Day 2

144 10 0
                                    

Happy Reading!!!

Maap apabila typo berdebaran.


Shara POV

Hari kedua aku menjadi babu dari cowok belagu itu.

Aku sekarang berada di teras rumah menunggu jemputan. Jujur sebenarnya aku paling malas harus bangun pagi-pagi buta untuk bersiap-siap ke sekolah.

Tapi, entah kenapa aku menuruti kata-kata cowok belagu itu. Perkataan Bagas aja aku sering abaikan tapi kenapa aku menuruti perkataan cowok itu.

"Gue kenapa ya?" gumamku.

Aku memikirkan hal-hal yang mungkin masuk akal kenapa aku menuruti perkataan cowok itu.

"Apa gara-gara gue baru sehari jadi babu jadinya gue malah terbawa seasana sampai-sampai gue masih nuruti perkataan cowok itu?"

"Atau gara-gara gue lagi kesambet jin cowok itu?"

"Eh tapi gak mungkin deh,"

"Apa gue-"

Tin tin tin!

Aku terlonjak kaget, pandanganku mengarah ke depan pintu gerbang di sana sudah ada cowok yang duduk di atas motornya.

"Buruan!" serunya dari arah luar gerbang.

"Sabar." Teriakku supaya didengarnya.

"Mama Ara berangkat dulu." Teriakku. Jika papa, dia sudah pergi pagi-pagi katanya ada urusan bisnis. Dasar Papa sok sibuk.

"Iya hati-hati. Bilangan sama Shinki jangan ngebut-ngebut." Teriak mama dari dalam rumah. Bukannya mama tidak mau mengatakannya langsung kepada Shinki tapi mama sedang mencuci piring yang tidak bisa wanita itu tinggalkan.

Aku berlari kecil menghampiri Shinki cowok itu masih setia menatapku dari tadi dia baru datang.

"Woy! Kenapa lo dari adi ngeliatin gue mulu?"

"Ge-er banget lo. Orang gue ngeliatin tanaman yang ada disana." Shinki menunjuk Tanaman yang berada tidak jauh dari tempatku berdiri tadi.

"Yei gue kira-"

Deg!

Perlakuan Shinki membuatku seperti ada sengatan listris yang menjalar di sekitar tubuhku. Pasalnya cowok itu memakaikanku helm tanpa mengatakan permisi atau apalah itu.

"Lo-lo ngapain?"

"Nungguin ayam beranak!" ketus cowok itu.

"Ish apaan sih lo." Reflex Aku memukul lengan cowok itu.

"Eh sorry-sorry, gue gak sengaja." Aku langsung menyadari perbuatanku barusan menimbulkan rona merah di wajahku.

"Sering-sering aja gue juga suka." Ucap cowok itu yang tidak terlalu jelas terdengar oleh indera pendengaranku.

"Coba lo ulangi gue gak denger?"

"Gak ada apa-apa buruan naik keburu siang lo-nya ngoceh mulu." Sarkas Shinki membuatku mendelik sebal. Padahal dia yang juga merespon perkataanku.

Aku naik ke jok belakang motor cowok itu. Dia mulai melajukan motornya.

Kecepatan yang tidak bisa dibilang hati-hati membuatku susah untuk berboncengan.

"HATI-HATI. KATA MAMA GUE JANGAN NGEBUT." teriakku supaya di dengar oleh cowok belagu itu.

"Oke."

SHARA (TAMAT)Where stories live. Discover now