sembilan belas

64 2 0
                                    

"Bisa bahas yang kemarin?" satu pertanyaan tapi kenapa begitu susahnya Kayla menjawab.

Pertanyaan itu terngiang-ngiang di kepala Kayla hingga dirinya sekarang sudah berada dalam kamar tidurnya.

"Kay, minta hand body." ucap Sarah.

Sejak pulang dari rumah Kainan, Sarah meminta untuk bisa menginap di rumah Kayla. Katanya kedua orangtuanya tidak lagi di rumah. Sarah berucap terasa sepi apalagi tidak memiliki saudara kandung lainnya. Betul, Sarah anak tunggal.

"Tuh." jawab Kayla dengan menggerakkan dagunya untuk menunjuk ke arah yang dituju.

"Bentar deh."

"Ada apa?"

"Kok Lo tau rumah Kainan?" selidik Kayla.

Sarah yang masih mengoleskan hand body pada lengannya sempat terhenti dan menatap Kayla.

"Uhm, gue cari tau tadi hehe."

"Ke siapa?"

"Itu si anak pendiam, Ifah."

"Hah?" Kayla terkejut, gadis pendiam di kelasnya saja tahu rumah Kainan.

"Tadi gue mau nanya Sena, tapi kayaknya gabakal dikasih. Lo tau kan dia setergila-gila itu sama Kainan."

"Wah berprasangka buruk duluan lo Rah." ucap Kayla sambil memasang ekspresi mendramatisir.

"Eh, ga gitu yaa!!!"

"Tapi bentar deh, Sena tau karena suka. Jangan-jangan Ifah tau juga suka sama Kainan?"

Sontak Sarah menutup mulut dengan ke dua tangannya. Terkejut dengan ucapan Kayla yang sama sekali tidak terpikirkan olehnya.

"Huss, lo tu ya bikin gue kaget. Jangan asal tuduh dulu Kay."

"Gaada yang tau Rah."

"Ga salah sih. Jangan-jangan lo...." Sarah memasang wajah jail.

"Apaan?!"

"Santai dong."

"Jangan asal tuduh."

"Emang gue nuduh apaan?"

"Ya- gataulah!!!"

"Cemburu ya lo?"

Detik itu juga bantal melayang ke muka Sarah. Siapa lagi pelakunya jika bukan Kayla.

"Hahahahaha biasa aja dong!!!"

"Mulut lo tuh dijaga!"

"Iya, iya...."

Setelahnya Kayla merapihkan bajunya dan mulai masuk ke dalam selimut bersiap untuk tidur.

"Kay."

"Apaan lagi?" posisi Kayla kini sudah membelakangi Sarah dengan tidur menyamping kanan.

"Tadi kak Kainan nanya apaan ke lo?"

Kayla yang sudah menutup matanya, kini membuka kembali matanya, namun dengan posisi badan masih sama.

Tidak langsung menjawab pertanyaan Sarah, Kayla terdiam cukup lama. Membuatnya teringat atas kejadian tadi.

"Gapapa." akhirnya Kayla menjawab.

"Ih, gapapa kata lo itu ga mungkin!"

"Udah malem gue mau tidur." Kayla langsung menutup matanya kembali walaupun dalam pikirannya sedang ramai dengan ingatan-ingatan tadi sore.

Sarah yang masih terus merengek tidak menuaikan hasil apapun. Rasa ingin tahunya tentang kejadian tadi sore yang sayang sekali ia lewatkan momen itu. Pergi ke toilet tadi hanya kedok semata. Sarah ingin mendengar percakapan mereka berdua diam-diam. Semua yang ia rencanakan tidak semulus eksekusinya. Jarak ruang tamu dengan toilet yang ditujunya sangat jauh. Sesekali Sarah sedikit mendekat, namun nihil. Suara Kainan dan Kayla seperti lenyap tidak terdengar sama sekali.

K.A.Y.L.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang