enam

586 26 5
                                    

Sudah dua hari berlalu semenjak Zano membentak Kayla. Sampai sekarang masih saja Kayla tidak secerewet seperti biasanya.

"Kay gue anter ya.... " Ucap Zano saat Kayla memakai sepatu.

"Mau naik bus aja." Jawaban sama yang di keluarkan Kayla selama dua hari ini.

"Kayla... Sekolah Zano sama kamu kan searah, berangkat bareng aja ya?" Nina yang mulai angkat bicara.

Bicara mengenai sekolah, memang benar Kayla dan Zano tidak satu sekolah. Ya, tepat sekali. Keinginan Kayla tentunya. Jika tidak dituruti Kayla berkata tidak akan mau berangkat sekolah, karena dirinya enggan satu sekolah dengan kakaknya sendiri. Kejadian waktu sekolah dasar dimana teman-teman Zano itu menyukai kakaknya, pasti Kayla akan menjadi sasaran untuk dimintai bantuan. Tahu sendiri kan Zano sedingin apa. Kayla saja malas jika berbicara dengan Zano, apalagi harus menjodohkan Zano. Tidak bisa, pikir Kayla waktu itu.

Dan ucapan Nina tidak di respons sama sekali oleh Kayla. Selesai mengenakan sepatu Kayla langsung berdiri dan berpamitan dengan Nina.
"Kayla berangkat dulu ya mah, assalamualaikum." Pamit Kayla.

Nina masih memegang tangan Kayla yang hendak melepaskan tangannya. "Besok lusa, hari Sabtu papah pulang, mamah ngga mau kalian berdua diem-dieman kayak gini."

Kayla maupun Zano tidak ada yang merespons. Sempat Kayla melirik Zano yang ternyata menatapnya daritadi, sontak ia langsung membuang muka ke arah lain.

"Zano?" mendengar Nina memanggil namanya, Zano langsung mengalihkan pandangannya dari Kayla ke arah Nina.

"Ya?" tanya Zano.

"Ngerti kan maksud mamah?"

"Iya mah Zano paham."

Nina menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Zano.

"Kayla, juga ngerti kan?" giliran Kayla yang ditanya.

Kayla mendengus pelan, "iya mah ngerti. Lepasin dulu dong mah tangannya, mau berangkat nih takut telat."

Tiba-tiba Nina terlintas ide usilnya agar kedua anaknya bisa berangkat ke sekolah bersama.

"Mamah lepasin kalo kamu berangkat sama Zano." Baru saja Kayla mau protes, Nina melanjutkan kalimatnya lagi.  "Ngga mau yauda, kamu ngga mamah lepasin."

Akhirnya Kayla menyerah, aslinya sih kalau di suruh tidak masuk sekolah Kayla pasti sangat bahagia. Tapi tidak untuk hari ini, ia ada praktikum biologi. Jika tidak mengikuti ia harus susulan sendiri, Kayla bergidik ngeri membayangkan di dalam lab hanya berdua bersama guru biologi yang irit bicara sama seperti Zano.

🌻🌻🌻

Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di sekolah Kayla. Sekolah Kayla termasuk sekolah terkenal di daerah Jakarta yang memiliki segudang prestasi dan tidak jarang sering memenangkan lomba olimpiade. Dan Kayla lah salah satu siswi saat beberapa bulan tahun ajaran awal yang memenangkan olimpiade kimia tingkat Nasional. Tidak heran kenapa ia bisa masuk ke sekolah ternama itu.

"Makasih." Ucap Kayla sambil melepaskan seatbelt nya. 

"Kay, ntar balik sekolah aku jemput ya?" Zano memberanikan diri bertanya.

Kayla langsung membalikan badannya ke arah Zano dengan wajah yang terlihat sedikit kesal.

"Gue mau di jemput kalo kak Zano ngga ngomong aku kamu smaa adek sendiri."

"Dek, ngga bisa."

"Yauda." Jawab singkat Kayla yang langsung mau keluar dari mobil Zano.
Zano sedikit memikirkan permintaan Kayla, mau tidak mau akhirnya dia mengalah. "Okei, kakak coba."

