga saja masih sempet.

Memecah kebisingan di malam hari. Shara berlari tanpa henti. Bagas sudah tertinggal dengan mobil yang sedang mengalami kemacetan.

Akhirnya perjuangannya tidak sia-sia kali ini, dia sampai di tempat dimana terlihat orang-orang tengah beradu pukulan ada juga yang sudah pingsan sampai berdarah-darah.

Cewek itu terkejut saat melihat Shinki yang menoleh ke arahnya. Namun, karena hal itu juga Shinki mendapat pukulan keras sehingga terkapar di aspal. Cairan berwarna merah pekat keluar dari pelipisnya.

Apa-apaan ini. Rio mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya. Pistol?

Cowok itu mengarahkan benda berbahaya itu ke arah Shinki yang tengah terkapar di aspal. Tanpa berpikir apa akibat yang akan ditimbulkan jika pelatuk itu ditarik.

“Mati sekarang lo!” teriak Rio bak orang gila.

“Shinki!”

DOR!

Yeyy!

Kira-kira siapa yang kena tembak ya?

Bagimana? Komen dong jangan sider aja, enggak enak tau :')

Btw, kalian di team siapa nih

#Shira

#Risha

Dan terima kasih buat yang udah baca sampai sini :)

Sayang kalian deh muah :*

SHARA (TAMAT)Where stories live. Discover now