EPILOG

284 6 0
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf karena lama bangettttttt updatenya :(

Sesuai dengan judulnya akhirnya cerita SHARA selesai juga :)

Enggak kebayang gimana cerita ini tanpa kalian 😘😘

Terima kasih karena udah baca cerita ini walapun tau ceritanya enghak nyambung 😅

Terima kasih juga buat yang udah mau ngevote 😙 dan buat kalian yang udah mantengin SHARA sampai akhir Tengkyu So muchhh guyss 😘😘

Biar enggak lama-lama takutnya durasi habis😂 Canda durasi😂

Happy Reading!

“Shinki!”

“Ki!”

“Shara!” teriak Shinki. Shinki terbangun dari tidurnya dan memperhatikan ke sekitar jika dirinya berada di depan cewek yang dia mimpikan tadi. Matanya mengabsen setiap inci wajah Shara dengan mata yang masih terpejam dan alat medis yang masih menempel.

Untung hanya mimpi.

“Ki!” seru seseorang karena sedari tadi dirinya tidak mendapatkan jawaban dari cowok yang terlihat seperti gembel itu.

“Lo? Kenapa lo ada di sini?” tanya Shinki bingung. Pasalnya Tobi bilang jika Tedi sedang di rawat di Rumah Sakit.

Tedi terkekeh geli saat melihat wajah sahabatnya yang kebingungan. “Etdah bocah, gue opname di sini  juga,” ujar Tedi. Pasalnya dirinya tidak memberitahukan Shinki dimana dirinya di rawat. Alhasil dia mendapatkan wajah kebingungan dari sahabatnya ini.

Shinki mengangguk-anggukan kepalanya sebagai respons. “Tadi lo kenapa? Mimpi buruk?” tanya Tedi karena sedari tadi dia mendengar Shinki mengigau dan berteriak. 

“Hmm,” gumam Shinki.

“Lo kok bisa ada di sini?” tambah Shinki, dia baru menyadari jika dirinya tidak ada memberitahu cowok itu tentang keadaan Shara.

Tedi menceritakan bagaimana dirinya bisa datang ke sini. “Tadi nggak sengaja ketemu sama temennya Shara,” ujar Tedi mengingat tadi dirinya bertemu dengan seorang cewek yang tidak sengaja di tabraknya waktu dia mau ke taman hendak jalan-jalan.

Tedi berjalan ke samping brankar Shara, berdiri tepat di samping Shinki yang terus menatap lekat ceweknya itu. “Gue bener-bener nggak habis pikir sama Rio, bisa-bisanya dia kayak gitu. Psikopat tuh orang!” Tedi menggeram kesal melihat keadaan Shara. Walaupun Tedi tidak terlalu mengenal Shara tapi dia bisa merasakan sakit yang dialami cewek itu bagaimana alat medis yang lumayan banyak menempel di tubuhnya.

Keheningan menyambut mereka berdua hanya ada suara dari Elektrokardiogram, selebihnya mereka bergulat dengan pemikiran mereka masing-masing. 

Sebuah gerakan yang tiba-tiba membuat keduanya menatap lekat tangan mungil yang sekarang ada di genggaman Shinki.

“Lo liat, kan?” Tedi menggoyang-goyangkan bahu Shinki saat melihat pergerakan dari tangan Shara, kedua orang yang berada di ruangan serba putih itu sama-sama terkejut. Sebuah mujizat Shara bisa sadar dari kondisi kritisnya.

Shinki dengan segera memanggil Dokter, tak lupa dengan kedua orangtua Shara dan teman-temannya yang dari kemarin sudah menunggu.

Dokter datang dan segera memeriksa Shara. Sebuah senyuman yang tercetak jelas di bibir sang Dokter memberikan sedikit rasa lega pada semua orang termasuk Shinki yang sangat cemas dengan kondisi Shara. Sampai-sampai dia memimpikan hal yang sangat buruk.

“Sebuah keajaiban pasien berhasil melewati masa kritisnya, sekarang kondisi pasien mulai membaik. Mungkin, dalam waktu beberapa jam pasien bisa sadar,” ucap Dokter yang tadi memeriksa Shara.

SHARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang