Fakta

287 26 4
                                    

"Sekian dulu untuk pelajaran hari ini. Dan kalian jangan lupa minggu depan kita cari nilai," ucap guru yang ada di depan dengan badan atletisnya. Sebenarnya tadi aku meminjam baju di Bara kebetulan dia lagi membawa baju olahraga.

Aku meniup-niup rambut Dilla yang ada di depanku. "Ra diem deh!" ketus Dilla, dari tadi dia sudah kesal denganku karena aku selalu meniup-niup rambutnya.

Semua murid meninggalkan barisan termasuk aku dan Dilla. Kami berdua berjalan menuju toilet wanita untuk menganti pakaian. Belum sempat aku masuk ke dalam toilet tiba-tiba Dilla menarik tanganku.

"Kenapa?" tanyaku.

Dilla hanya bergeming. Aku mengangkat salah satu alisku menunggu Dilla berbicara.

"Gini Ra ... tadi gue liat lo ditarik ama kak Shinki ya?" tanya Dilla pelan.

Aku mencoba berpikir, seingatku tadi aku ditari oleh ketua osis belagu itu.

"Shinki?" tanyaku. Dilla mengangguk. "Iya ketua osis disini," jawabnya.

"Ohhhh," aku mengangguk paham. Jadi nama kakak kelas belagu itu Shinki. Eh, Tapi kenapa Dilla bertanya seperti itu?

"Emangnya kenapa?" tanyaku penasaran.

Dilla menghembuskan napasnya dengan berat. "Sebenarnya fans dia disini banyak banget. Dia juga anak dari pemilik sekolah ini. Gak kebayangkan jika fans-nya dia liat lo sama dia, bisa diamuk masa lo!" cecar Dilla membuatku kesal. Emangnya aku yang duluan. Dia tuh si kakak kelas yang namanya Shinki itu duluan yang mencari gara-gara. Mungkin.

Aku menggidikkan bahu. "Bodo amat! Gue gak peduli mau fans-nya dia satu sekolah pun gak ada ngaruhnya sama gue. Toh gue gak suka sama dia. Gue itu benci sama dia!" ujarku yang membuat Dilla menatapku cemas. "Lo yakin gak bakalan suka sama dia? Secara dia itu ganteng, anak pemilik sekolah, ketua osis, pinter. Apa lagi coba yang kurang? Gue jamin lo bakalan suka sama dia!" ujar Dilla sangat yakin. Cewek itu menatapku dengan pandangan serius. Lalu pergi duluan masuk ke dalam toilet meninggalkanku di luar yang masih bergeming.

"Gue gak bakal suka sama dia!"

__________

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi membuat semua siswa berjalan menuju parkir guna mengambil kendaraan mereka kemudian pulang ke rumah masing-masing.

Aku hanya menatap ponselku dengan kesal. "Buset ni orang lama amat jemput gue. Niat gak sih!" ketusku.

Tadi Dilla sudah pulang duluan karena ada urusan yang penting. Sedangkan aku berdiri di depan sekolah dengan harapan semoga orang yang menjemputku segera datang dan dengan senang hati aku bakalan menyiksa tuh orang.

Sudah tiga puluh  menit tetapi dia belum datang. Siapa lagi kalau bukan Bagas. Andai saja Rio tidak menyuruhku menunggunya sudah pasti sekarang aku sudah berada di atas kasurku yang nyaman.

"Awas ya kalo dia dateng, gue bejek-bejek tuh orang!"

Sumpah kakiku rasanya susah tidak kuat berdiri. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari tempat duduk karena rasanya aku ingin pingsan saja.

Ting!

Ponselku berbunyi menandakan ada sebuah pesan yang masuk. Dengan lambat aku mengabil ponsel di saku rok kananku lalu membuka obrolan chat.

BagasW.
Ra lo tunggu lagi bentar. Jalanan macet banget :"

Huh! Dengan kesal aku memasukkan ponselku lalu berdiri dan menghentakkan kaki. Masa bodo jika Bagas kesini, aku memilih pulang duluan daripada menunggu dia. Iya dia harapan yang tidak pasti.

________________

Hawa panas menyelimuti setiap orang. Mata mereka menacarkan betapa mereka salih membenci.

"Mana pasukan lo? Apa jangan-jangan mereka takut?" teriak salah satu seseorang yang diyakini adalah ketuanya.

Cowok dengan perawakan tinggi menyunggingkan sebuah senyum. "Gue gak banci kayak lo yang mainnya kroyokan. Lo jangan lupa, kalo gue pernah menang lawan kalian semua sendiri!" ujar Shinki.

Sebenarnya Shinki merupakan cowok yang sering ikut tawuran. Tapi karena prestasinya dan dia sering mendapatkan juara, makanya di sekolah dia terpilih menjadi ketua osis, yang tentu saja membuat namanya semakin populer ditambah lagi dia adalah anak dari pemilik sekolah. Tapi fakta itu tidak membuat Shinki membedakan pertemanan, dia akan berteman dengan siapa yang dia anggap orang yang tulus. Bukan orang yang bermuka dua.

"Steven Shinki Alfaro, jangan pikir baru lo bisa ngalahin gue, gue bakalan takut sama lo. Justru gue akan semakin pingin ngalahin lo!" teriak  seorang cowok di hadapan Shinki yang berjarak tiga meter.

Shiki menunjukkan senyuman devilnya. "Lo jual gue beli," ucap Shinki dengan ekspresi meremehkan lawan, tentu saja mengundang amarah cowok di seberang sana

"Tunggu apa lagi, serang!" Komando cowok itu. Semua orang yang ada di belakang cowok itu mulai berlari mencoba mengkroyok Shinki. Tapi dengan mudah Shinki mengalahkan mereka.

Sekarang hanya tersinya cowok di hadapannya ini. Shinki berjalan mendekat ke arah cowok itu. "Sama seperti dulu, gue yang bakalan menang bukan lo!" bisik Shinki membuat cowok itu menggertakkan giginya.

"Sial!"

Pugh!

Cowok yang ada di hadapan Shinki memukul rahang Shinki secara tiba-tiba membuat Shinki terkapar di jananan, dia mencoba berdiri dengan mengusap darah segar yang keluar dari bibirnya yang robek.

"Woy! Jangan main kroyokan lo!" teriak Tedi yang baru saja datang bersama teman-temannya.

"Lo gak apa-apa Ki?" tanya Tedi membantu Shinki berdiri.

"Ck. Lo lambat geblek!" kesal Shinki, tapi masih menerima bantuan Tedi.

Semua anak sudah berada di belakang Shinki. Sekarang tinggal menunggu komando Shinki untuk menyerah anak sekolah lain di hadapannya.

"Rio Anggara Putra, gue ingetin sama lo. Lo gak bakal menang lawan kita. Lo udah nyobak berkali-kali, tapi apa, hasilnya sama aja, lo gagal!" cemooh Shinki, tentu saja perkataannya mengundang amarah bagi Rio.

Iya Rio, anak SMA Rajawali, teman Shara. Namun Shara tidak mengetahui jika sekolah Rajawali dan sekolah Nusa Bangsa merupakan musuh bebuyutan. Sebagian kecil dari mereka yang tau jika sering terjadinya pertikaian antar dua sekolah.

"Gak usah banyak bacot lo!" teriak Rio.

Tanpa sepengetahuan Shinki dan Rio. Ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka dari kejauhan.
_________________________

Wahhhh.... Maaf banget ya, bagi yang lagi nungguin cerita Shara. Karena baru dapet waktu buat update ini lagi.

Hmm.... Jangan marah ya 😊

Terimaksih

SHARA (TAMAT)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu