39. Aniza is Back

5K 702 54
                                    

"Bagaimana tadi ujiannya, Ve?" tanya Riri sembari berpaling pada Love yang baru saja naik ke mobilnya usai mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

Love mengangkat tangannya. "Jangan tanya! Please jangan tanya!"

Riri terkekeh. "Tenang aja! Gue yakin lo bisa dapet. Lo tu pinter, cuma gak ada niat doang. Untung si Miki itu bisa mancing niat lo... "

"Mike, Mbak... Mike... Please dah!!"

"Iya itu, si Mike [Mike, lafal bahasa Indonesia]. Kalo gak karena dia... "

"Mbak Riri, namanya Mike [Maik, lafal bahasa Inggris]" ralat Love lagi. Kali ini ia bahkan sedikit melotot.

"Issh, dia orang Endonesya ini... "

Love menggeram. "Mamanya orang bule, Mbak! Makanya namanya bule."

Riri mencibir. "Gitu deh! Pokoknya semua tentang Miii.... Maik ya Maik!!"

Seringai manis Love pun muncul. "Nah gitu dong. Kan enak jadinya kuping Love." Ia menyandarkan punggungnya ke jok mobil. "Oke! Kita ke kantor Mas Mike sekarang!"

Riri hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan menginjak gas, mempercepat laju mobil.

Sebelum datang, Love mengirim pesan.

[Ujian Love sudah selesai, Mas.]

[Love lagi otw ke kantor Mas]

Di ruang visual meeting, bersama dengan lebih dari lima belas jajaran manajerial berkumpul, Mike duduk menatap layar besar di depan mereka. Salah satu manajer sedang memaparkan situasi terakhir setelah kampanye New Mahkota yang baru mereka luncurkan. Seluruh hasil hari ini menunjukkan kinerja seluruh tim keseluruhan, jadi para manajer tak berani berulah.

Meski mereka tahu, keadaannya jauh lebih baik, tak ada yang tahu bagaimana mood Mike. Restrukturisasi yang dilakukan Mike benar-benar berhasil mematahkan keberanian semua orang.

Saat ini bisa saja mereka duduk nyaman sebagai manajer, tapi dua tiga hari ke depan, mungkin mereka sudah berada di jalan sebagai pencari kerja. Ketika Mike tak berkata apapun, mereka pun diam seribu bahasa menunggu.

Sampai tiba-tiba terdengar suara manja seorang gadis. 'ini pesan dari Love cantik, baca dong Mas Mike!'

Mike tertegun. Namun sedetik kemudian, terdengar lagi suara itu sekali lagi.

Seketika mulut-mulut yang bergerak menahan senyum dan tawa terlihat jelas di wajah-wajah para peserta meeting. Bahkan manajer yang sedang berdiri memberi presentasi juga berhenti bicara.

Ada yang terbatuk-batuk tak tahan, berusaha mengendalikan diri. Leni yang tadinya duduk di belakang Mike pun berdiri, menyodorkan ponsel Mike.

Mike hanya tersenyum tipis. Menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berdiri dan menatap Leni. "Kamu itu sekretarisku atau sekretaris Love, Len?" ujarnya, sambil mengambil ponselnya.

Leni tidak menjawab, hanya tersenyum simpul.

Mike tidak menjawab pesan Love usai membacanya, ia langsung menelpon gadis itu.

"Haloooo!"

"Gimana? Ujiannya sulit?" tanya Mike sambil membuka pintu ruang meeting. Berjalan hingga ke depan jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota di bawahnya.

Suara tawa terdengar. "Enggaaa! Insya Alloh, Love bisa!"

"Kamu mau ke sini?" tanya Mike lagi. Senyumnya mengembang membayangkan wajah gadis itu saat ini.

"Iya, boleh?" tanya Love.

"Umm... kalau kularang apa bisa?" Seringai Mike muncul.

"Enggak!"

CLBK (Cinta Love Bikin Kesal)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang