delapan belas

87 2 0
                                    

Nina mengetuk kamar Kayla pelan, dan membukanya dengan hati-hati. Dilihatnya, anak gadisnya sedang duduk menatap jendela kamarnya yang menampakkan sisa-sisa air hujan.

"Dingin sekali Kay kamar kamu."

Langsung diraihnya remote AC dan memperbesar suhunya sampai angka 24° celcius.

"Anak mamah sayang." Nina langsung memeluk putri kesayangan satu-satunya itu.

Suara sesenggukan Kayla mulai terdengar. Nina hanya mengelus punggung anaknya agar merasa tenang.

"It's okay Kayla, mamah di sini."

Masih dengan posisi yang sama, Kayla semakin menangis. Dirinya sedang tidak ingin bercerita, hanya butuh waktu untuk dirinya menangis dan nanti akan kembali sadar.

"Mah...." panggil Kayla dengan suara serak karena tangisannya.

"Iya Kayla?"

Kayla tidak menjawab, melainkan mempererat pelukannya. Nina tidak akan meminta kejelasan masalah Kayla, karena Nina yakin anak gadisnya akan bercerita tanpa harus diminta.

🌻🌻🌻

Seperti biasa Zano sudah siap mengantar Kayla ke sekolah. Setelah selesai sarapan, mereka berdua pamit kepada Nina.

"Ntar kakak jemput, di kelas aja nunggunya. Kalo sampe bakal aku chat."

"Gue-lo kak."

Kebiasaan yang memang susah untuk dirubah Zano.

"Iya gg-gue jemput ntar." Susah payah Zano mengucapkannya.

"Oke."

Terlihat senyuman kecil yang terpancar di wajah Kayla. Zano bersyukur, karena hal kecil tadi bisa membuat adiknya tersenyum.

"Sampai." ucap Zano.

Kayla melepas seat belt-nya, dan bergegas turun dari mobil.

"Kay." Zano menurunkan kaca jendelanya.

Mendengar namanya dipanggil Kayla menoleh. "Ya?"

"Kalo ada apa-apa kabarin kakak."

Kayla mengangguk mengerti, setelahnya kembali berjalan menuju kelasnya. Dari kejauhan tampak Sarah yang telah menunggunya di depan kelas.

"Gue kira ga bakal masuk lo Kay."

"Bisa dimakan Zano gue."

"Kakak Kay, nyebut nama doang."

"Kita dapet giliran duduk depan Rah?" bukannya Kayla menanggapi kalimat Sarah, malah mengganti topik.

"Iya, dan parahnya lagi hari ini ulangan matematika Kay....."

Untung saja Kayla ingat. Semalam setelah mengulang materi PMR yang akan diujikan hari ini, dirinya membuka kembali buku khusus untuk deadline tugas maupun ulangan.

Beberapa kali Kayla berusaha mengenyampingkan masalahnya untuk tetap fokus belajar, berat, tapi harus karena Kayla tidak mau dirinya lemah.

"Kay, gimana nih ulangan."

"Ya ga gimana-gimana. Belajar makannya."

"Udah, tapi gue deg-degan."

"Jam keberapa sih?"

"Pertama Kay!" jawab Sarah panik.

"Oh."

"Oh? Oh aja reaksi lo."

Kayla mengedikkan badannya dan membuka botolnya untuk ia minum. Pagi-pagi begitu haus rasanya.

"Gue jadi ikutan haus gegara tanggepan lo." Sarah ikutan duduk dan mengambil botol minumnya dan diteguknya dengan brutal, seakan-akan dirinya habis lari.

K.A.Y.L.AWhere stories live. Discover now