Chapter 14

1.6K 166 2
                                    

Pagi hari pun tiba Felix terbangun lebih awal dan merasakan bahwa dirinya masih didalam pelukan hangat Daryan, Felix mencoba untuk menyamping menghadap tepat di wajah Daryan, Felix merasakan nafas Daryan yang menyentuh wajahnya, Felix mengangkat tangannya meneliti wajah Daryan yang sangat tampan mulai dari mata, turun ke hidung dan bibir Daryan

Dia teringat tadi malam bagaimana Daryan menciumnya dengan lembut seakan menenangkannya, Felix sedikit menyunggingkan senyumannya, Felix menyentuh rahang Daryan yang tegas, lihatlah sekarang dia berdecak dalam hati karena Daryan begitu sempurna dimatanya

Tanpa disadari saat Felix asik melamun Daryan membuka matanya dan menangkap tangan Felix yang masih bertengger di wajahnya kemudian menciumnya

"Selamat pagi sayang, kau sudah bangun," ujar Daryan dengan suara sedikit serak

Felix tersadar dan mengerjapkan matanya berkali-berkali dan berkata dengan gugup

"Se-selamat pagi juga, eu.. eumm aku sudah bangun," ujar Felix dengan suara gugupnya

Daryan mengusap pipi Felix dan sedikit memberikan kecupan disana, membuat Felix harus membulatkan matanya, Daryan yang melihat itu tersenyum

"Apa kau sudah tenang sayang?" ujar Daryan dengan lembut

"Ak-aku baik-baik saja, dan juga aku sudah memutuskannya," ujar Felix dengan suaranya yang kecil

"Tidak usah terlalu terburu-buru sayang, kita bisa menundanya untuk kembali," ujar Daryan kepada Felix

"Ti-tidak, karena ini sudah keputusanku, aku akan ikut de-denganmu," ujar Felix menundukkan wajahnya

"Kau yakin?" ujar Daryan menyingkirkan rambut Felix yang menutupi wajahnya

"Ak-aku yakin, karena ini sudah menjadi tugasku," ujar Felix

"Baiklah kalau itu keputusanmu, setelah kita sampai disana kita bisa melatih kekuatanmu agar kau bisa terbiasa mengendalikannya, aku akan membantumu," ujar Daryan tersenyum lembut

"Eum terimakasih Daryan," ujar Felix tersenyum membuat Daryan yang melihat senyuman Felix untuk pertama kali terpana

"Kau tidak perlu berterimakasih sayang, itu sudah menjadi tugasku sebagai calon suamimu," ujar Daryan dengan tenang

Felix yang mendengar kata ' calon suami ' dari bibir Daryan mendadak pipinya memanas, biasanya dia akan memaki Daryan dengan segala umpatan yang ada, tapi entah kenapa kali ini seperti tersipu?

"He-hentikan itu, sekarang lepaskan pelukanmu ini," ujar Felix mendorong Daryan

"Baiklah, sekarang bergegaslah mandi sayang, oh atau kita mandi bersama? Aku akan dengan senang hati menerimanya," ujar Daryan menaikkan alisnya dan tersenyum penuh arti pada Felix

"Buk! "

"Hentikan omonganmu itu dasar orang mesum," ujar Felix menatap tajam pada Daryan dan berlalu memasuki kamar mandi

Daryan hanya terkekeh puas telah menggoda Felix, akhirnya Daryan beranjak dari ranjang dan menuju ruang makan

Tidak lama kemudian Felix turun kebawah dan menyapa orang yang berada di ruang makan

"Selamat pagi semuanya," ujar Felix

"Selamat pagi adik manis," ujar Airis dan David secara bersamaan dengan tersenyum

"Kakak senang kau sudah tidak mengurung dirimu lagi, maafkan kakak karena memaksamu," ujar David menatap Felix

"Kakak tidak perlu meminta maaf, lagi pula aku sudah memutuskannya," ujar Felix dengan tenang

"Kau yakin dengan keputusanmu Felix?" ujar Airis kepada Felix

"Aku sangat yakin, kalian tidak perlu khawatir," ujar Felix

"Baiklah kalau itu keputusanmu," ujar David tersenyum lembut kepada Felix

Sarapan pagi hari itu berjalan seperti biasanya, Felix kini duduk di taman belakang mansionnya mengeluarkan ponselnya dan menelfon seseorang, seseorang disana pun menjawab

"Halo Felix? Kau kemana saja? Kenapa tidak pernah menelfonku?" seru Gian dengan sedikit keras

"Hei Gian bisakah kau tidak perlu berteriak seperti itu! Kau membuat telingaku sakit," ujar Felix kesal

"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan, katakan padaku kemana saja kau hah?" ujar Gian

"Kau pikir aku kemana? Aku baru saja ingat untuk menelfonmu," ujar Felix kepada Gian

"Eh...  berarti kau selama ini tidak mengingatku? Kau jahat sekali Felix," ujar Gian dengan dramatis

"Hentikan nada memelasmu itu, aku ingin muntah mendengarnya," ujar Felix dengan datar

"Ukh Felix kita satu ini sangat jahat pada sahabatnya sendiri, pertama kau bilang kau baru ingat padaku dan sekarang kau bilang kau jijik padaku, ooohh dewa kenapa aku punya sahabat dengan mulut tajam sepertinya," ujar Gian dengan nelangsa

Felix yang mendengarnya hanya menatap datar pada ponselnya

"Hentikan omong kosongmu itu, atau aku akan tutup telfon ini dan kau tidak usah menelfonku lagi," ujar Felix kepada Gian

"Eh..... Ehh...... Iya iya jangan ditutup telfonnya oke, Felix jangan ngambek, nanti aku belikan coklat yang banyak deh ya yaa...." ujar Gian

"Aku hanya ingin bilang sesuatu padamu Gian," ujar Felix dengan suara serius

"Eehh.... Kau mau bilang apa? Apa kau mau bilang kalau kau tertarik padaku? Aku akan dengan senang hati menerima cintamu," ujar Gian yang salah mengartikan

"Aku tutup, bye,"

"Eehhh jangan...... Baik-baik, nah Felix kau ingin bilang apa?

"Aku hanya ingin bilang kalau aku akan pindah, dan aku..... Tidak akan satu kampus lagi denganmu,"

"Kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Tidak, tidak ada jadi aku hanya ingin bilang itu padamu,"

"Haaaaa baiklah, aku pasti akan merasa kesepian tanpamu, dan kau jaga dirimu baik-baik dan jangan lupakan aku, oh dan satu lagi sering-seringlah berkunjung kerumahku,"

"Eum terimakasih karena sudah mau menjadi temanku,"

"Tidak masalah Felix, ya sudah aku tutup ya telfonnya, hei ingat kau kurangi lah sifat dinginmu itu, kalau tidak nanti tidak akan ada yang mau berteman denganmu," ujar Gian

"Terserah kau saja," ujar Felix mengakhiri dan telfon itu berakhir

Felix menerawang ke atas karena besok dia harus ikut atau bisa dibilang akan kembali kedunia asalnya, tapi disini dia juga merasa damai dan mempunyai sahabat yang sangat menyayanginya

"Semoga saja keputusanku sudah benar," ujar Felix

----------------
TBC

Maaf kalau chapter ini pendek 😂
See you next chapter 😘❤

[BL] KINGDOM HEARTS  [END]Where stories live. Discover now