Larry Holmes (Part 1)

Mulai dari awal
                                    

***


Setelah kelas berakhir, aku pergi ke perpustakaan untuk bertemu dengan Leticia seperti yang telah dijanjikan. Kami akan membicarakan rencana kami di sana. Perpustakaan akan ditutup jam 5 sore. Jadi, kami masih memiliki waktu sekitar 2 jam untuk membicarakan hal itu.

Sesampainya di sana, aku melihat Leticia sudah datang lebih dulu. Ia duduk di bangku bagian ujung. Tempat yang baik. Tidak terlalu ramai dan mencolok. Kami bisa berbicara mengenai hal ini dengan aman.

Leticia melambaikan tangannya ke arahku. Aku membalasnya.

"Hey, apa kau sudah menunggu lama?" Tanyaku, merasa tak enak.

"Oh, tidak juga. Aku baru sampai 15 menit yang lalu. Lagi pula, di sini asyik! Aku bisa menunggu sambil membaca buku," jawabnya dengan santai.

"Baiklah kalau begitu. Jadi...apa kau serius ingin membantuku?"

"Tentu saja! Mengapa tidak!"

"Terimakasih, ya. Aku senang sekali kau mau membantu. Seperti yang kau tahu, Malta adalah sahabat baikku, dan aku tidak mungkin mengabaikan masalahnya begitu saja. Masalahnya merupakan masalahku juga. Kau mengerti, kan?" Jelasku.

"Iya. Aku sangat mengerti. Beberapa hari terakhir kami juga sering bicara. Jadi, anggap saja kami sudah berteman. Teman baikmu berarti juga teman baikku."

Mendengar perkataannya membuatku jauh lebih tenang. Aku merasa tidak perlu sungkan lagi untuk meminta bantuannya.

"Jadi, apa kau punya rencana?" Tanyanya.

"Sebetulnya, aku sudah memikirkan beberapa. Tetapi, aku masih belum yakin."

"Ya sudah. Sebutkan saja salah satu rencanamu!" Pinta Leticia.

"Rencana apa?" Celetuk Branton yang tiba-tiba ada di samping kami.

"Kau! Sejak kapan kau ada di sini?" Tanyaku terkejut.

"Entahlah...mungkin beberapa detik yang lalu," jawab Branton. "Apa yang kalian lakukan di sini? Aku ingin bergabung!"

"Kami ingin membantu Malta. Sebaiknya kau pergi saja, sana!" Kataku, mengusirnya.

"Membantu Malta? Kenapa tidak mengajakku?" Tanyanya lagi.

"Lagi pula kau tidak peduli padanya. Untuk apa aku mengajakmu!" Jawabku kesal.

"Kata siapa aku tidak peduli!" Ia mengelak. "Malta temanku juga!"

"Larry...sudahlah! Biarkan saja dia bergabung! Lagi pula, semakin banyak yang membantu akan semakin baik," ujar Leticia, berusaha membelanya. Aku pikir ia menyukaiku!

"Oke. Aku akan memberinya kesempatan." Dengan terpaksa aku menerimanya.

"Terimakasih, Larry! Terimakasih!" Ucap Branton sambil memegang kedua tanganku.

"Lepaskan!"

"Baik...baik..." Kata Branton sambil cengengesan. "Jadi, apa yang akan kita lakukan?"

AMBISIUS : My Brother's Enemy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang