Chapter 25 - Trap For Everyone

Start from the beginning
                                    

Ia tidak bias memikirkan yang lebih buruk, selain satu nama, “Alfonso Diagello.”

James terkekeh seperti orang gila. “Aku tidak bisa menghindar, bukan? Aku yang harus menghadapinya, atau dia yang akan terus mengejarku.”

“Sial!” napas Lucas memburu. “Kapan kau bertemu dengannya.”

James menatap lurus ke depan. Tatapannya kosong, memori di kepalanya kembali membawanya pada ingatan tentang Alfonso yang berdiri dengan congkak di tengah pesta.

Tidak ada sedikit pun yang berubah dari pria itu, kecuali sorot matanya yang semakin dingin dengan dendam yang menumpuk.

Lucas memasukkan satu tangannya ke saku celananya, menggenggam pistolnya dengan penuh amarah. “Itu seminggu yang lalu, dan kau tidak mengatakan apapun padaku?! Apa kau sudah gila?!”

James diam. Ruangan itu menjadi hening, hanya ada sisa-sisa ketegangan yang menguap ke udara. Lucas duduk di samping James, menepuk punggung pria itu untuk memberikan sedikit ketenangan.

Keduanya berbagi luka sejak delapan tahun yang lalu. Saat ini mereka bukanlah seorang mafia yang berbahaya, namun hanya dua orang sahabat yang sudah melalui banyak hal berat selama hidup mereka.

Lucas tahu hal  apa yang sudah dilalui James, bagaimana pria itu terus berusaha untuk menemukan Nadine. Begitu pun sebaliknya.

Lucas merasa berhutang budi pada James. Pria itu sudah menyelamatkannya. James mengulurkan tangannya, saat tidak ada satu orang pun yang mamu menatapnya. Walaupun bukan lingkungan yang benar, James sudah membawanya ke dalam kehidupan yang lebih baik.

James menyelamatkannya di sebuah pelabuhan tua di Sisilia. Dia meringkuk di antara kontainer yang tersusun di pelabuhan. Di antara budak lainnya, James menyelamatkannya. Pria itu mengulurkan tangannya, tersenyum padanya dan menyambutnya seperti seorang keluarga.

Jika saat itu James tidak menyelamatkannya, mungkin ia sudah mati kelaparan di tempat antah berantah atau yang lebih buruk ia akan mati ditangan orang yang lebih berkuasa darinya.

Pemiliknya saat itu mungkin saja terus menyiksanya, memberikannya makanan bekas dan tidak memberinya minum selama beberapa hari. Itulah sosok Lucas sebelum bertemu James.

Korban dari perdagangan manusia  yang mengambil keuntungan dari seorang anak yatim piatu yang hanya hidup di jalanan.

“Kita akan menghadapinya bersama-sama, James.” Lucas berkata. Ia duduk di samping James, memeluk pria itu untuk mengatakan kalau ia akan selalu ada untuk pria itu.

“Saat aku menatapnya, aku tahu aku tidak akan bisa melawannya.” James berkata dengan suara kecil sebelum melanjutkan. “Dia berdiri kokoh di atas sana. Menungguku untuk mengusiknya. Alfonso semakin tak kenal takut… dan berbahaya.”

Lucas menyumpah. “Sial, James. Sejak kapan kau menjadi pria lemah seperti ini?!”

“Dengarkan aku,” ia membuat James untuk menatapnya. “Apapun yang terjadi, kita akan menghadapinya. Aku akan menjadi tameng paling depan, melindungimu. Mungkin ini saatnya untuk membayar semua kebaikan yang kau berikan untukku.”

***

Musim dingin, 11 Januari 2019
Markas Besar Federal Bureau of Investigation (FBI)

Chance Where stories live. Discover now