26. Another Catastrophe

993 122 81
                                    

Hai, akhirnya aku kembali lagi seteleh sekian lama😂

Kalian apa kabar?

Sudah siap bertemu Atilla dan kawan-kawan?

Absen dulu sesuai karakter favorit kalian di PTCW. Absennya di sini.

Jangan lupa vote, follow, add cerita ini ke library kalian, dan komen sebanyak-banyaknya agar cerita ini semakin banyak yang baca, ya!

Happy Reading

———

Adalah kenyataan bahwa kehidupanku tak pernah lepas dari malapetaka
—Atilla Solana

• • •

"Anjing!" pekik Alex saat tiba-tiba seseorang menabraknya dari arah halaman belakang, hingga kini ia jatuh terduduk saat baru berbelok dari area dapur.

"Aduh, sorry, Kak Alex. Gue nggak sengaja. Gue disuruh Derrel buat ambil daging, di mana yah?" Beruntung, Arkan tak disemprot oleh Alex.

Alex berusaha berdiri dengan rasa sakit yang lumayan lama menjalar di area bokongnya. "Bentar. Ta, Bas, masih ada nih! Daging lupa diambil!" teriaknya, saat dilihat teman-temannya sudah menghilang di belokan pintu belakang.

Meski begitu, Duta dan Bastian masih berhasil terpanggil. Mereka datang sudah dengan tangan kosong, karena barang yang dibawa tadi sudah di letakkan di tempat seharusnya.

Arkan tergagap di tempatnya. "Eh—nggak usah repot-repot, Kak. Biar saya aja yang ambil dagingnya," tawarnya pada ketiga kakak kelas.

"Nggak apa-apa. Itu juga daging-dagingnya kebanyakan kalo lo bawa sendiri," jawab Duta.

"Iya. Sekalian kita ambil peralatan makan, bumbu-bumbu, sama sayuran juga."

Lalu, mereka berempat berjalan menuju dapur untuk mengambil segala keperluan.

"Terima kasih, Kak," celetuk Arkan, yang kemudian merasa bodoh dengan kalimatnya sendiri. Memangnya, terima kasih untuk apa?

• • •

Dengan segala kepiawaian yang ia wariskan dari sang ayah, Duta menjadi juru masak untuk kegiatan camping mereka.

Seonggok daging yang sebelumnya sudah ia marinasi dengan bumbu instan dan beberapa siung bawang putih, ia oleskan lagi dengan mentega, hingga akhirnya menghasilkan aroma menggoda saat diletakkan di atas panggangan.

Asapnya mengepul. Aromanya merasuki indra penciuman orang-orang yang menyaksikan, dan membuat mereka semua meneguk air liur.

"Emang pacar gue ter the best!" Atilla yang berdiri tak jauh dari pemanggangan mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi.

Duta tak menanggapi. Setelah selesai dengan seonggok daging tadi yang kini sudah siap disantap, ia beralih fokus ke sekumpulan sosis yang sudah ia goresi garis lintang agar bumbunya bisa meresap. Mengolesinya dengan mentega, kemudian memanggangnya hingga menimbulkan asap mengepul.

Selang beberapa puluh menit, mereka semua duduk beralaskan kain di atas hamparan rumput. Semua hidangan yang dibuat oleh Duta sudah tersaji di tengah-tengah. Ada hidangan steak, daging barbeque, suki, serta sayur-sayuran dan buah sebagai pelengkap. Seolah itu semua belum cukup untuk mengundang selera, tak lupa Duta menyajikan tiga jenis jus buah segar untuk diminum bersama.

CephalotusWhere stories live. Discover now