20. THE INVITATION

5.1K 784 13
                                    


Sambil menghela napas, Love turun dari mobil Mike. Lega bisa terlepas dari ruangan sempit dengan suasana kaku yang menjengkelkan sepanjang satu setengah jam.

Walaupun rumah mereka tak jauh, tapi berhubung apartemen Mike berada tepat di tengah kota, maka Mike tak bisa menghindari kemacetan parah kota Jakarta. Love sudah biasa dengan kemacetan itu, tapi ia tak terbiasa menghadapi kesunyian sepanjang jalan.

Tidak boleh bernyanyi. Tidak boleh menyetel musik. Tidak ada lawan bicara. Bahkan saat ia menghela napas berulang kali, Mike malah menegurnya.

"Berisik! Aku tau kamu kesal. Aku juga kesal. Tau begini tadi kamu kusuruh naik taksi aja!"

Love mencibir. "Tau gitu tadi Love juga mending naik TJ. Lebih cepat! Huh!"

"Sudah jangan berisik mulu!" kata Mike sambil menoleh sekilas

Lagi-lagi bibir Love maju. "Siapa yang berisik!? Masa orang bernapas aja gak boleh?"

"Aku juga bernapas tapi gak seberisik kamu."

Tangan Love mengepal. Ingin sekali ia meninju hidung pria tampan tapi bermulut sadis ini. Ia bukan kesal karena macet, tapi ia kesal menghadapi seorang Mike yang membosankan ini.

Bukannya sekali ini Love naik kendaraan di tengah kemacetan Jakarta, tapi baru kali ini menghadapi seseorang yang tak membolehkannya melakukan apapun di dalam mobil.

Karena itulah, begitu mobil berhenti menunggu pagar otomatis rumah Mike terbuka, Love sudah melompat keluar.

Sebelum menutup pintu mobil lagi, ia menjulurkan lidahnya. "Weeew!" lalu berlari ke rumahnya sendiri sebelum sempat dicegah oleh Mike.

Bergegas Love masuk melalui pintu kecil di sisi pagar rumahnya. Hanya ada Anto yang sedang menyiram tanaman. Mereka saling menyapa sebelum Love masuk ke rumahnya.

"Assalamualaikuuum!" teriak Love keras sambil membuka pintu rumah.

"Waalaikum salam!" suara wanita dari arah dapur menjawab salam Love. Bik Titin.

Love buru-buru ke dapur. "Ayah mana, Bik?" tanyanya.

Bik Titin tersenyum. "Ayah Non baru aja pergi ke kantor."

"Tapi ini kan hari libur! Apa Ayah gak kuatir Love semalaman gak pulang?" cecar Love dengan wajah berubah suram.

"Semalam teman Non udah nelpon, jadi Ayah Non gak kuatir lagi. Soal kantor, itu Bibik gak tau juga... " Bik Titin tak bisa menemukan alasan apapun.

Bik Titin tahu hari ini bukan hari biasa buat keluarga ini. Kedua Ayah dan anak ini menghadapi hari ini selama dua tahun terakhir dengan saling menghindar.

Hari ini pun sama. Bik Titin tahu pekerjaan hanyalah alasan Ayah Love menghindari putrinya. Sama seperti Love yang memilih tak pulang semalaman.

Love kembali menghela napas. Satu-satunya yang bisa ia lakukan hari ini. Menerima dan pasrah.

Braak!!

"Honeeeey! Where are youuu? Happy Birthday to seventeen, Sweet Baby!" Suara Ricky berteriak di depan pintu terdengar nyaring bergema seantero rumah.

[Sayaaang! Di mana kamuuu? Selamat ulang tahun ke-17, Sayangku yang manis!]

Love memasang wajah datar. "Duh ya Allah, itu manusia ajaib bisa banget tau gue udah pulang."

Melihat Love keluar bersama Bik Titin dari dapur, wajah Ricky semakin ceria. Dengan riang ia mendekat pada Love.

"Ck ck ck... Masuk rumah orang itu ngasih salam, Rick! Bukannya tereak-tereak kayak tarzan di hutan," ujar Love sambil berpaling. Begitu juga Bik Titin.

CLBK (Cinta Love Bikin Kesal)  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang