Bukan Sahabat | 27 | Membiasakan diri tanpa dia

81 6 0
                                    

"Sejujurnya sulit untuk beradaptasi tanpa hadirnya kamu."
- Cattleya Minerva.

***

Gadis bermata tajam itu sedang melihat terangnya bintang pada malam hari ini. Angin yang mulai menancap pada kulit gadis itu mulai terasa, membuatnya kedinginan karena hanya memakai kaos oblong putih.

Pemandangan malam ini sangat indah, tapi tidak seindah jalan ceritanya. Sejujurnya sulit sekali beradaptasi seperti ini. Lagi-lagi sendirian tanpa ada suara atau tawa dari dia. Tapi, semua sudah menjadi bubur, yang lalu tetaplah berlalu. Mau diapakan lagi juga akan tetap seperti ini, bukan? Leya tidak bisa memaksakan takdir.

Sudah terhitung 2 minggu berlalu, namun keadaan hatinya masih sama. Trauma, galau, dan kesepian.

Awalnya Leya mempercayai cinta lagi karena hadirnya Bimo dan Bara. Nyatanya mereka juga sama dengan sekian banyaknya orang yang telah Leya kenal. Hanya sementara dan menyakitkan.

Leya memang belum terbiasa, belum juga bisa melupakan. Semuanya masih tersimpan di dalam memori kepalanya. Awal pertemuan yang tidak sengaja di Stadion, Bimo yang berubah tiba-tiba. Leya yang cupu dan polos bisa dekat dengan cowok ganteng di sekolahnya. Jalan berdua, naik motor berdua. Bahkan bisa ngerasain rasanya pegangan dan nonton bioskop berdua dengan pacar.
Semuanya masih seperti mimpi bagi Leya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa kehidupannya bisa seperti cerita-cerita yang ia baca. Sungguh banyak drama dan liku-liku. Banyak kebetulan-kebetulan yang Leya sendiri tak tau kenapa bisa terjadi.

Tapi, dari semuanya, ia bersyukur, sangat malahan. Setidaknya dia bisa merasakan gimana rasanya dicintai, diperjuangi, dan disakiti oleh seseorang yang ia cinta.

Bintang-bintang di atas sana adalah teman Leya. Begitu juga dengan Bulan, kamarnya, dan kegelapan. Kembali ke masa awal. Semuanya.

Leya tetaplah akan menjadi Leya dari Cattleya Minerva. Pada dasarnya ia akan kembali pada pintu kegelapan. Setelah cahaya hidup dan warna warni hidup menyambutnya.

Bimo, Bara, Lusi, dan Dirga. Empat orang yang berkeliling membuat drama ini. Bermula dari Bimo dan berakhir dengan Bara. Dirga dan Lusi adalah penyebab kehancuran. Benar-benar skenario yang rumit.

Leya bahkan tak bisa banyak berpikir lagi karena ini semua seperti takdir yang berjalan secara kebetulan. Bagaimana bisa? Tentu saja hanya Tuhan yang tau, Leya hanya merasakan semuanya.

Tapi, dari semuanya ada satu titik terang kecil yang membuat Leya masih tidak percaya. Sahabat lamanya.

Naya, Tiya, Vira, dan Fero. Empat orang yang ia temui dan ia kenal dalam deretan tahun dan waktu yang berbeda.

Awalnya Leya menyangka bahwa mereka akan berakhir sama seperti orang-orang yang pernah ia temui sebelumnya.

Berkata kita adalah sahabat selamanya, saling bercerita, namun meninggalkan tanpa tau sebabnya. Mencaci, mengatakan hal yang tidak-tidak tentangnya. Trauma itu membuat Leya sulit untuk terbuka pada orang lain.

Bersyukur saja karena Leya tidak mengatakan apapun masalah keluarganya kepada Lusi. Nyatanya Lusi sama dengan yang lain, sama-sama mengkhianatinya dan meninggalkannya.

Bimo dan Bara juga meninggalkannya. Orangtua juga sama, tak pernah ada untuknya. Terkadang Leya bepikir untuk apa ia masih bisa bernapas hingga kini?

Bukan Sahabat [Completed✔️]Where stories live. Discover now