66. Pursuit Love (2)

4.6K 676 9
                                    

Love baru membuka pintu kamarnya, ketika...

"Assalamualaikum, Love!"

Suara berat itu membuat Love nyaris melompat. Mike? Mike di depan kamarnya? Apa pria ini tidak pulang semalaman?

"Waalaikum salam, Mas gak pulang?" tanya Love sambil memperhatikan penampilan Mike. Masih sama seperti kemarin.

Mike menggeleng. "Enggak, aku nginep di hotel deket sini. Cuma karena gak sempat bawa baju dan sebenarnya gak ada rencana nginep, jadi masih pake baju yang kemarin," katanya menjelaskan dengan enteng.

"Tapi mandi kan?" tanya Love dengan nada tidak senang sambil sedikit mengendus.

"Ya Alloh, Ve... ya iya mandi. Tenang aja! Aku tahu kamu gak suka suami jorok."

Love bergidik. "Suami apaan sih?! Terus ngapain di sini? Mas pulang sana, pergi kerja atau apalah. Jangan ganggu Love lagi! Kita... udah... putus. Oke?"

Mike duduk di kursi yang ada di teras itu. "Kamu udah baca berita pagi ini belum? Rame loh yang doain kita di komentar."

Tentu saja Love membacanya. Teman-teman di kampusnya bahkan mengirimkan kata selamat langsung padanya. Sejak Subuh tadi, ia sudah tak bisa tidur lagi karena sibuk menerima telepon dan menjawab pesan teman-temannya.

Ini baru pernyataan sepihak Mike yang mengatakan ia calon istrinya, bagaimana kalau mereka benar-benar menikah? Tiba-tiba Love merindukan Riri. Riri pasti punya seribu satu jawaban bijak untuk menjawab semua komentar itu.

"Mas, beneran deh Love harus gimana lagi supaya Mas sadar sih? Pulang doong. Please! Love lagi banyak tugas dan kuliah juga masih padat. Love gampang ke-distract. Please!"

Mike justru makin dekat. "Mau dibantuin? Gini-gini aku juga pernah ambil Manajemen. Aku lulus cum laude loh."

"Maaas... " keluh Love bingung.

"Love, aku hanya ingin kesempatan. Aku akui dulu gak menggunakan kesempatan dengan baik. Maka biarkan sekarang aku yang ngejar kamu. Yang ngeyakinin kamu. Gimana?"

"Mas... "

Mike tersenyum pahit. "Love, katamu... seseorang itu diinget atas dua hal. Sesuatu yang dicintai, atau yang dibenci. Aku gak mau kamu inget karena benci, Ve. Setidaknya kalau kamu gak sayang, jangan benci aku! Izinkan aku memperbaiki semuanya dulu!"

Love menghela napas. "Love gak pernah benci Mas kok. Love hanya gak bisa mencintai Mas kayak dulu lagi."

"Yakin? Yakin kamu gak benci? Lalu ini apa?" tanya Mike sambil menunjuk rahangnya yang kini benar-benar membiru dan sedikit bengkak. "Masih sakit loh ini."

Love memandang tak tega. "Maaf, Mas. Love kemarin kelepasan. Sungguh Love minta maaf."

"Karena itu beri aku kesempatan ya Ve?" bujuk Mike. Ia memandang Love dengan memelas. Memohon.

Love bukannya tidak mau. Tapi dulu ia menyadari betapa ia terlalu kekanakkan, mengikuti kata hati tanpa mempedulikan konsekuensinya. Ia tak bisa seperti itu lagi. Mike dikelilingi orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya dan jika sembarangan mengambil keputusan, Love bisa menggiring Mike menyakiti orang-orang yang menyayanginya.

Love bahkan masih belum tahu harus mempercayai Mike atau Aniza.

"Aku lapar, Ve. Ada makanan gak?" tanya Mike sambil memegang perutnya, melirik ke kamar Love.

Sesaat Love memandang Mike. Ia ingin sekali menolak, tapi melihat wajah Mike sedikit pucat. Ia mulai iba.

"Ada mie instan. Mau?" tanya Love. Ia tak lagi tega mengusir Mike.

CLBK (Cinta Love Bikin Kesal)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang