tiga belas

209 12 0
                                    

Udara pagi ini cukup dingin, sepertinya musim hujan akan datang. Kayla mengenakan jaket biru kesayangannya turun dari mobil Zano. Seperti biasa pagi hari selalu diantar oleh kakaknya yang sejak tadi tidak berhenti bertanya tentang hal kemarin, dan jawaban Kayla selalu "nanti di rumah gue ceritain."

Sebelum turun ia berpesan kepada Zano hari ini untuk tidak menjemputnya, dengan alasan kangen ingin naik angkutan umum, tidak mudah Kayla mendapat ijin Zano. Tapi akhirnya Zano pun mengiyakannya, karena Kayla yang protes sudah menuruti permintaan Zano yang menyalakan centang biru di pesannya. Menurut Zano itu menyebalkan karena yang namanya pesan harus tau sudah dibaca atau belum. Sekarang giliran Zano yang menuruti permintaan Kayla.

Sejak turun dari mobil, Kayla selalu merundukkan kepala saat jalan. Seolah sedang mencari benda jatuh di jalan. Aslinya hari ini rasanya ingin bolos sekolah bahkan kalau tidak bisa, setidaknya Kayla ingin berangkat siang. Namun apa daya, seribu kata memohon pada Zano pasti tidak mau jika berangkat siang, selalu kakak laki-lakinya itu berangkat pagi. Bahkan Kayla berucap, "yauda kakak duluan ntar aku naik angkot atau bus aja." Jawaban Zano selalu, "dek, tau kan Mamah sama Papah selalu nyuruh kakak jagain kamu?" Dan lagi Kayla selalu kalah dengan alasan itu, sehingga memilih menurut.

Klontang!

Tiba-tiba ada suara kaleng tertendang, sontak Kayla langsung mendongakkan kepalanya. Dilihatnya sekelebat bayangan laki-laki yang sudah berlari jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Kayla sempat sedikit berlari mengejar siapa laki-laki itu, dan sejak kapan ada di depannya karena aneh saja biasanya dirinya lah orang pertama yang datang selain bapak kebun sekolah.

"Tumben pagi sekali." Gumam Kayla.

Tanpa menghiraukannya, Kayla kembali fokus berjalan, ke arah kelasnya. Saat dirinya melewati lapangan di lihatnya gedung tiga, area "kandang macan" sebutan anak-anak biasanya, pernah dijangkaunya sekali ke sana dan jika di ingat-ingat hal itu membawanya bertemu dengan Kainan.

Cukup lama Kayla memandang gedung tersebut, setelah sadar ia masih berdiri di tengah lapangan langsung menggelengkan kepalanya agar dirinya semakin sadar dan tidak melamun hal-hal mengenai Kainan.

🌻🌻🌻

"Kaylaaaaaa........." Teriakan suara Sarah yang terdengar dari depan pintu kelas sampai ke dalam, tentunya bangku Kayla.

Mendengar namanya dipanggil seperti itu membuatnya kesal karena menjadi pusat perhatian seisi kelas.

Tidak merespons teriakan Sarah, Kayla kembali menelungkupkan kepalanya.

"Ih Kayla, dipanggil juga." Ucap Sarah yang kini sudah berada di sebelah Kayla.

"Kaylaaaaaa" teriak Sarah lagi.

"Ihh berisik banget sih Rah, pagi-pagi loh ini." Ucap Kayla kesal dan kini dirinya sudah duduk tegap sambil menutup kedua telinganya.

Sarah hanya membalas dengan cengiran.

"Btw, lo semalem ada apa chat gue sebanyak itu? Gue udah tidur semalem, maaf ya."

"Tapi tadi pagi pas bangun, langsung gue jawab kok. Cuma Lo read aja."

"Gapapa." Jawab Kayla singkat.

"Ihh gamungkin, Lo kalo lagi kayak gitu pasti butuh gue dan pasti itu lumayan penting sampai penting banget." Cerocos Sarah.

Kayla menghela napas panjang, menyebalkan sekali.

"Mau denger sekarang?"

Sarah mengangguk semangat.

Kayla langsung beranjak pergi dari bangkunya, dan berjalan keluar kelas.

"Loh Kay kemana?" Tanya Sarah bingung.

K.A.Y.L.Aحيث تعيش القصص. اكتشف الآن