"30% lebih banyak!" Kata Juan bernegosiasi.

"25%, tidak lebih dari itu!" Tawarku.

"Deal!" Kami berjabat tangan.

Akhirnya, Juan menerima tawaranku. Dengan sangat hati-hati, ia menempatkan jarinya pada tombol itu. Kami semua, sedikit demi sedikit, mulai berjalan mundur untuk menjauhinya.

Tiba-tiba, boneka beruang itu membunyikan suara, "Dasar Bodoh! Kalian Bodoh! Kalian yang paling bodoh!", dengan musik di latar belakangnya.

"Apa ini!"

Saat itu aku tersadar, bahwa selama ini kami telah tertipu.

Saat aku membalikkan badan, pintu ruang penyimpanan sudah tertutup sepenuhnya. Kami bahkan tidak menyadari itu.

Kami berusaha mendobrak pintu itu, tetapi sayang, pintunya terlalu kuat. Semua itu hanya membuat jari-jari kaki kami kesakitan.

Tidak ada jalan keluar. Kami telah dijebak.

Beberapa menit kemudian, beberapa orang meneriaki kami dari luar.

"Tetap di dalam! Kalian sudah dikepung!"

Sepertinya, hari ini tidak menjadi hari keberuntunganku lagi.


***


[MRS. ARMCHAIR]

"Terimakasih Paul. Kau sudah menyelamatkan kami!" Ucapku.

Kali ini, kami berada di dalam sebuah mansion mewah milik Paul Tender yang terletak di Sydney. Ia adalah salah satu pengusaha besar di Australia yang menjalankan bisnis properti. Selain itu, ia juga merupakan rekan kerja kami.

Kami memang cukup beruntung. Setelah para bedebah itu melempar kami ke laut dengan tangan dan kaki yang masih terikat, Paul dan teman-temannya berhasil menyelamatkan kami berdua tepat waktu. Untungnya, kedua penjaga kapal yang di lempar itu sudah lebih dulu selamat dan segera mengirimkan sinyal kepada Paul untuk meminta bantuan. Jika tidak, mungkin kami berdua sudah berada di dalam kantong jenazah.

"Bukan masalah! Justru akulah yang harus meminta maaf karena merepotkan kalian!" Balas Paul.

"Apa maksudmu? Ini memang sudah menjadi tanggung jawab kami."

Paul memberikan kami sebuah handuk untuk mengeringkan badan kami yang basah kuyup. Mataku masih terasa perih setelah kemasukan air laut. Salah satu pelayannya memberikan kami sepasang baju ganti yang mungkin berharga ratusan dolar.

"Ya...memang benar. Tapi, ada satu hal yang belum aku katakan," kata Paul.

"Apa itu?" Tanyaku bingung. "Oh, ya! Bagaimana dengan chip itu?"

Setelah beberapa lama aku baru mengingatnya kembali. Tujuan kami ke Sydney adalah untuk melindungi chip itu. Jika Jack berhasil mengambilnya, bukankah itu sia-sia?

"Itu dia! Jadi...begini. Sebetulnya, kalian hanyalah sepasang umpan yang sudah kami persiapkan sedari dulu," ungkap Paul.

"Apa! Umpan? Tapi kenapa?" Aku terkejut. Tidak ada yang pernah memberi tahuku tentang hal ini. Aku juga tidak pernah merasa seperti umpan. Aku hanya menjalankan tugasku seperti biasanya.

"Dari awal, kami memang tidak pernah menyimpan chip itu di dalam feri."

"Lalu, mengapa kau menyuruh kami menjaga feri itu dan memberikan kami kata sandinya?"

AMBISIUS : My Brother's Enemy [TAMAT]Where stories live. Discover now