Day 3

119 7 1
                                    

Happy Reading!

Maap jika banyak typo 

Seperti biasa aku harus bangun pagi karena di depan sudah ada Shinki yang menunggu ku dan selalu menelpon ku seperti alarm tapi alarmku saja tidak semenyebalkan ini hingga terus menerus berbunyi.

Aku mengerang kesal karena ponselku terus saja berbunyi. "Arghhh. 5 menit lagi!" aku meraba-raba di sekitarku siapa tahu aku menemukan ponselku.

Setelah menemukannya aku men-silent-nya supaya tidak menganggu waktu ku tidur.

Namun belum ada dua menit terdengar suara langkah kaki  mendekat, aku menunggu saja apa yang akan di lakukan orang itu kepadaku. Jika papa dia pasti akan menyiramku, kalau mama dia bakalan ngomel-ngomel tidak jelas, dan yang terakhir bagas mungkin dia hanya akan numpang tidur tidak berniat membangunkanku sama sekali. Tetapi aku sudah menunggu namun belum ada tanda-tanda seseorang yang akan membuatku harus bangun.

Aku membalikkan badan dengan mata sedikit mengintip siapa yang tengah berada di samping tempat tidurku, saat orang itu mendekat aku dengan segera kembali marapatkan mataku supaya tidak ketahuan mengintip.

Terlihat Shinki tengah berdiri sambil menatapi wajahku, aku sudah menunggu namun belum ada pergerakan dari cowok itu.

Shinki melangkahkan kakinya mendekat ke arahku lalu duduk di samping tempat tidurku.

Aku merasakan cowok itu mengelus-elus kepalaku, aku mengintip sedikit betapa terkejutnya aku saat wajah cowok itu sangat dengan wajahku.

"Astaga kenapa dia deket banget sih!"

"Apa jangan-jangan dia mau nyium gue kayak di film korea gituh." Batinku menjerit kesenangan.

Aku menunggu namun aku tidak merasakan sesuatu menyentuh bibirku.

"Gak usah banyakan ngarep deh kalau gue bakalan nyium lo." sarkas Shinki yang sudah berdiri dengan tangan terlipat di dada.

"Buruan bangun, kita udah kesiangan gara-gara lo, gue gak mau telat, terus gue harus lari." Cicit Shinki membuatku mendudukkan tubuhku.

"GE-ER banget lo jadi cowok, mana mungkin gue ngarep lo nyium gue kayak gak ada orang lain aja!" ketusku.

"Btw, siapa yang ngijinin lo masuk ke kamar gue?" tanyaku dengan dagu naik dan tangan terlipat di dada.

"Papa Lo yang ngijinin gue. Jadi lo gak bisa protes sama gue."

"Ish Papa apa-apa sih!" geramku.

Shinki maju lalu mendekat ke arahku, cowok itu menarik tanganku supaya aku keluar dari tempat tidur.

"Ihh apa-apaan sih?"

"Buruan mandi!" titah Shinki.

Aku menggeliat. "Sabar ngumpulin niat dulu."

"Sekarang mandi sendiri atau gue yang mandiin?" tawar  Shinki menyunggingkan senyumnya.

Aku bergidik ngeri. "Dasar cowok mesum. Gue bisa sendiri!"

"Oh ya, berhubung gue lagi mandi mending lo keluar dari kamar gue, bisa-bisa gue di intip lagi," lanjutku sambil melirik Shinki dari atas sampai ke bawah.

"Sorry gue bukan cowok seperti yang otak lo pikiran itu. Kalau ada yang liat bukan gue yang di kira mesum tapi lo, mana ada cewek yang ngeliatin cowok kayak lo sekarang."

Aku mendelik sebal. "Looo!" tanganku berada di depan wajah cowok itu hendak mencakarnya.

"Ishhh!" hentakku. Aku berjalan ke kamar mandi.

SHARA (TAMAT)Where stories live. Discover now