sembilan

331 20 13
                                    

"Berhasil!!!" Girang Kainan di dalam kamarnya yang didominasi dengan warna hitam putih. Dengan kasur yang tidak besar maupun kecil, pas untuk dirinya merasa nyaman.

"Kenapa gue kayak gini ya?" Tanya Kainan bingung pada dirinya.

"Ga ga ga, gue gaboleh kayak gini, cuma simpen nomor aja ga lebih."

"Tapi bentar, ngapain simpen kalo ga hubungin sama sekali?"

Yap, Kainan. Di luar rumah khususnya di sekolah, ia dikenal dengan seseorang yang tidak tertarik jika berurusan dengan seorang wanita. Tapi, jika orang-orang jeli, bukannya ia tidak tertarik, tetapi sedang "mencari" yang menurut dia menarik.

Sampai detik ini ia masih bertanya-tanya pada dirinya kenapa ia meminta nomor Kayla. Kainan berpikir bahwa dirinya sudah tertarik pada Kayla. Tapi disanggahnya pikiran itu, seolah tidak mau menerima kenyataan apa yang sudah ia lakukan tadi.

"Kenapa gue penasaran sama tuh cewek?" Ucap Kainan sambil mengotak-atik ponselnya, tanpa disadari membuka fitur chat yang tertuju ke seseorang bertuliskan nama 'Kayla'.

Jari Kainan mulai mengetikkan 2 kata yang tidak seharusnya dituliskan saat dua orang yang belum saling kenal dengan baik, menanyakan hal tersebut.

"Lagi apa?"

Tanpa disadari jarinya menekan gambar pesawat terbang kertas, yang berarti pesan itu terkirim.

Tidakkk!!!!

Kainan terkejut dengan perbuatannya sendiri. Sudah gila kah dia? Untuk apa melakukannya?

Panik. Ia bingung harus bagaimana, menariknya kembali pesan yang telah dikirimnya, atau biarkan saja?

Setelah memikirkannya berulang kali Kainan membuka fitur chat tadi lalu menekan lama kalimat yang telah ia kirim dan menekan 'unsent'.

"Untung belum dibaca." Ucap Kainan merasa lega, hampir saja ia gila dibuatnya.

🌻🌻🌻

Drrtt drrtt

Terdengar getaran notif ponsel. Kayla yang sedang mengerjakan tugasnya mengecek ponselnya, siapa malam-malam begini mengirimkan pesan padanya.

Hanya nomor yang muncul. Lalu ia buka isi pesan itu dan dibacanya.

"Lagi apa? Hah siapa?"

Tanpa memikirkan lebih jauh, ia keluar dari room chat nomor yang tidak dikenalnya.

Saat merapihkan buku-bukunya yang akan dibawa esok, tiba-tiba ia teringat dengan kejadian tadi sewaktu pulang sekolah.

Cepat-cepat ia buka riwayat panggilan ponselnya, dan mencocokan nomor terakhir yang ia panggil dengan nomor pesan yang baru saja masuk.

Sama!!

Lagi-lagi mata Kayla membulat sempurna. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena jatuh cinta, tapi karena dia takut berulah dengan kakak kelas di sekolahnya.

Setelah menetralkan dirinya, ia membuka kembali fitur chatnya.

Pesan ini telah dihapus.

Kayla heran kenapa pesannya dihapus. Dirinya ingin bertanya, tapi perasaan takut lebih besar. Akhirnya ia memutuskan untuk mematikan ponselnya dan bergegas tidur agar esok tidak kesiangan.

Hal yang tidak diketahui Kainan sebelum menghapusnya, bahwa Kayla telah membacanya!

Kayla mematikan fitur terbaca dipesannya, jadi orang tidak akan tahu kapan ia telah membacanya. Dan Kainan mengira pesan tersebut belum terbaca oleh Kayla.

K.A.Y.L.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang