Jadian?

150 8 1
                                    

Revisi! maap jika kemarin terjadi keslahan.

Author Pov

Matahari terbit dari ufuk timur menyinari setiap sudut kamar seorang gadis yang masih setia tidur di kasurnya. Lupa jika sekarang sudah pagi, Shara masih sibuk dengan mimpinya.

Alarm berbunyi dengan nyaring namun Shara tetap saja tertidur pulas, hingga seorang laki-laki seperti biasa menyiram gadis itu dengan segelas air.

Byurr!

"Hujan hujan hujan!" teriak Shara terbangun dari tidurnya.

Seorang laki-laki berdiri dengan tangan terlipat di dada namun hal itu tidak membuat nyali Shara ciut. Justru Shara kembali tidur dan membalikkan badan dengan selimut yang dia tarik untuk menutupi seluruh tubuhnya.

Papa Shara menarik selimut yang menutupi tubuh anaknya, tanpa permisi Papa Shara menarik kaki anaknya membuat gadis itu terjatuh ke lantai membuatnya mengaduh kesakitan akibat pantatnya menyentuh lantai dengan keras.

"PAPA SAKIT TAU!" teriak Shara, namun sang Papa tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun.

Laki-laki paruh baya itu mengambil jam yang ada di atas nakas samping tempat tidur lalu memperlihatkannya kepada anaknya. "Lihat! Udah jam berapa sekarang?" tanya laki-laki itu namun Shara dengan polosnya menatap jam beker yang ada di tangan sang Papa tanpa ada rasa panik yang terlihat di wajahnya.

"Baru jam tujuh." Shara mencebikkan bibirnya. Mata gadis itu lalu beralih ke wajah sang Papa yang tengah menaikkan kedua alisnya pertanda menunggu respons anaknya.

"Lalu?" tanya Shara polos masih belum sadar akan keadaan.

Drrt drrt drrt.

Getaran ponsel mengalihkan perhatian kedua orang yang ada di kamar itu, Shara dengan lamban meraih ponselnya yang ada di atas ranjang. Dibukanya sebuah aplikasi berwarna hijau itu.

Mata Shara membelalak kaget, gadis itu langsung tersadar karena melihat pesan yang dikirim oleh Dilla, sahabatnya.

Dilla.
Jangan telat! Sekarang ada ulangannya pak Bono!

Seketika otaknya kembali berfungsi dengan benar, gadis itu melempar asal ponselnya. "Papa kenapa nggak dari tadi sih bangunin Ara, kan telat!" kesal Shara lalu buru-buru bangun dan berlari ke arah kamar mandi, untung saja dia tidak terpeleset seperti biasa saat berlari ke arah kamar mandi.

"Perasaan dari tadi udah di bangunan," ujar Papa Shara bingung melihat anaknya yang rada-rada. Ralat deh, keluarganya yang rada-rada.

Jam yang ada di pergelangan tangan Shara menunjukkan pukul 7.15 yang artinya dirinya sudah terlambat. Cewek itu berada tepat di depan pintu pagar sekolah melihat ke dalam area sekolah. Sepi.

"Mana pak Satpam ya ... tumben nggak ada," ucap Shara yang tengah memperhatikan sekitarnya.

"Auah! Untung dong gue kalau pak Satpam nggak ada," ujarnya sendiri. Seperti biasa sebuah ide gila terlintas di pikiran cewek itu.

Dengan segera Shara mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Bantu gue dong, gue telat nih. Bukain gerbang, nggak ada satpam.
Send.

Menunggu selama lima menit akhirnya Bara datang juga dengan wajah panik. Cowok itu langsung membukakan pintu gerbang dengan sangat hati-hati supaya tidak ada suara.

"Thanks ya Bar." Cewek itu menepuk-nepuk bahu Bara sebentar. Namun Bara menarik tangan Shara supaya cepat pergi dari sana. "Lo kenapa sering telat sih, untung para guru lagi rapat makanya gue bisa nyamperin lo," ucap Bara masih menarik tangan Shara.

SHARA (TAMAT)Where stories live. Discover now