Setelah mendengar ucapan Zano, Kayla mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobil.

"Yakin?" tanya Kayla yang saat ini sudah berhadapan dengan Zano.

Zano mengangguk yang berarti dia bersedia melakukannya.

"Coba kalo gitu." Pinta Kayla.

Zano sedikit kebingungan kalimat apa yang harus di keluarkannya, ia sangat kikuk jika harus berbicara gue-lo kepada adiknya sendiri.

"Tunggu dalem aja, sebelum ak- maksudnya gu-e telpon baru keluar." Ucapnya merasa aneh saat mengucapkan kata gue kepada adik sendiri.

Tanpa di duga reaksi Kayla langsung berubah 360°, ia langsung tersenyum dan memeluk Zano.

Zano yang melihat respons Kayla sangat bahagia ia ikut membalas pelukan adiknya.

"Okei, babayy Zano yang paling dingin sedingin kutub es." Ucap Kayla langsung melepaskan pelukannya dan keluar dari mobil.

Zano yang mendengar adiknya tidak memanggil kakak langsung menurunkan jendela dan berteriak, "panggil kakak, bukan nama. Ngga sopan."

Bukannya menurut, Kayla malah semakin berteriak. "Zano, buruan ntar lo telat."

Zano hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Kayla dan mulai melajukan mobilnya. Di dalam mobil hatinya terasa senang, kini dirinya dan Kayla sudah berbaikan.

🌻🌻🌻

"Kaylaaa...." Suara teriakan terdengar di ujung koridor yang saat ini Kayla lewati. Tanpa perlu menoleh, Kayla tahu siapa yang memanggilnya.

Kini Sarah sudah berada di sebelah Kayla. "Kay, gue dari tadi ngejar lo pas di gerbang."

"Gue kan ngga ngerti." Jawab Kayla.

"Dan tadi gue teriak lo ngga denger?" tanya Sarah sambil mengelap keringat yang mengalir di pelipisnya karena lelah mengejar Kayla.

"Denger." Jawab Kayla singkat, yang membuat Sarah mendelik mendengarnya.

"Terus lo diem aja? Ngga balik badan? Ngeselin ya lo Kay.... " Cerocos Sarah tidak terima, dirinya merasa seperti orang bodoh pagi-pagi sudah teriak dan sempat menjadi pusat perhatian.

"Lagian lo juga teriak-teriak, itu mulut atau toak?"

"Tau ah, gue sebel sama lo. Praktik biologi ngga usah sekelompok sama gue. Titik." Setelah mengucapkannya Sarah langsung pergi meninggalkan Kayla begitu saja.

Kayla yang mendengar perkataan Sarah tadi langsung berlari mengejar Sarah yang sudah beberapa langkah di depannya.

"Sarah.... Pagi-pagi jangan bete dong. Ntar gue teraktir makan bakso deh... Maafin yaa?" rayu Kayla dengan wajah memohon.

Mendengar kata 'traktir' Sarah langsung tersenyum. "Beneran nih?  Bakso ya?"

"Iyaa, tapi lo sekelompok sama gue."

"Yee siapa juga yang ngga mau sekelompok sama lo Kay, ntar ngga ada yang bikin laporan dong.... Hahahaha" ucap Sarah yang langsung mendapat tatapan tajam dari Kayla.

Sarah yang tadinya tertawa terbahak kini mulai memelankan suara tawa nya sambil mengangkat telunjuk dan jari tengah dengan maksud meminta damai.

"Gajadi traktir." Setelah mengucapkannya Kayla langsung pergi meninggalkan Sarah. Sarah pun berusaha mengejar sahabatnya itu dan memohon agar traktirannya tidak batal, tetapi bukan Kayla jika langsung menurut permintaan Sarah. Ia masih kesal kepada Sarah yang sudah mengerjainya. Hal sepele sebenarnya, tapi beginilah sifat asli Kayla,  mood-nya mudah berubah kapan saja.

🌻🌻🌻


K.A.Y.L.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang