Bukan Sahabat | 07 | Kejadian di Stadion

245 18 58
                                    

HAI SEMUA! KETA KEMBALI UPDATE NIH😚
Jangan lupa buat vote dan komen di tiap bagiannya😚
HAPPY READING!💖💖💖
~~~~~

"Kamu membuatku selalu nyaman."
- Cattleya Minerva.

***

Bel istirahat berbunyi menggema di setiap koridor sekolah SMA 2 Palapa. Kelas X IPS 2 yang kebetulan dekat dengan suara speaker sekolah. Membuat kelas tersebut didominasikan suara bel yang tak berhenti-hentinya berbunyi.

Leya merapikan buku-buku dan kotak pensil yang berada di atas mejanya. Dengan gerakan cepat ia memasukan ke dalam tasnya.

Karena kelasnya lagi-lagi mendapatkan jam kosong. Sehingga anak-anak kelas mereka seenaknya saja. Ada yang langsung pulang tanpa berdoa. Ada yang berdoa dulu di bangkunya. Ada yang dandan dulu sambil bersolek di cermin. Ada yang masih sempat-sempatnya bermain bola di dalam kelas.

"Astaga, kelas gue random banget," ujar Leya dalam hatinya.

Leya berdoa di bangkunya, lalu setelah selesai ia bangkit dan melangkahkan kaki keluar kelas. Leya mengeluarkan ponselnya di saku androk abu-abunya untuk menelpon Papa-nya.

Sambungan telpon terhubung.

"Halo Papa. Jemput Leya sekarang ya? Udah pulang Leya."

"Aduh Leya, kamu bisa minta anterin temen kamu pulang gak? Atau kamu naik ojek online. Papa lagi ada meeting dadakan sama atasan Papa."

"Tapi, temen-temen Leya rata-rata gak ada yang bawa motor."

Leya tak berbohong. Teman-temannya seperti Lusi, Yona, Sisil, dan Dirga. Gak ada satupun dari mereka yang membawa motor. Kecuali ...

"Yaudah kamu naik ojek online saja. Nanti uangnya Papa ganti ya Leya. Hati-hati."

Dimatikan.

"Aduh, apa dia mau anterin gue?"

Leya menunggu di depan kelas sambil duduk di bangku panjang. Leya celingak celingukan ke kanan dan kiri untuk mencari seseorang.

Hanya dia yang bisa Leya andalkan kali ini. Karena Leya gak bisa naik ojek online. Bukannya tak ada uang. Tapi, Leya orangnya kaku dan gak bisa terlalu lama dengan orang asing. Dia risih dan canggung.

Ada sekitar 30 menit berlalu. Leya membuang napasnya gusar. Lalu membuka ponselnya.

"Kalo dichat, dia liat gak ya?"

Leya mengetik sesuatu untuk dikirimkan ke seseorang yang ia tunggu dari tadi.

Terkirim!

Leya menunggu sambil gelisah. Jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat. Tangannya dingin secara mendadak.

Tak lama setelah itu, suara langkah dari arah kanan terdengar menuju ke arah Leya. Semakin dekat dan semakin dekat.

"Ayo pulang."

***

Leya makin menjadi gugup. Salting bukan main. Tangannya dingin sampai dia harus memeras androknya berkali-kali. Jantungnya seperti ingin meledak. Tubuhnya linglung karena kegugupannya. Di tambah lagi aroma wangi maskulin yang memasuki rongga hidung Leya. Membuatnya makin seperti orang gila di atas motor.

"Ya?"

Leya mencondongkan tubuhnya ke depan. "Iya, kenapa Bim?"

"Gapapa. Lain kali kalo mau pulang bareng, bilang aja langsung. Kalo tau gini, 'kan gue bakalan bawa motor yang biasa aja, gak motor gede. Lo jadi kesusahan, 'kan? Mana lo gak bisa duduk miring kek cewek lagi," dumel Bimo dari balik helm birunya.

Bukan Sahabat [Completed✔️]Where stories live. Discover now