Chapter 22

1.2K 122 3
                                    

Sudah seminggu berlalu Felix sadar dari tidurnya, kini dia melangkahkan kakinya keluar untuk pergi menemui phoenix biru itu, dia harus pergi, dia harus menemukannya karena dia ingin menyelamatkan Daryan, apapun akan dia lakukan kalau itu bisa membuatnya bertemu dengan Daryan.

"Felix, kau ingin kemana?" ujar David menemukan Felix sudah berdiri di ambang pintu

Felix membalikkan badannya melihat kearah David
"Aku harus pergi kak, ada yang harus kulakukan dan ini sangat penting."

"Bagaimana kalau kita pergi bersama? Kakak takut terjadi sesuatu denganmu," ujar David dengan lembut

Felix menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak perlu, biarkan aku pergi sendirian, kalian tetaplah disini, maafkan aku."

David menatap Felix dengan nanar, dia tau adiknya itu sedang frustasi karena berpisah begitu saja dengan Daryan, bahkan kini tidak ada kabar apapun mengenai Daryan, sejak dia bangun Felix jarang tersenyum bahkan dia sering melamun memandangi kalungnya, tubuhnya memang disini tapi jiwanya seakan tidak berada ditubuhnya

Sekarang dia bingung apakah dia akan membiarkan adiknya pergi sendirian atau tidak, kini dia tidak tau harus melakukan apa, sebuah tepukan dibahu menyadarkannya, Airis tersenyum lembut dan maju kedepan untuk menghampiri Felix yang sedang menundukkan kepalanya

"Felix, apa yang ingin pergi mencari sesuatu?" ujar Airis dengan lembut seraya menggenggam kedua telapak tangan Felix

"Mn. Aku harus pergi menemuinya," Felix menganggukkan kepalanya dan menatap Airis

"Kenapa kau ingin menemuinya? Apakah itu sesuatu yang sangat penting?" ujar Airis dengan pelan

"Itu sangat penting, hanya itu cara satu-satunya agar aku bisa menemui Daryan," ujar Felix dengan nadanya yang begitu pelan

"Daryan? Apa kau menemukan sesuatu tentangnya?" tanya Airis dengan mengerutkan dahinya

"Aku sedikit mendapatkan petunjuk, jadi biarkan aku pergi sendiri," ujar Felix dengan yakin

"Felix, bukannya kakak tidak mengijinkanmu, tapi bukankah kalau kita mencarinya bersama-sama itu akan lebih memudahkanmu?" ujar David mendekati Felix

"Kakakmu benar Felix, kita semua bisa membantumu," ujar Airis meyakinkan Felix tapi sayang Felix tetap pada pendiriannya kalau dia ingin pergi sendirian

"Maafkan aku, aku sangat berterimakasih pada kalian, maafkan aku kakak bukan maksudku untuk mengecewakanmu atau menolak tawaranmu, aku sangat menghargai tawaran kalian, tapi kali ini aku mohon biarkan aku pergi sendiri, aku berjanji akan segera kembali," ujar Felix dengan air matanya yang mulai turun dan meremas erat tangan Airis

"Kak Airis, kak David dan kalian semua, sekali lagi maafkan aku, aku mohon jangan marah padaku, untuk kali ini saja biarkan aku menyelesaikan masalah ini, aku tidak akan membuat kalian khawatir," ujar Felix yang sedikit terisak, dia tau kakaknya dan yang lain pasti kecewa padanya, tapi dia tidak bisa menerima tawaran mereka karena Felix tidak ingin mereka terluka lagi

Felix merasakan tubuhnya masuk ke dalam pelukan hangat kakaknya, dia meremas baju kakaknya dengan erat dan terisak dengan keras, David mengelus rambut Felix sesekali mengusap punggung Felix dengan lembut untuk menenangkan adiknya, dibalik sifat adiknya yang dingin dia sebenarnya adalah orang yang rapuh walaupun jarang menunjukkannya didepan orang lain

"Jangan menangis heum, kalau Daryan tau kau menangis seperti ini, kakak pasti akan langsung dibunuh olehnya, baiklah kakak mengijinkanmu untuk pergi," ujar David melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Felix, aahh dia sangat sakit melihat adiknya menangis seperti ini karena dirinya

[BL] KINGDOM HEARTS  [END]Where stories live. Discover now