sebelas

230 13 0
                                    

"Kay!" Mendengar namanya disebut, Kayla langsung menoleh ke arah sumber suara.

Dari yang raut wajahnya sedang berpikir, langsung berubah menjadi terkejut.

Bagaimana tidak? Sumber suara yang barusan ia dengar ternyata adalah orang yang sedang ia pikirkan dan tiba-tiba saja muncul dihadapannya.

Heran sekali kenapa di sekolah ini harus Kainan yang sering ia temui belakangan ini.

Kainan melangkahkan kakinya menuju tempat di mana Kayla berdiri mematung saat ini. Tidak butuh waktu lama, kaki jenjang Kainan sudah membawa tubuhnya tepat di depan Kayla yang berjarak satu meter saja.

"Tangan kamu gimana?" Tanya Kainan dengan raut wajah khawatir.

1 detik....
5 detik....
10 detik....

Belum ada respons dari Kayla.

"Kay?"

"Ah ya kak?" Jawab Kayla sedikit terkejut karena sejujurnya ia tidak tahu harus bagaimana.

"Tangan kamu Kay, masih sakit?" Ulang Kainan, dan kini menggunakan nada yg lebih lembut dari biasanya. Ini seperti bukan Kainan.

"Oh ini kak, baik-baik aja udah. Ini mau balik kak. Aku duluan ya." Tidak mau berlama-lama terlihat berbincang dengan Kainan, apalagi sekelebat orang-orang yang berlalu lalang pulang menoleh beberapa kali ke arah mereka berdua. Untuk menghentikannya Kayla memutuskan buru-buru pamit dan pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Kainan.

"Kay...." Panggil Kainan sedikit berteriak.

Tidak digubrisnya, Kayla semakin melangkah lebih cepat bahkan mulai berlari.

"Kay!" Kayla sontak terkejut dan menoleh kebelakang, melihat Kainan berhasil meraih tangannya dan menghentikan langkah kakinya.

"Aku antar pulang." Ucap Kainan.

Kali ini giliran Kainan, tanpa menunggu jawaban Kayla, ia langsung menyeret Kayla menuju parkiran mobil. Untung saja Kainan hari ini membawa mobil, walaupun hati kecilnya ingin mengendarai motor tapi apa boleh buat jika perintahnya hari ini mengendarai mobil.

Ada untungnya juga kini dirinya bisa mengantarkan Kayla yang sedang terluka karenanya.

Sebenarnya dalam perjalanan ke mobil Kayla berulangkali memberontak dan hampir saja jika Kainan tidak memegang tangan Kayla dengan erat, pasti gadis itu bisa lolos dan tidak akan duduk disampingnya seperti saat ini.

🌻🌻🌻

Kayla enggan melihat wajah Kainan, dan ia enggan berbicara dengan Kainan.

Kainan yang melihat perlakuan gadis itu membuatnya sedikit terkikih. Sontak Kayla menoleh ke arahnya. Raut wajahnya bertanya-tanya, "apa yang lucu?"

Hampir sudah 5 menit perjalanan, tapi tak ada satupun pertanyaan Kainan dijawab oleh Kayla.

Dari pertanyaan,
"Gimana tangan kamu?"
"Maaf ya...."
"Mau makan dulu?"
"Okei kita langsung balik."
"Dimana rumah kamu?"

Kainan menghela napas kasar, dan sedikit menoleh ke arah Kayla. Berpapasan dengan lampu merah di depan, jadi Kainan bisa merubah posisinya menghadap Kayla.

"Kay...." Panggil Kainan, tapi sama saja tidak ada jawaban.

"Kay...." Panggilnya lagi, sambil menepuk bahu Kayla.

"Apa sih kak?" Jawab Kayla yang langsung menyenggol tangan Kainan dari bahunya agar tidak tersentuh.

"Kamu kenapa?" Tanya Kainan.

K.A.Y.L.AWhere stories live. Discover now