"Ya...seperti yang aku katakan. Kalian hanyalah umpan. Aku sengaja menciptakan skenario ini untuk menjebak mereka semua. Itu akan mempermudah kami untuk menangkap mereka, bukan?"

"Jadi, semua ini sudah lama direncanakan? Dan kalian tidak memberi tahu kami sedikitpun!" Mataku membelalak. "Pantas saja kata sandinya terlalu mudah! Maksudku, siapa pula yang akan memakai 1-2-3-4 sebagai sebuah pin!"

Paul tertawa.

"Iya, benar. Sekali lagi maafkan aku!" Katanya, memohon. "Itu semua aku lakukan agar mereka tidak curiga. Agar skenario yang kalian perankan berjalan dengan sempurna. Aku tahu, selama ini mereka semua pasti sudah memata-matai kalian dari belakang. Jadi, selama mata mereka terfokus kepada kalian berdua, mereka tidak akan berpikir jika chip itu sebenarnya berada di tempat lain," lanjutnya, menjelaskan.

"Paul, asal kau tahu saja, ku kira saat itu aku akan benar-benar mati! Mereka semua tiba-tiba menculik kami di bandara internasional. Kami benar-benar ketakutan. Lalu, kami terombang-ambing di atas kapal selama beberapa hari. Kapal itu bahkan dipenuhi bau amis ikan. Kami juga makan makanan sampah. Tapi, sesuai rencana, kami tetap mengikuti arahanmu. Kami menunggu beberapa hari sebelum memberi tahu mereka letak chip itu. Sebetulnya, kami benar-benar bingung kenapa kau menginginkan kami melakukan itu. Maksudku, untuk apa kami melindungi chip itu jika pada akhirnya kami sendirilah yang memberi tahukan letak keberadaannya. Tapi ternyata, selama ini, chip itu bahkan tidak ada di sana! Lalu, di mana chip itu sebenarnya?"

Para pelayan itu mendatangi kami dengan berbagai macam hidangan di atas baki. Ada tuna sashimi dengan saus asam manis, salad calamari dengan artichoke, daging kambing panggang, spaghetti lobster, kentang rosemari tasmania sebagai tambahan, frozen pavlova dan sorbet sebagai hidangan penutup, dan smokey pulp cocktail untuk mengakhirinya. Semuanya terlihat persis seperti hidangan yang biasa kami temui di hotel.

Paul mempersilakan kami untuk duduk di atas wingback chair-nya yang sangat empuk dan mewah, yang biasanya hanya aku lihat di dalam istana. Seperti, waktu aku berkunjung ke Buckingham Palace untuk menjalankan tugas.

Kami menikmati hidangan yang begitu mewah di tengah cuaca yang dingin. Membuat tubuh kami menjadi lebih hangat.

"Selama ini, chip itu ada padaku. Setelah kita menyadari seorang anggota intelijen berkhianat dan membocorkan rahasia ini kepada para mafia itu, kami langsung memindahkan chip itu ke tempat lain. Tapi selain itu, kami juga memikirkan berbagai macam cara untuk bisa menyembunyikannya dengan baik dan kami berpikir jika skenario ini mungkin akan berhasil mengecoh mereka."

"Aku tidak menyangka jika kau benar-benar pintar, Paul!"

Kami semua bertepuk tangan.

"Tidak usah menyanjungku! Kalian juga sudah melakukan pekerjaan kalian dengan sangat baik! Sebagai gantinya, aku akan memberikan hadiah liburan gratis kepada kalian berdua. Kalian bisa melakukan apapun yang kalian inginkan!"

"Benarkah itu?!" Tanyaku tak percaya.

"Tentu saja!"

"Akhirnya...setelah berhari-hari berada di atas kapal berbau ikan busuk, kini aku bisa melemaskan otot-ototku!"

Setelah kami diculik di bandara internasional, mereka tidak pernah mengizinkan kami untuk meregangkan otot atau menghirup udara segar. Bahkan untuk buang air pun, mereka membatasi kami hanya selama satu setengah menit.

"Tapi jika aku boleh tahu, apa isi dari chip itu?" Tanyaku.

"Chip itu berisi semua informasi rahasia mengenai seluruh bukti kejahatan yang sudah dilakukan oleh para mafia itu. Mereka semua adalah mafia kelas atas. Sudah menjadi buronan di beberapa negara. Walaupun sampai saat ini kami masih mencoba untuk menemukan dalangnya. Mereka melakukan berbagai macam bisnis ilegal, seperti perdagangan manusia, jual-beli narkoba, penjualan organ tubuh, penjualan senjata di pasar gelap, dan masih banyak lagi."

AMBISIUS : My Brother's Enemy [TAMAT]Where stories live. Discover now