17. THE SADDEST DAY

5.8K 805 7
                                    

Mike benar-benar merasa tak enak. Tentu saja, ia harusnya ingat kalau wajah ceria Love hanya bisa berubah sedih karena ibunya. Tak mungkin gadis ini terganggu hanya karena kehadiran seorang pria.

Mike ingat saat ia menolak cinta gadis ini, esoknya Love masih bisa tampil dengan baik di panggung. Love lebih tangguh dari yang ia perkirakan.

"Maaf, Ve... " gumam Mike pelan. Ia tak enak menuduh Love yang tidak-tidak.

Love tak menjawab dengan cepat, hanya membaringkan kepalanya yang lelah. Tapi ia menatap ke arah Mike.

"Love maafin. Tapi Love boleh ya mandangin Mas Mike sampe rumah nanti."

Giliran Mike yang tak menjawab. Ia memilih tetap berkonsentrasi mengemudikan mobilnya, berusaha sesegera mungkin keluar dari kemacetan yang membuat perjalanan ini makin terasa sangat panjang.

Sementara Love tersenyum tipis. Seminggu lebih ini ia selalu sulit tidur, meski sudah ditemani Bik Titin. Antara kangen pada pria di sampingnya ini, juga memikirkan hari penting yang semakin dekat. Sekarang hanya dengan memandangi Mike mengemudi dan mencium aroma parfum maskulin yang menguar dari tubuh pria ini, pikirannya terasa lebih tenang dan matanya mulai mengantuk.

"Tangan!" ucap Mike tiba-tiba sambil menyodorkan tangan kirinya ke arah Love.

Walaupun tak mengerti, Love menangkap tangan Mike yang segera menjalin kelima jarinya pada lima jari Love, lalu meletakkannya di paha pria itu, membuat Love meneguk liur. Apa Mike mengetahui kebiasaannya?

Tapi, alih-alih memikirkan hal itu, Love hanya tersenyum dan tetap memandangi pria itu sebelum akhirnya matanya perlahan terpejam.

Suara dengkuran pelan segera membuat Mike menoleh, dan ia tersenyum saat melihat mata Love yang terpejam dengan napas teratur.

Perlahan Mike melepaskan jalinan jari mereka, namun tetap membiarkan tangan Love menempel di pahanya. Mobil terus melaju kembali ke rumah mereka.

Tiba-tiba terdengar denting di ponsel Mike, membuatnya secepat kilat mengusap layarnya. Kuatir suara itu membangunkan Love. Tapi beberapa detik kemudian barulah Mike menyadari sesuatu.

Denting itu pengingat hari penting esok hari. Esok adalah hari istimewa sekaligus hari paling menyedihkan untuk Love.

Pasti Leni yang memasukkan tanggal ulang tahun perempuan yang dikiranya kekasih Mike. Hanya sekretarisnya yang bisa mengakses ponselnya.

Hari itu tepat dua tahun lalu, Love kehilangan ibunya untuk selamanya.

Hari ia seharusnya tersenyum bahagia, berganti dengan airmata untuk seterusnya.

Hari ulang tahunnya.

Untuk beberapa menit, Mike berpikir. Dua pilihan berkecamuk silih berganti di kepalanya, sebelum akhirnya ia menepikan mobil.

Cukup lama ia menatap wajah Love yang sedang tertidur, sebelum melirik jam di dasbor yang masih menunjukkan pukul 8 malam. Masih ada waktu untuk menjalankan rencananya.

Mike keluar dari dalam mobil, dan ia menelpon.

"Len, tolong kamu kontak orangtua Love dan info kalau malam ini Love menginap di rumahmu."

Di sisi telepon lain, Leni terdiam sebentar sebelum menjawab, "Maaf Pak... kalau Bapak... "

"Kamu dateng ke apartemen saya yang di Sentral. Beli kue dan apapun yang diperlukan untuk merayakan ulangtahun. Saya ingin Love merayakan ulangtahunnya di apartemen saya, bersamamu malam ini. Nanti kamu dan dia menginap saja di sana."

Terdengar helaan napas lega di ujung telepon. "Baik, Pak! Segera. Segera akan saya siapkan!"

Usai menelepon Leni, Mike teringat sesuatu. Ia menghubungi Manajer toko perhiasan langganannya.

CLBK (Cinta Love Bikin Kesal)  TAMATWhere stories live. Discover now